Pengaruh Pengaplikasian Herbisida Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata)

Gustiani, Lidia Firina (2018) Pengaruh Pengaplikasian Herbisida Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kacang tunggak (Vigna unguiculata) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan, sehingga cocok dikembangkan pada lahan kering dibandingkan dengan jenis kacangkacangan lainnya. Kacang tunggak adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang menjadi sumber protein nabati dan jumlahnya berlimpah di Indonesia. Kandungan protein kacang tunggak adalah 22.90% sedangkan kacang kedelai 34.90% dan kacang hijau 22.20%. Salah satu kendala dalam budidaya kacang tunggak adalah gulma, sehingga terjadi kompetisi antara keduanya. Gulma merupakan kendala permanen terhadap produktivitas tanaman di sektor pertanian. Jika gulma tidak dikendalikan maka akan bersaing dengan tanaman utama untuk mendapatkan nutrisi, ruang, cahaya dan mengerahkan banyak efek berbahaya dengan mengurangi kualitas serta kuantitas dari tanaman utama. Oleh karena itu, agar dalam budidaya tanaman dapat dicapai hasil yang tinggi, maka kehadiran gulma harus dikendalikan. Pengedalian gulma biasanya menggunakan teknik penyiangan dan penggunaan herbisida. Penyiangan gulma dilakukan untuk membersihkan tanaman budidaya dari tumbuhan gulma yang dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman budidaya tersebut sehingga tanaman budidaya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal Efektivitas pemberian herbisida antara lain ditentukan oleh dosis herbisida. Salah satu herbisida yang dapat digunakan untuk pengendalian gulma pada budidaya kacang-kacangan dan bawang merah adalah herbisida berbahan aktif pendimethalin. Pendimethalin merupakan herbisida pra tumbuh (pre emergence) yang digunakan secara luas untuk mengendalikan gulma golongan rumput dan gulma berdaun lebar. Pendimethalin bekerja sebagai racun mikotik yang mengahambat perkembangan akar dan tajuk gulma yang baru berkecambah. Jarak tanam juga sangat mempengaruhi pertumbuhan gulma pada kacang tunggak. Jarak tanam sendiri berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dari kacang tunggak dan juga apabila jarak tanam terlalu lebar akan mengakibatkan pertumbuhan gulma meningkat. Oleh karena itu perlu adanya pemilihan jarak tanam yang tepat untuk dapat menekan pertumbuhan gulma, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil dari kacang tunggak. Penelitian telah dilaksanakan bulan April hingga Juni 2018 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Jatimulyo, Malang, Jawa Timur. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain cangkul, cetok, timbangan, oven, sprayer, penggaris, papan penanda, meteran dan gembor. Bahan digunakan dalam penelitian antara lain benih kacang tunggak, herbisida pra tumbuh berbahan aktif pendimethalin dan air. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Dengan jarak tanam (J) ditempatkan sebagai petak utama yang terdiri dari 2 taraf, yaitu : J1 : 40 cm x 20 cm, J2 : 30 cm x 20 cm. Anak petak adalah cara pengendalian gulma (G) yang terdiri dari 6 taraf yaitu: G1 : Tanpaiii penyiangan, G2 : Bebas Gulma (15 hst, 30 hst dan 45 hst), G3 : Pendimethalin 247,5 g ha-1, G4 : Pendimethalin 330 g ha-1, G5 : Pendimethalin 247,5 g ha-1 + Penyiangan 15 hst dan 30 hst . G6 : Pendimethalin 330 g ha-1 + Penyiangan 30 hst. Dari faktor tersebut didapatkan 12 kombinasi perlakuan dengan tiga kali ulangan sehingga diperoleh 30 satuan kombinasi percobaan. Tiap petak perlakuan terdapat 72 tanaman pada jarak tanam 40 x 20 cm dan 96 tanaman pada jarak tanam 30 x 20 cm. Data yang diperoleh dilakukan pengujian menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf nyata p = 0,05. Apabila terdapat pengaruh atau interaksi antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan. Uji perbandingan yang digunakan adalah uji BNT dengan taraf nyata p = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam 30 x 20 cm (J2) dan pengendalian gulma dengan pengaplikasian herbisida pendimethalin 247,50 g b.a ha-1 dengan kombinasi kegiatan penyiangan 15 dan 30 HST (G5) mampu menekan gulma jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pengendalian dan perlakuan pengendalian tanpa disertai dengan penyiangan, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pengaplikasian herbisida pendimethalin 330 g b.a ha-1 dengan penyiangan 30 HST (G6). Perlakuan jarak tanam dan pengendalian gulma mempengaruhi partumbuhan pada kacang tunggak, hasil penelitian menunjukkan tinggi tanaman pada kacang tunggak lebih tinggi pada jarak tanam 30 x 20 cm (J2) namun pada jumlah daun dan bobot kering tanaman lebih kecil, jika dibandingkan dengan jarak tanam 40 x 20 cm (J1) tinggi tanaman lebih pendek namun jumlah daun dan bobot kering tanaman lebih besar. Pada perlakuan pengaplikasian herbisida menunjukkan dengan pengaplikasian herbisida pendimethalin 247,50 g b.a ha-1 dengan penyiangan 15 dan 30 (G5) mampu meningkatkan tinggi tanaman namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pengaplikasian herbisida pendimethalin 330 g b.a ha-1 dengan penyiangan 30 HST (G6) dan perlakuan bebas gulma (G2). Jarak tanam 40 x 20 cm menghasilkan pertumbuhan tanaman utama lebih optimal jika dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam yang lebih sempit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen hasil dipengaruhi perlakuan jarak tanam serta perlakuan pengendalian gulma, diketahui komponen hasil terbaik diperoleh perlakuan jarak tanam yang lebih lebar yaitu 40 x 20 cm dengan pengendalian gulma pengaplikasian herbisida pendimethalin dengan kombinasi penyiangan 15 dan 30 HST namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan herbisida pendimethalin 330 g ha-1 dengan penyiangan 30 HST dan perlakuan bebas gulma pada 15, 30 dan 45 HST.

English Abstract

Cowpea (Vigna unguiculata) is a plant that is widely cultivated by community. This plant is resistant to drought, so it is suitable to be developed on dry land compared with other types of beans. Cowpea is one type of nuts that become a source of vegetable protein . Protein content of cowpea is 22.90% while soybean 34.90% and 22.20% green beans. One of the problems in cultivation of cowpea is weed so there is competition between weeds and cowpea. Weeds are a permanent problem with crop productivity in the agricultural sector. If weeds are not controlled then it will compete with the main crop to get nutrition, space, light and many harmful effects by reducing the quality as well as the quantity of the main crop. Therefore, in order to achieve high yield cultivation, the presence of weeds should be controlled. Weed weed control using weeding techniques and herbicides, manual weeding is done to clean cultivation plants from weeds that can interfere with the growth of cultivation plants so that cultivation plants can grow and develop optimally. The effectiveness of herbicide is determined by the dose of herbicide. One herbicide that can be used for weed control on the cultivation of beans is an active herbicide pendimethalin. Pendimethalin is a preemergence herbicide widely used to control grass-weed and broadleaf weeds. Pendimethalin works as a mycotic toxic that inhibits the development of newly germinated roots and weeds. Plant spacing also greatly affects the growth of weeds in cowpea. Plant spacing itself plays a role in increasing the growth of cowpea and also if the plant spacing is too wide will result in increased weed growth. Therefore, it is necessary to choose the right plant spacing to be able to suppress weed growth, thereby increasing the growth and yield of cowpea The research has been done on April to June 2018 on University of Brawijaya research area, Jatimulyo, Malang, East Java. The tools to be used in the research include hoe, cetok, scales, oven, knapsack sprayer, ruler, marker board, meter and bulb. Materials to be used in research include cowpea seeds, Prowl 330 EC herbicides and water. This research using Split Plot Design wiith plant spacing (J) placed as main plot consisting of 2 levels, namely: J1: 40 cm x 20 cm, J2: 30 cm x 20 cm. The subplot is a weed control method (G) consisting of 6 levels: G1: No weeding, G2: Weed Free (15 hst, 30 hst and 45 hst), G3: Pendimethalin 247.5 g ha- 1, G4: Pendimethalin 330 g ha-1, G5: Pendimethalin 247.5 g ha-1 + hand weeding 15 hst and 30 hst. G6: Pendimethalin 330 g ha-1 + hand weeding 30 hst. Of these factors obtained 12 treatment combinations with three replications so that obtained 30 units of experimental combination, each treatment plot has 72 plants on plant spacing 40 x 20 cm adn 93 plants on plant spacing 30 x 20 cm. The data obtained were tested using variance analysis (F test) with real level p = 0,05. If there is influence or interaction between treatments then continued with the comparison test between treatments. The comparison test used was LSD test with p = 0,05. Result of this research showed that application of herbicide 247,50 g a.i ha-1 with hand weeding at 15 and 30 DAP and plant spacing 30 x 20 cm has an effectv on dry weight of weeds when compare to treatment weedy (G1) and treatment application of herbicide without hand weeding, but not significant with treatment application of pendimethalin herbicide 330 g ha-1 with hand weeding 30 DAP (G6). Application of herbicide treatment and plant spacing has an effect on growth of cowpea. In treatment plant spacing 30 x 20 cm can increase height of plants but the number of leaves, leaves area and dry weight of plant are smaller than number of leaves, leaves area and dry weight of plant on plant spacing treatment 40 x 20 cm. On plant spacing treatment 40 x 20 cm the height of plants is smaller than plant spacing treatment 30 x 20 cm but the number of leaves, leaves area and dry weight of plants has increased. Application of pendimethalin herbicide 247,50 g a.i ha-1 with hand weeding 15 and 30 DAP (G5) can increase growth of cowpea but not significant with application of herbicide 330 g a.i ha-1 with hand weeding on 30 DAP (G6). Yield component of cowpea has increased with treatment plant spacing 40 x 20 cm. On application of herbicide 247,50 g a.i ha-1 with hand weeding on 15 and 30 DAPP (G5) can increase yield component, but not significant with 330 g ha- 1 with hand weeding at 30 DAP (G6) and weed free (G2)

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2018/883/051811413
Uncontrolled Keywords: Herbisida, Penyiangan, Pengendalian Hama, Jarak Tanam, Budidaya Kacang Tunggak
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests > 632.9 General topics of pest and disease control > 632.95 Pesticides > 632.954 Herbicides
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 20 Feb 2019 02:51
Last Modified: 20 Oct 2021 01:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161942
[thumbnail of LIDIA FIRINA GUSTIANI.pdf]
Preview
Text
LIDIA FIRINA GUSTIANI.pdf

Download (23MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item