Mustafa, Ahmad Fathan (2018) Peran Pendampingan Penyuluh Pertanian Lapang (Ppl) Dalam Upaya Peningkatan Pola Konsumsi Rumah Tangga Petani Kopi (Studi Kasus Di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pola konsumsi oleh setiap individu harus sangat diperhatikan, dikarenakan pola konsumsi akan sangat mempengaruhi status gizi dari individu tersebut. Petani Kopi merupakan salah satu yang harus diperhatikan status gizinya agar lebih sehat dan produktif. Hal tersebut dikarenakan komoditas kopi adalah komoditas yang sedang mengalami peningkatan permintaan ekspor, sehingga produktivitas dari petani kopi harus dipertahankan dan ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan pola konsumsi petani kopi agar ideal adalah dengan cara meningkatkan pendapatan dan mengedukasi mengenai pola konsumsi ideal. Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dapat berperan dalam hal tersebut dikarenakan posisinya yang dekat dengan petani. Salah satu petani kopi yang dapat mengekspor hasil usahataninya terdapat di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, sehingga petani kopi di Kecamatan Dampit juga perlu ditingkatkan pola konsumsinya. Petani kopi di Kecamatan Dampit sudah cukup berhasil dalam kegiatan usahataninya, tapi hal tersebut tidak tergambar dari hasil skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang didapatkan Kecamatan Dampit dikarenakan skor yang rendah. Hal tersebut harus ditingkatkan oleh PPL melalui kegiatan pendampingan agar petani kopi lebih mengerti mengenai hal tersebut. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasikan unsur-unsur makanan yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani kopi dalam mencapai pola konsumsi yang ideal, (2) Mendeskripsikan tingkat pendampingan oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dalam upaya peningkatan pola konsumsi rumah tangga petani kopi, (3) Menganalisis hubungan tingkat pendampingan penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dengan pola konsumsi rumah tangga petani kopi dalam pemenuhan Angka Kecukupan Energi (AKE), (4) Menganalisis hubungan tingkat pendampingan penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dengan pola konsumsi rumah tangga petani kopi dalam pemenuhan Angka Kecukupan Protein (AKP), dan menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga petani kopi. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah konsumsi beras masih menjadi konsumsi utama dengan rata-rata konsumsi 250,27 gram/kapita/hari, selain itu tempe dan tahu adalah lauk utama yang sering dikonsumsi dengan ratarata konsumsi sebesar 23,89 gram/kapita/hari dan 115,70 gram/kapita/hari. Pola konsumsi tersebut menghasilkan rata-rata AKE aktual sebesar 1.643,42 kkal/kapita/hari dan AKP aktual sebesar 52,54 gram/kapita/hari, serta skor PPH sebesar 74,7. Hasil tersebut menunjukan bahwa AKE, AKP, dan skor PPH rumah tangga petani kopi di Kecamatan Dampit masih berada dibawah standar. Peranii Pendampingan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) masih belum merata dan rendah untuk mengedukasi mengenai pola konsumsi kepada Petani Kopi. Hal tersebut yang menyebabkan secara umum tidak terdapat hubungan antara peran pendampingan PPL dan Pola konsumsi rumah tangga petani kpoi, hanya peran sebagai edukator yang mempunyai hubungan dengan AKE aktual. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKE aktual adalah jumlah anggota keluarga, pengeluaran untuk pangan, pendidikan formal, dan frekuensi makan, sementara faktor-faktor yang mempengaruhi AKP aktual adalah jumlah anggota keluarga, pengalaman usaha tani, pendidikan formal, dan frekuensi makan. Saran dalam penelitian ini adalah keberagaman harus dilakukan dalam konsumsi terutama meningkatkan konsumsi dari kelompok pangan umbi-umbian dan pangan hewani. Saran kedua adalah perlunya penyuluhan mengenai pola konsumsi yang beragam dan berimbang kepada rumah tangga petani kopi di Kecamatan Dampit oleh PPL. Kedua hal tersebut dapat membantu meningkatkan pola konsumsi rumah tangga petani kopi di Kecamatan Dampit.
English Abstract
The pattern of consumption should be considered by each individual, because consumption pattern will significantly affect their nutritional status. Coffee farmers are one that should notable of their nutritional status so they can be more healthy and productive. Because coffee is a commodity that experienced an increase in export demand, so the productivity of coffee farmers should be maintained and enhanced. One of the ways to improve consumption pattern of coffee farmers to be ideal is to increase income and educate about the ideal consumption pattern. Agricultural Extension Worker (AEW) can play a role in that because of their position close to the farmers. One of coffee farmer who can export the results of their farming is located in Dampit, Malang Regency, so the coffee farmers in Dampit also needs to improve their consumption patterns. Coffee farmers in Dampit has been successful on their farming activities, but it is not reflected in the results of Desirable Dietary Pattern (DDP) score in Dampit because the score is low. It should be improved by AEF through accompaniment activities for coffee farmers to more understand. This study was aimed to (1) Identify the elements of food consumed by coffee farmer households in achieving ideal consumption patterns, (2) Describe the level of mentoring by the Agricultural Extension Worker (AEW) in an attempt to increase consumption patterns of coffee farmers household, (3) Analyze the correlation level of Agricultural Extension Worker (AEW) with the consumption patterns of coffee farmers household in the fulfillment of Energy Adequacy Rate (EAR), (4) Analyze the correlation level of Agricultural Extension Worker (AEW) with the consumption patterns of coffee farmers household in the fulfillment of Protein Adequacy Rate (PAR), and analyze the factors that affect consumption patterns of coffee farmers household. The results obtained that rice is still the main consumption with an average consumption of 250.27 grams / capita / day, besides that tempe and tofu is the main dish that is often consumed with an average consumption of 23,89 grams/capita/day and 115,70 grams/capita/day. The consumption pattern resulted an average actual AKE of 1.643,42 kcal/capita/day and actual PAR of 52,54 gram/kapita/hari, as well as a PPH score of 74,7. That results showed that EAR, AKP, and PPH score of coffee farmers household in Dampit still below standard. The role of Agricultural Extension Worker (AEW) not evenly distributed yet to educate consumption pattern to coffee farmers. This is why there is no relationship between the role of AEW and the consumption pattern of coffee farmers household., only role as educator who has relationship with actual AKE.iv The factors that affect actual AKE are the number of family members, expenditure on food, formal education, and frequency of eating, while the factors that affect actual AKP are the number of family members, farm experience, formal education, and frequency of eating. Suggestion in this study is diversity must be done in consumption especially increase consumption of food group of tubers and animal food. The second suggestion needs for counseling about the diverse and balanced consumption patterns of coffee farmers households in Dampit by AEW. Both of these can increase the consumption pattern of coffee farmers household in Damp
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/330/051804930 |
Uncontrolled Keywords: | Penyuluh Pertanian, Penyuluhan, Petani Kopi, Usaha Tani |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.7 Education, research, related topics > 630.71 Education / Agricultural education > 630.715 Adult education and on-the-job training / Agricultural extension work / Agricultural extension workers |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 30 Nov 2018 07:05 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 13:46 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161640 |
Preview |
Text
Ahmad Fathan Mustafa.pdf Download (35MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |