Zahro, Ulvatuz (2018) Pengembangan Desain Keamanan Rantai Pasok pada Perusahaan Third Party Logistics (3PL) dalam Bentuk Standardized Modular Service. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Keamanan rantai pasok (Supply Chain Security (SCS)) merupakan perihal yang penting dalam pengelolaan risiko bisnis. Perusahaan Third Party Logistics (3PL) sebagai salah satu pihak yang berperan penting dalam pengembangan kinerja rantai pasok. Third party logistics bertanggung jawab atas keamanan produk konsumen dari ancaman seperti pencurian, kerusakan, terorisme, selundupan illegal, seta senjata penghancuran masa. Keamanan rantai pasok merupakan salah satu bagian dari keamanan nasional di Indonesia yang di atur pada Peraturan Menteri Keuangan No 227/PMK.04/2014 tentang Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 32 Tahun 2015 tentang pengamanan kargo dan pos serta rantai pasok (Supply Chain) Kargo dan Pos yang diangkut dengan Pesawat Udara. Selain itu kasus kejahatan kargo yang terjadi kerap terjadi hingga kini, seperti pencurian kargo dan kerusakan merupakan kejadian yang sangat merupgikan, baik pihak providers maupun pihak konsumen. Oleh karena itu, 3PL adalah pihak yang secara langsung mempengaruhi kinerja keamanan rantai pasok, namun penelitian yang membahas keamanan pada 3PL masih terbatas. Penelitian ini merancang desain keamanan dengan menggunakan tool Quality Function Deployment (QFD) yaitu House of Quality (HOQ) yang terbagi menjadi tiga modul, yaitu modul servis, modul proses dan modul aktivitas. Tujuan dari breakdown modul pada QFD adalah agar 3PL dapat meningkatkan efisiensi dan mengembangkan upaya-upaya untuk mencapai Customer Requirements (CRs). Pada modul servis, Design Requirements (DRs) dijadikan sebagai input CRs modul proses, dan DRs modul proses akan dijadikan input CRs modul aktivitas. Pengumpulan data dilakukan dengan literature review, wawancara dan diskusi pihak 3PL yang dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sampel, pihak konsumen yang berjumlah 24 perusahaan pada tujuh kategori bidang industri. Dari hasil pengolahan data terdapat 5 macam CRs yaitu keamanan dan keselamatan kargo (Cargo Safety and Security), keamanan dan keselamatan armada pengiriman (Conveyance Safety and Security), Keamanan Fasilitas Perusahaan (Facility Security), Teknologi Informasi yang menunjang SCS (Information Technology Capability), dan Kapabilitas karyawan terkait SCS (Employee Capability). Untuk mencapai tujuan CRs, maka diperlukan desain teknis perusahaan 3PL. Design requirements terdiri dari lima aspek yaitu Manajemen Kargo (Cargo Management), Manajemen Armada Pengiriman (Conveyance Management), Manajemen Fasilitas Perusahaan (Facility Management), Pengembangan Teknologi dan Informasi terkait SCS (Information Technology) dan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) terkait SCS (Human Resource Management). Dari hasil penelitian, konsumen pada bidang industri yang berbeda menghasilkan bobot yang berbeda pada CRs sehingga terdapat perbedaan bobot pada aktivitas akhir rancangan SCS. Meskipun terjadi perbedaan bobot yang dihasilkan pada aktivitas akhir, prioritas aktivitas tidak berbeda terlalu signifikan antara satu bidang industri dengan yang lain. Aktivitas dengan prioritas tinggi adalah kombinasi aktivitas -aktivitas yang berkaitan dengan Manajemen SDM, dengan nilai aktivitas pengadaan training karyawan terkait supply chain security yang tertinggi yaitu 138.40. Training terkait SCS ang dapat dilakukan oleh perusahaan seperti traning sertifikasi C-TPAT, Hazardous Material, Fire Drill dan lainnya. Hasil dari penelitian ini di mana, manajemen SDM merupakan hal yang paling utama dikarenakan seluruh aktivitas operasional dijalankan oleh karyawan.
English Abstract
Supply Chain Security (SCS) has been recognized as an important part of business risk management. Third Party Logistics (3PL), as an actor of supply chain, play an important role in improving supply chain performance. 3PL is responsible for the safety of consumer products from threats such as theft, destruction, terrorism, illegal smuggling and weapon of mass destruction. Securing the supply chain is part of overall strategy for national security. In Indonesia, supply chain security is regulated in Regulation of Minister of Finance No. 227 / PMK.04 / 2014 on Certified Economic Operator and Regulation of Minister of Transportation No. 32 Year 2015 on Cargo and Post Security, and Airliner Cargo and Post Supply Chain. Supply chain security cases such as cargo thief and kargo destruction often occur in Indonesia. Therefore, 3PLs are key players in supply chains and directly affect supply chain security performance. However, there are limited literature about 3PL’s security issues. Research designs the security platform using Quality Function Deployment (QFD) which is divided into three modules, which are service module, process module and activity module. The purpose of the module breakdown in QFD is to provide 3PL in increasing the effectiveness and improving the customer orientation of security effort then called Customer Requirements (CRs). In the service module, Design Requirements (DRs) are used as CRs input in module process, and DRs of module process are used as CRs input in activity module. Inputs of CRs and DRs were obtained from literature review, in-depth interview of 3PL samples, and consumer samples which consisted of 24 companies in 7 categories. This research reveals five crucial practices of supply chain security according to consumer, 3PL and literature review, those crucial practices are Cargo Safety and Security, Conveyance Safety and Security, Facility Security, Information Technology Capability, Employee Capability. 3PL builds five practices to achieve CRs those are Cargo Management, Conveyance Management, Facility Management, Information Technology, and Human Resource Management . We found that consumers in different industry type give different weight of CRs, causing weigh difference in the final activity of the SCS design. Despite the differences in weights generated in the final activity, activity priorities do not differ significantly between one industry and the others. In the security platform design, activities with high priority are combination of activities related to Human Resource Management due to the facts that all security-related practices are carried out by the firms’ employees. One of the activity in high ranking is Internal training with score 138.40. Internal training which is related to SCS like Hazardous Material, C-TPAT certification, and Fire Drill. Employees are the people who enforce the security practices in a firm.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FT/2018/671/051807246 |
| Uncontrolled Keywords: | Rantai Pasok, Supply Chain Security (SCS), Third Party Logistics (3PL), QFD, Customer Requirements (CRs), Design Requirements (DRs) Supply Chain, Supply Chain Security (SCS), Third Party Logistics (3PL), Customer Requirements (CRs), Design Requirements (DRs) |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.7 Management of materials |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 28 May 2019 00:28 |
| Last Modified: | 15 Mar 2022 07:36 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/162545 |
Preview |
Text
Ulvatuz Zahro.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |