Fitriah, Faizah (2018) Perbandingan Hasil Analisa Kekeringan Menggunakan Metode Theory of Run dan Thornthwaite Mather Di DAS Rejoso Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kekeringan adalah kekurangan ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan air dan mengakibatkan dampak negatif bagi kebutuhan hidup sehari-hari, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Salah satu daerah yang sering dilanda kekeringan adalah Kabupaten Pasuruan. Menurut data BPBD Kabupaten Pasuruan tahun 2016 terdapat 10 kecamatan yang dilanda kekeringan. Studi ini bertujuan untuk menghasilkan peta sebaran kekeringan yang nantinya bisa digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah atau pemangku kepentingan dalam mengurangi daerah yang rawan terjadi kekeringan Lokasi studi berada di DAS Rejoso Kabupaten Pasuruan. Metode yang digunakan dalam menghitung sebaran kekeringan yang terjadi ada dua yaitu Metode Theory of Run dan Thornthwaite Mather. Perhitungan yang dilakukan Metode Theory of Run dan Thornthwaite Mather yang menggunakan data hujan selama 10 tahun dan data debit periode 2007-2016. Sedangkan data yang diperlukan dalam proses penggambaran peta sebaran kekeringan dibutuhkan peta batas DAS Rejoso, peta administrasi Kabupaten Pasuruan, peta jenis tanah, peta tata guna lahan, dan peta stasiun hujan. Hasil perhitungan indeks kekeringan dari kedua metode tersebut dibandingkan kesesuaiannya dengan pola data debit, dimana metode yang memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi digunakan sebagai dasar peta sebaran kekeringan DAS Rejoso dengan menggunakan interpolasi IDW dalam software ArcGIS 10.4 Hasil analisa metode Theory of Run menunjukkan bahwa Stasiun Panditan memiliki jumlah kekeringan terbesar yaitu 867,3 mm dengan durasi kekeringan sebesar 12 kejadian selama 10 tahun, sedangkan untuk Metode Thornthwaite Mather indeks kekeringan rerata terbesar tahun 2015 yaitu 94,55% yang termasuk klasifikasi kekeringan berat. Hasil analisa dari metode Theory of Run dan Thornthwaite Mather dibandingkan dengan pola data debit dimana Theory of Run memiliki kesesuaian sebesar 43,33% sedangkan Thornthwaite Mather sebesar 70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Thornthwaite Mather memiliki tingkat kesesuaian yang lebih baik. Hasil peta sebaran kekeringan dengan metode Thornthwaite Mather menunjukkan pada bulan Agustus dan bulan September merupakan bulan kering yang sering muncul selama 10 tahun (2007-2016). Sedangkan secara administrasi kekeringan melanda 105 desa dari 10 kecamatan yang tersebar di DAS Rejoso.
English Abstract
Drought is a shortage of water availability that is far below water requirements and has a negative impact on daily living needs, agriculture, economic and environmental activities. If not handled properly it will disrupt the survival of living things that require water and production processes that require water in the process. Further studies are needed by creating drought distribution maps aimed at assisting governments or stakeholders in reducing drought-prone areas The method used in calculating the spread of drought that occurs there are two methods of Theory of Run and Thornthwaite Mather. Calculations performed Theory of Run and Thornthwaite Mather Methods that use rain data for 10 years of measurement and discharge data. The process of depicting the drought distribution map requires boundary map of Rejoso watershed, administration map of Pasuruan Regency, land type map, land use map, and station map. The results of the drought index calculation of both methods are compared with the debit data pattern. then a method that has a high level of suitability can be made dewater distribution map Rejoso watershed by using interpolation IDW in software ArcGIS 10.4 The analysis result of Theory of Run method shows that Panditan Station has the biggest number of drought that is 867,3 mm with drought duration 12 incident for 10 years, whereas for Thornthwaite Mather Method biggest drought average index year 2015 is 94,55% which include classification of severe drought . The analysis of Theory of Run method and Thornthwaite Mather compared with the pattern of debit data where Theory of Run has a suitability of 43.33% while Thornthwaite Mather 70%. So it can be concluded that Thornthwaite Mather method has a better level of conformity. The result of drought distribution map with Thornthwaite Mather method shows in August and September is dry month which often appear for 10 years (2007-2016). While the administrative drought hit 105 villages from 10 districts scattered in the Rejoso watershed.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2018/714/051807466 |
Uncontrolled Keywords: | Kekeringan, Theory of Run, Thornthwaite Mather, Debit, Sebaran Kekeringan Drought, Theory of Run, Thornthwaite Mather, Discharge, Drough Distribution |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.14 Factors affecting production |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 15 May 2019 01:27 |
Last Modified: | 28 Oct 2021 01:40 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/162238 |
Preview |
Text
Faizah Fitriah.pdf Download (11MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |