Pengaruh Perkuatan Mortar Jaket dengan Variasi Jarak Sengkang Bambu pada Kolom Beton Bertulang

Rofiq, Muhammad Ainur (2018) Pengaruh Perkuatan Mortar Jaket dengan Variasi Jarak Sengkang Bambu pada Kolom Beton Bertulang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sebuah bangunan terdiri dari beberapa elemen struktur, dimana salah satunya adalah kolom yang mempunyai fungsi sebagai penyalur seluruh beban bangunan menuju pondasi. Oleh karena itu kolom merupakan bagian terpenting dari sebuah bangunan, sehingga kolom harus diperhatikan secara serius dalam proses pengerjaannya. Apabila dalam proses pengerjaan dilakukan secara buruk maka struktur kolom akan mengalami kegagalan. Selain itu, struktur bangunan yang sudah berdiri kadang difungsikan tidak sesuai dengan yang direncanakan sehingga beban-beban yang bekerja pada struktur bangunan tersebut dapat melampaui dari yang diperhitungkan sebelumnya. Maka dibutuhkan adanya perkuatan terhadap kolom agar kolom dapat berfungsi sesuai dengan perencanaan awal. Semakin pesatnya kemajuan teknologi dunia konstruksi di Indonesia menimbulkan sebuah inovasi untuk perkuatan kolom dengan metode mortar jacketing. Pada penelitian ini digunakan kolom asli dengan dimensi 12x12x30 cm dengan tulangan utama dan sengkang dari tulangan baja, sedangkan kolom retrofit memiliki dimensi 18x18x25 cm dengan tulangan utama dari bambu petung dan sengkang dari bambu apus. Untuk kode kolom digunakan A.5 – A.6 dan B.5 – B.6. Dimana, kolom retrofit kode A.5 dan B.5 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dan 8 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan 5 x 10 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 7 cm, sedangkan kolom retrofit kode A.6 dan B.6 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dan 8 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan 5 x 10 mm dengan jarak antar tulangan transversal 11 cm. Sehingga hasil akhir dari penelitian ini adalah efektifitas pengekangan kolom retrofit. Pengujian kolom dilakukan menggunakan mesin uji tekan untuk memperoleh nilai gaya tekan dan dial gauge untuk memperoleh nilai defleksi. Pengujian kuat tekan tidak dilakukan pada kolom asli, melainkan hanya pada kolom retrofit. Hasil penelitian antara variasi A.5 dan A.6 diperoleh bahwa variasi A.5 memiliki peningkatan gaya tekan maksimum 61,78% sedangkan variasi A.6 meningkat sebesar 59,86%. Hal ini menunjukkan A.5 memiliki peningkatan gaya tekan maksimum yang lebih besar dibandingkan variasi A.6. Selain itu nilai modulus elastisitas dan kekakuan dari kolom retrofit A.5 juga memiliki nilai yang lebih tinggi sebesar masing-masing 177,69 % dan 145,54 % dibandingkan kolom retrofit A.6. Sedangkan untuk nilai peningkatan daktilitas variasi A.5 memiliki nilai efektifitas yang lebih besar sebesar 125,96 % dibandingkan kolom retrofit A.6. Sedangkan untuk penelitian antara variasi B.5 dan B.6 diperoleh bahwa variasi B.5 memiliki peningkatan gaya tekan maksimum 45,55 % sedangkan variasi B.6 meningkat sebesar 48,51 % dari kolom kontrol. Hal ini menunjukkan B.6 memiliki peningkatan gaya tekan maksimum yang lebih besar dibandingkan variasi B.5. Selain itu nilai modulus elastisitas dan kekakuan dari kolom retrofit B.5 juga memiliki nilai yang lebih rendah sebesar masing-masing 4,12 % dan 4,69 % dibandingkan kolom retrofit B.6. Sedangkan untuk nilai peningkatan daktilitas variasi B.5 memiliki nilai efektifitas yang lebih besar sebesar 39,67 % dibandingkan kolom retrofit B.6. Jadi dapat disimpulkan jarak sengkang yang lebih rapat lebih efektif, hal ini dikarenakan semakin rapat jarak sengkang semakin tinggi efek kekangan.

English Abstract

A building consists of several structural elements, one of them is column that has the function to distribute the entire load of the building towards the foundation. Therefore, the column is the most important part of a building, so the column must be considered seriously in the working process. If in the working process is done poorly, the column structure will fail. In addition, the structure of the building that has been established is sometimes not function appropriately based on the initial plan, so the load that work on the structure of the building can exceed limits that is previously calculated. Then, the reinforcement of the column is required to be functioned according to the previous planning. The rapid technological advancements in the world of construction in Indonesia have created an innovation for reinforcement of the columns through mortar jacketing method. In this study, initial columns with dimension of 12x12x30 cm were used with the main reinforcement and crossbar of steel reinforcement, while the retrofit column had dimensions of 18x18x25 cm with the main reinforcement of petung bamboo and crossbar of apus bamboo. For code of coloumn is used A.5 - A.6 and B.5 - B.6. That is, the retrofit column code A.5 and B.5 is a retrofit column that uses 4 pieces and 8 pieces of bamboo longitudinal with a size of 10 x 10 mm and 10 x 5 mm with a distance between 7 cm transversal reinforcement, compared to a retrofit column code A.6 and B.6 is a retrofit column that uses longitudinal reinforcement of bamboo as many as 4 pieces and 8 pieces with a size of 10 x 10 mm and 10 x 5 mm with a distance between transversal reinforcement 11 cm.. So the final result of this research is the effectiveness of retrofit column restraints. Column testing is conducted using a press test machine to obtain the value of the compressive force and dial gauge to obtain the deflection value. Testing of compressive strength is not carried out in the initial column, but only in the retrofit column. The results of the study between variations of A5 and A6 showed that variations in A5 had a increase in maximum compressive force of 61.78% while variations in A6 increased by 59.86%. This shows A5 has an increase in maximum compressive force which is greater than variation of A6. In addition, the modulus of elasticity and stiffness of the retrofit A5 column also has a higher value of 177,69 % and 145,54 %, respectively, than the retrofit A6 column. while the value of increase in A5 ductility has a greater effectiveness value of 125,96 % compared to retrofit A6 column. Whereas for the research between variations of B5 and B6 it was found that variations in B5 had a increase maximum in compressive force of 48,51 % while B6 variation increased by 45,55 %. This shows that B6 has an increase in maximum compressive force greater than variation in B5. In addition, the modulus of elasticity and stiffness of the retrofit column B5 also has a lower value of 4,12 % and 4,69 % compared to the retrofit B6 column. while the value of the increase in ductility of variation in B5 has a greater effectiveness value of 39,67 % compared to retrofit B6 column.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2018/1192/051900142
Uncontrolled Keywords: Jaket beton, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas. concrete jacket, effectiveness, compressive force, stiffness, elastic modulus, ductility.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering > 624.1 Structural engineering and underground construction > 624.18 Materials > 624.183 Masonry, cermic, allied materials > 624.183 4 Concrete > 624.183 41 Reinforced concrete (Ferroconcrete)
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 11 Feb 2019 02:36
Last Modified: 21 Mar 2022 07:20
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/162828
[thumbnail of Muhammad Ainur Rofiq.pdf]
Preview
Text
Muhammad Ainur Rofiq.pdf

Download (14MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item