Pengaruh Perkuatan Mortar Jacket dengan Variasi Konfigurasi Tulangan Longitudinal Bambu pada Kolom Beton Bertulang yang Mengalami Beban Puncak

Pratama, Dodi Rajendra (2018) Pengaruh Perkuatan Mortar Jacket dengan Variasi Konfigurasi Tulangan Longitudinal Bambu pada Kolom Beton Bertulang yang Mengalami Beban Puncak. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kolom merupakan bagian paling penting suatu struktur bangunan yang berfungsi meneruskan dan menerima beban dari balok. Dimana perlu diperhatikan apabila kolom mengalami kerusakan, kerusakan ini bisa terjadi karena gempa bumi, kesalahan perhitungan dan desain yang menyebabkan kehancuran dari sebuah struktur bangunan diindonesia. Seiring berkembangnya teknologi di bidang kontruksi Indonesia, banyak inovasi baru untuk mengatasi kerusakan kolom seperti salah satunya adalah perkuatan kolom. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukannya penelitian dengan inovasi jaket mortar sebagai pengganti beton dan tulangan bambu sebagai pengganti tulangan baja. Pada penelitian ini kolom asli mempunyai ukuran 12x12x30 cm dengan tulangan utama dan sengkang dari tulangan baja, sedangkan kolom retrofit memiliki ukuran 18x18x25 cm dengan bambu petung sebagai tulangan utama dan bambu apus sebagai sengkang. Untuk kode kolom digunakan A.1 – A.2 dan B.1 – B.2. Yaitu, kolom retrofit kode A.1 adalah kolom retrofit dengan menggunakan konfigurasi tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 7 cm, dibandingkan dengan kolom retrofit kode B.1 adalah kolom retrofit yang menggunakan konfigurasi tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 7 cm. Sedangkan kolom retrofit dengan kode A.2 adalah kolom retrofit yang menggunakan konfigurasi tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 11 cm, dibandingkan dengan kolom retrofit kode B.2 adalah kolom retrofit yang menggunakan konfigurasi tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 11 cm. Sehingga didapatkan hasil akhir dari penelitian ini adalah efektifitas pengekangan oleh kolom retrofit. Pengujian kolom dilakukan dengan mesin uji tekan untuk memperoleh nilai gaya tekan dan dial gauge untuk memperoleh nilai defleksi. Hasil penelitian antara kolom kode A.1 dan B.1 menunjukkan bahwa jenis kolom A.1 dengan konfigurasi tulangan bambu 4 buah ukuran 10 x 10 mm memiliki nilai gaya tekan maksimum yang sedikit lebih tinggi sebesar 11.08 % jika dibandingkan dengan kolom B.1. Sedangkan nilai kekakuan dan modulus elastisitas yang juga lebih tinggi jenis kolom A.1 yaitu sebesar 41.52 % dibandingkan jenis kolom B.1. Dan kolom A.1 memiliki nilai daktilitas yang lebih efektif dibandingkan dengan kolom B.1, dimana kolom A.1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 21.75 % sedangkan kolom B.1 mengalami penurunan daktilitas sebesar 3.24 %. Sedangkan penelitian antara kolom kode A.2 dan B.2, dapat disimpulkan kolom retrofit A.2 lebih efektif dibanding dengan kolom retrofit B.2. Karena efektifitas peningkatan daktilitas A.2 lebih besar 15.85 % dibandingkan B.2, serta gaya tekan maksimum kolom retrofit A.2 lebih tinggi dari pada kolom retrofit B.2 yaitu sebesar 7.27 %. Peningkatan daktilitas kolom retrofit A.1 dan A.2 lebih tinggi dari pada kolom B.1 dan B.2 yang hanya ditinjau pada saat beban puncak, dimana walaupun dengan rasio tulangan yang sama tulangan bambu kolom retrofit A.1 dan A.2 memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan B.1 dan B.2 yang menyebabkan tulangan akan menjadi lebih kaku dan berdeformasi lebih baik pada saat dan hingga beban mencapai maksimum.

English Abstract

Column is the most important part of a building structure that functions to pass on and receive the load from the beam. Where it should be noted if the column is damaged, that can occur due to an earthquake, miscalculation and design that caused the destruction of a buildings structure in Indonesia. With the development of technology in the field of construction in Indonesia, there are many new innovations to overcome column damage, one of them is column reinforcement. To overcome this problem, a study was conducted by innovating mortar jackets as a substitute for concrete and bamboo reinforcement as a substitute for RC Columns. In this study the original column has a size of 12x12x30 cm with the main reinforcement and stirring of steel reinforcement, while the retrofit column has a size of 18x18x25 cm with petung bamboo as the main reinforcement and apus bamboo as stirrups. For column using codes A.1 - A.2 and B.1 - B.2. Namely, the retrofit column code A.1 is a retrofit column using 4 pieces of bamboo longitudinal reinforcement configuration with a size of 10 x 10 mm and with a distance between transversal reinforcement 7cm, compared to the retrofit column code B.1 is a retrofit column using 8 pieces of bamboo longitudinal reinforcement configuration with a size of 10 x 5 mm and with a distance between transversal reinforcement 7 cm. While the retrofit column with code A.2 is a retrofit column that uses 4 pieces of bamboo longitudinal reinforcement configuration with a size of 10 x 10 mm and with a distance between transversal reinforcement 11 cm, compared with retrofit column code B.2 is a retrofit column that uses reinforcement configuration 8 longitudinal bamboo with a size of 10 x 5 mm and with a distance between transversal reinforcement 11 cm. So that the final result of this study is the effectiveness of restraint by retrofit columns. Column testing is done by a press test machine to obtain the value of the compressive force and dial gauge to obtain the deflection value. The results of the study between the columns of code A.1 and B.1 indicate that the type of column A.1 with a configuration of 4 pieces of bamboo reinforcement sized 10 x 10 mm has a slightly higher maximum compressive force of 11.08% compared to column B.1. While the value of stiffness and modulus of elasticity are also higher in the type of column A.1 which is equal to 41.52% compared to the type of column B.1. And column A.1 has a more effective ductility value compared to column B.1, where column A.1 has an increase in ductility of 21.75% while column B.1 has a decrease in ductility of 3.24%. While the research between the columns codes A.2 and B.2, it can be concluded that the retrofit column A.2 is more effective than the retrofit column B.2. Because the effectiveness of the A.2 increased ductility is 15.85% greater compared to B.2, and the maximum compressive force of the retrofit column A.2 is higher than the retrofit B.2 column which is 7.27%. The increasing ductility in retrofit column A.1 and A.2 is higher than in columns B.1 and B.2 which are only reviewed during peak loads, even with the same reinforcement ratio the bamboo retrofit columns A.1 and A.2 have a size that greater than B.1 and B.2 which causes the reinforcement to be more rigid and deforming better when and until the load reaches its maximum

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2018/1202/051900606
Uncontrolled Keywords: Jaket mortar, efektivitas, gaya tekan, kekakuan, modulus elastisitas, daktilitas. Mortar jacket, effectiveness, compressive force, stiffness, elastic modulus, ductility.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering > 624.1 Structural engineering and underground construction > 624.18 Materials > 624.183 Masonry, cermic, allied materials > 624.183 4 Concrete > 624.183 41 Reinforced concrete (Ferroconcrete)
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 11 Feb 2019 02:23
Last Modified: 16 Mar 2022 04:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/162804
[thumbnail of Dodi Rajendra Pratama.pdf]
Preview
Text
Dodi Rajendra Pratama.pdf

Download (13MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item