Pertiw, Bentari Gilang (2018) Pengaruh Pemberian Pyraclostrobin Dan Azoxystrobin Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Jeruk (Citrus Reticulata) Dengan Teknik Sambung Pucuk Dan Inokulasi Penyakit Phytophthora. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman jeruk ialah tanaman hortikultura subtropika yang dimanfaatkan buahnya. Jeruk Keprok Batu 55, ialah varietas jeruk yang banyak diminati oleh masyarakat. Jeruk ini memiliki rasa yang manis, harga relatif murah dan kandungan vitamin C yang tinggi. Pada tahun 2009 sampai 2013 terjadi penurunan jumlah produksi jeruk Keprok karena terjadi serangan hama dan penyakit sehingga menyebabkan kecenderungan terjadinya peningkatan jumlah impor untuk memenuhi permintaan buah jeruk. Namun, pada tahun 2013 pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait hal pembatasan jumlah impor pada komoditas buah dan sayuran. Kebijakan ini dimaksudkan untuk melindungi jeruk lokal dan membatasi jeruk impor yang semakin menguasai pasar lokal. Kebijakan tersebut dapat menjadi tantangan bagi petani untuk mampu meningkatkan jumlah produksi jeruk. Tantangan bagi petani untuk mampu meningkatkan produksi ialah menciptakan teknologi-teknologi baru yang mampu meningkatkan produksi tanaman. Satu dari teknik pembibitan yang banyak digunakan ialah pembibitan tanaman jeruk dengan teknik sambung pucuk. Teknik ini memiliki kelebihan dapat menghasilkan buah seperti yang diinginkan serta memiliki umur berbuah lebih cepat. Namun, permasalahan yang sering terjadi ialah terjadinya dormansi mata tunas. Oleh karena itu, penggunaan zat pengatur tumbuh diharapkan mampu mematahkan dormansi mata tunas dan mampu meningkatkan jumlah produksi karena zat pengatur tumbuh dapat merangsang dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat pengatur tumbuh yang dapat digunakan ialah pyraclostrobin dan azoxystrobin yang mampu meningkatkan kandungan auksin dalam tanaman. Hormon auksin memiliki kelebihan dalam meningkatkan pembelahan sel dan mematahkan dormansi mata tunas pada tanaman. Selain dapat berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh, pyraclostrobin dan azoxystrobin juga memiliki kelebihan dalam pengendalian penyakitsehingga mampu mengatasi permasalahan serangan hama dan penyakit yang selama ini menjadi masalah utama dalam produksi jeruk. Penelitian ini telah dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika pada bulan Maret hingga Mei 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pyraclostrobin dan azoxystrobin. Penelitian ini terdiri dari 7 perlakuan yaitu kontrol dengan inokulasi penyakit, pyraclostrobin 2 g l-1, pyraclostrobin 3 g l-1, pyraclostrobin 0,4 ml l-1, pyraclostrobin 0,5 ml l-1, azoxystrobin 0,5 ml l-1, azoxystrobin 0,6 ml l-1diulang sebanyak 4 (empat) kali. Setiap perlakuan terdiri dari 10 tanaman, sehingga didapatkan 280 total tanaman. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah alat tulis, papan fiber plastik, label, penggaris, gembor, sprayer, timbangan analitik, gelas ukur, gunting pangkas, silet, cawan petri, pisau okulasi, dan bagan warna. Sedangkan untuk bahan yang digunakan ialah bibit tanaman jeruk kemudian air,ii pyraclostrobin, azoxystrobin sebagai perlakuan pada tanaman jeruk, plastik bening untuk sungkup, tali pengikat, media agar dan alkohol. Analisis data menggunakan analisis ragam (uji F) taraf 5% dan dilanjutkan dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5%. Pemberian pyraclostrobin dan azoxystrobin memberikan pengaruh yang nyata pada kecepatan pecah tunas, tinggi tunas, lebar daun pada 60 dan 67 HSS, panjang daun pada 60 dan 67 HSS, luas luka serangan dan persentase tanaman mati terserang penyakit phytophthora.Perlakuan pyraclostrobin T3 dengan konsentrasi 3 g l-1 menghasilkan rata-rata terbaik pada parameter lebar daun pada 60 dan 67 HSS, panjang daun pada 60 dan 67 HSS, kecepatan pecah tunas, luas luka serangan dan persentase tanaman mati terserang. Sedangkan perlakuan T7 (azoxystrobin 0,6 ml l-1) menghasilkan rata-rata terbaik pada parameter tinggi tanaman. Namun, pemberian pyraclostrobin dan azoxystrobin tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pada parameter jumlah daun, warna daun, persentase keberhasilan sambung pucuk, lebar daun pada 46 dan 53 HSS serta panjang daun pada 46 dan 53 HSS.
