Audina, Meliza Mega (2018) Stereotype Gender Dalam Kegiatan Budidaya Bunga Krisan (Studi Di Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Gender merupakan pembedaan antara laki-laki dengan perempuan akibat dari konstruksi sosial yang membentuk identitas laki-laki dan perempuan serta pola perilaku dan kegiatan yang menyertainya. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur dimana baik laki-laki maupun perempuan menjadi korban dari adanya sistem dan strukur tersebut. Dari beberapa bentuk ketidakadilan gender salah satunya yang masih terjadi di masyarakat adalah stereotype gender terhadap perempuan. Pekerjaan yang diperuntukkan bagi laki-laki umumnya dianggap sesuai dengan kapasitas biologis, psikologis, dan sosial sebagai kaum laki-laki. Karena laki-laki secara umum dikonsepsikan sebagai orang yang memiliki otot lebih kuat, tingkat resiko dan bahayanya lebih tinggi karena bekerja di luar rumah, dan tingkat ketrampilan dan kerjasamanya lebih tinggi. Sedangkan pekerjaan yang diperuntukkan bagi perempuan yang dikonsepsikan sebagai orang yang lemah dengan tingkat resiko lebih rendah, cenderung bersifat mengulang, dan tidak memerlukan, membuat tingkat ketrampilan perempuan dianggap rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Stereotype gender masih terjadi di sektor pertanian salah satunya di Desa Sidomulyo. Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa di Kota Batu yang masyarakatnya banyak melakukan kegiatan pertanian pada komoditas hortikultura khususnya bunga krisan. Sebagian besar perempuan tani mengandalkan pekerjaannya tersebut sebagai mata pencaharian utama, meskipun peran dalam kegiatan produktifnya hanya dinilai untuk membantu suami dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Pekerjaan perempuan tani dalam kegiatan budidaya khususnya bunga krisan dianggap sebagai pekerjaan yang sesuai dengan perempuan, karena bunga identik dengan perempuan yang memiliki paras cantik dan butuh ketelatenan dalam melakukan perawatan. Selain itu perempuan tani dalam kegiatan budidaya umumnya melakukan kegiatan yang ringan karena perempuan dianggap tidak memiliki tenaga yang kuat seperti laki-laki. Hal tersebut dapat merugikan kaum perempuan dan melahirkan ketidakadilan gender pada perempuan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive (sengaja). Peneliti memilih desa Sidomulyo karena sudah melakukan tinjauan lokasi sebelumnya dan menemukan permasalahan. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Maret 2018. Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan metode snowball sampling. Sampel yang diperoleh dari metode snowball sampling dengan cara proses bergulir dari satu informan ke informan yang lain. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Alat analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis gender model hardvard. Analisis deskriptif kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu kondensasi data (data condentation), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclutions). Analisis Gender Model Harvard digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran gender dalam proyekii pembangunan yang mengutarakan perlunya tiga komponen interelasi satu sama lain, yaitu profil aktivitas, profil akses dan kontrol, dan profil manfaat. Hasil pada penelitian ini yaitu petani informan laki-laki lebih mendominasi pada kegiatan produktif sedangkan petani informan perempuan lebih mendominasi pada kegiatan reproduktif. Pada kegiatan sosial laki-laki dan perempuan tidak ada yang mendominasi. Akses terhadap sumber daya pada kegiatan produktif lebih didominasi oleh laki-laki sehingga laki-laki memiliki peluang lebih besar dalam menggunakan sumber daya yang tersedia. Sedangkan akses terhadap kegiatan reproduktif, laki-laki dan perempuan memiliki akses yang sama. Kontrol terhadap sumber daya dalam kegiatan produktif lebih didominasi oleh laki-laki sehingga laki-laki memiliki wewenang penuh terhadap penggunaan sumber daya yang tersedia. Berbeda pada kegiatan reproduktif, perempuan lebih mendominasi terhadap pengambilan keputusan dalam rumah tangga khususnya pada pendapatan keluarga. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan budidaya bunga krisan digunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Pengetahuan dan ketrampilan yang diterima oleh petani informan lebih didominasi oleh laki-laki, sedangkan pengguna manfaat dari pendapatan digunakan oleh laki-laki dan perempuan termasuk dengan anggota keluarga yang tinggal bersama petani informan.
English Abstract
Gender is a distinction between men and women as a result of the social constructs that shape the identity of men and women as well as the patterns of behaviors and activities that accompany them. Gender inequality is a system and structure in which both men and women fall victim to the existence of such systems and structures. Of the several forms of gender inequality one of which is still happening in society is the gender stereotype of women. The work devoted to men is generally considered to be in accordance with biological, psychological, and social capacities as men. Because men are generally perceived as having stronger muscles, their risks and risks are higher because they work outdoors, and their skills and cooperation are higher. Whereas work intended for women who are conceived as weak people with lower risk levels, tend to be repetitive, and do not require, making the skill level of women considered lower on average compared to men. Gender stereotype still occurs in agriculture sector one of them in Sidomulyo Village. Sidomulyo Village is one of the villages in Batu City whose community is doing a lot of agricultural activities on horticulture commodities especially chrysanthemum flowers. Most women farmers rely on this work as the main livelihood, although the role in productive activities is only assessed to assist the husband in increasing family income. The work of women farmers in cultivation activities, especially chrysanthemum flowers is considered as work in accordance with women, because the flowers are identical with women who have beautiful faces and need patience in the treatment. In addition, women farmers in cultivation activities generally perform light activities because women are considered not to have strong power as men. It can harm women and create gender inequality in women. Selection of research location is done by purposive method. The researcher selects the village of Sidomulyo for having reviewed the previous location and found the problem. This research was conducted for one month that is in March 2018. Determination of informant in this research is done by using technique of non probability sampling with method of snowball sampling. Samples obtained from snowball sampling method by way of rolling process from one informant to another informant. Data collection techniques in this study using in-depth interview techniques and observation. Analysis tool in this research use descriptive analysis of qualitative and gender analysis of hardvard model. Qualitative descriptive analysis consists of three flow of activities that occur simultaneously that is data condensation (data condentation), data presentation (data display) and conclusion (conclutions). Gender Analysis The Harvard model is used to look at a gender profile of a social group and a gender role in a development project that expresses the need for three interrelated components of the activity profile, access and control profile, and benefit profile. The result of this research is male informant farmer more dominant in productive activity while female informant farmer more dominant in reproductive activity. In the social activities of men and women no one dominates. Access toiv resources in productive activities is predominantly male-dominated so that men have a greater chance of using available resources. While access to reproductive activities, men and women have equal access. Control over resources in productive activities is more dominated by men so that men have full authority over the use of available resources. In contrast to reproductive activities, women are more dominant towards decision making in households, especially on family income. Benefits derived from chrysanthemum cultivation activities are used by both men and women. Knowledge and skills received by informant farmers are more dominated by men, whereas users benefit from income used by men and women including with family members who live with informant farmers
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/334/051804934 |
Uncontrolled Keywords: | Budidaya Bunga Krisan, gender |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.9 Flowers and ornamental plants |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 20 Mar 2019 06:09 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 13:51 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161586 |
Preview |
Text
Meliza Mega Audina.pdf Download (23MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |