Penanganan Pinjaman Bermasalah Dengan Perjanjian “Tanggung Renteng” Yang Diberikan Kepada Karyawan Tidak Tetap (Studi Pada Koperasi Karyawan Sejahtera Pasuruan)

Nasmi, Maya Maulidya (2018) Penanganan Pinjaman Bermasalah Dengan Perjanjian “Tanggung Renteng” Yang Diberikan Kepada Karyawan Tidak Tetap (Studi Pada Koperasi Karyawan Sejahtera Pasuruan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kemajuan zaman turut mengembangkan koperasi menuju berbagai kalangan. Bukan hanya pada masyarakat umum saja, koperasi juga didirikan oleh para pekerja yang terdapat pada perusahaan yang kemudian menjadi koperasi karyawan Sejahtera. Koperasi karyawan Sejahtera diharapkan dapat menampung aspirasi karyawan dalam meningkatkan perekonomian. Didalamnya lebih berfokus pada kegiatan usaha simpan pinjam.karyawan yang menjadi anggota koperasi karyawan Sejahtera terdiri dari karyawan tetap dan tidak tetap. Karyawan tidak tetap dapat melakukan pinjaman dengan tanggung renteng. Pada praktiknya, pinjaman tanggung renteng sering kali tidak terselesaikan karena karyawan tidak tetap berhenti bekerja sebelum masa kontrak kerjanya berakhir. Kelompok tanggung renteng merasa keberatan untuk melunasi sisa hutang yang dimiliki debitur utama. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dilakukan perumusan masalah dalam penulisan ini adalah apa hambatan yang dihadapi guna menyelesaikan permasalahan pinjaman tanggung renteng yang terjadi serta menemukan upaya yang ditempuh guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara dengan beberapa pihak guna mendapatkan data-data yang mendukung terselesaikannya permasalahan yang terjadi. Dari perumusan masalah yang telah dilakukan, maka dapat diambil sutu kesimpulan bahwa yang menjadi hambatan dalam penyelesaian pinjaman dengan tanggung renteng adalah karyawan tidak tetap yang mengakhiri masa kerjanya sebelum masa kontrak kerja sehingga pinjaman tidak dapat dikembalikan secara utuh. Hal ini yang menyebabkan kelompok tanggung renteng merasa keberatan untuk menyelesaikan pinjaman yang dilakukan oleh debitur utama. Penyelesaian permasalahan dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perkoperasian serta ketentuan mengenai tanggung renteng pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Langkah yang dilakukan adalah dengan mengatur jumlah angsuran bagi kelompok tanggung renteng yang harus menyelesaikan pinjaman debitur utama. Dengan demikian koperasi karyawan tidak akan mengalami kerugian akibat tidak terselesaikannya pinjaman dengan tanggung renteng. Dengan demikian koperasi karyawan tidak akan mengalami kerugian akibat tidak terselesaikannya pinjaman dengan tanggung renteng.

English Abstract

The progress of the era helped develop cooperatives towards various groups. Not only in the general public, cooperatives were also established by workers in companies that later became cooperative employees Sejahtera. Sejahtera employee cooperatives are expected to be able to accommodate the aspirations of employees in improving the economy. It focuses more on savings and loan business activities. Employees who are members of the Sejahtera employee cooperative consist of permanent and non-permanent employees. Non-permanent employees can make loans with joint responsibility. In practice, joint liability loans are often not resolved because the employee does not stop working before the contract ends. The joint responsibility group feels objected to paying off the remaining debts of the main debtor. Based on the background of the problems described above, then the formulation of the problem can be done in this writing is what obstacles are faced in order to resolve the problem of joint liability loans that occur and find efforts taken to resolve the problems that occur. To be able to solve the problems that have been formulated above, the researcher collected data through interviews with several parties to obtain data that supports the resolution of the problems that occur. From the formulation of the problems that have been made, it can be concluded that the obstacle in resolving loans with joint responsibility is the non-permanent employees who terminate their tenure before the contract period so that the loan cannot be returned in its entirety. This causes the joint responsibility group to object to completing the loan made by the main debtor. Dispute resolution is based on the provisions of the legislation in the field of cooperatives as well as provisions on joint liability on the draft Civil Code (KUHPerdata). Steps to be done is to set the number of installments for the joint liability group must complete loan principal debtor. Thus the employee cooperative will not suffer losses due to the unsolved loan with joint responsibility. Thus the employee cooperative will not suffer losses due to the unsolved loan with joint responsibility

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2018/421/051811454
Uncontrolled Keywords: Pinjaman Bermasalah, Tanggung Renteng, Koperasi
Subjects: 300 Social sciences > 346 Private law > 346.07 Commercial law > 346.073 Loan
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 07 Jan 2019 03:08
Last Modified: 23 Oct 2021 07:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161842
[thumbnail of Maya Maulidya Nasmi.pdf]
Preview
Text
Maya Maulidya Nasmi.pdf

Download (32MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item