English Abstract
Citrus plant is a plant that belongs to the subtropical plants. One of orange varieties that many people in demand is Keprok Batu 55. It has a sweet taste, relatively cheap price and high vitamin C. In 2009 until 2013 there was a decrease number of Keprok production due to pests and diseases, and it causing a tendency to increase the number of imports to meet the demand for citrus fruits. However, in 2013 the government issued a policy related to the limitation of the amount of imports on fruit and vegetable commodities. This policy is intended to protect local citrus and limit the imported citrus which dominate the local market. These policies can be a challenge for farmers to be able to increase the amount of citrus production. The challenge for farmers to be able to increase production is creating new technologies that can increase citrus production. Grafting techniques is one of citrus plant nursery. This technique has advantages can produce fruit as desired and able to produce fruit faster. However, the problem that often occurs is the occurrence of bud dormancy. Therefore, the use of growth regulators is expected to break the bud dormancy and be able to increase the amount of production because growth regulating substances can stimulate the growth and development of plants. Plant growth substances that can be used are pyraclostrobin and azoxystrobin that can increase the content of auksin in plants. Auxin hormones have advantages in increasing cell division and breaking bud dormancy in plants. Pyraclostrobin and azoxystrobin also has advantages in disease control so as to overcome the problems of pests and diseases that have been a major problem in the production of citrus. This research held at Citrus and Subtropical Fruits Research Institute since Marchup to May 2018. The research used Randomized Block Design with pyraclostrobin and azoxystrobin as treatment. This research consisted of 7 treatments, namely control with disease inoculation, pyraclostrobin 2 g l-1, pyraclostrobin 3 g l-1, pyraclostrobin 0,4 ml l-1, pyraclostrobin 0,5 ml l-1, azoxystrobin 0,5 ml l-1, azoxystrobin 0,6 ml l-1 and repeated as many as 4 (four) time. Each treatment consists of 10 plants, so as to get 280 total plants. The tool used in this research is stationery, plastic fiber board, label, ruler, sprayer, analytical scales, ,measuring cup, cutting , oculation blades, petri dis, scalpeland leaf chart color. As for the materials used are citrus seeds then water, pyraclostrobin, azoxystrobin as a treatment of citrus plants, clear plastic, straps, media and alcohol. Data analysis using variance analysis (F test) 5% level and continued by using BNT test at 5% level. Pyraclostrobin and azoxystrobin gave a real effect on rate of bud rupture, shoot height, leaf width at 60 and 67 DAG, leaf length at 60 and 67 DAG, demaged areaand percentage of dead plants attacked. Treatment of pyraclostrobin T3 with a concentration of 3 g l-1able to improve on the leaf width at 60and 67 DAG, leaf length at 60 and 67 DAG, bud rupture rate, demaged area andiv percentage of dead plants attacked. While the T7 treatment (azoxystrobin 0.6 ml l- 1) able to improve of the shoot height parameters. However, pyraclostrobin and azoxystrobin had no significant effect on parameters on leaf number parameters, leaf color, percentage of grafting success, leaf width at 46 and 53 DAG and leaf length at 46 and 53 DAG.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/857/051811387 |
Uncontrolled Keywords: | jeruk |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 634 Orchards, fruits, forestry > 634.3 Citrus and moraceous fruits |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 22 Mar 2019 07:57 |
Last Modified: | 22 Mar 2019 07:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161871 |
Actions (login required)
View Item |