Muhaji (2016) Perilaku Nyala Api Pembakaran Droplet Minyak Nabati Murni, Hidrolisis Dan Methyl Ester Di Atas Stainless Ste. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Minyak nabati mempunyai kandungan asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh dan gliserol. Kandungan kimia ini tersusun menjadi molekul-molekul triglyceride yang terdiri dari glycerol dengan rantai tiga karbon dan tiga cabang asam lemak. Salah satu ujung molekul asam lemak berisi kelompok asam carboxylic (COOH) dan ujung yang lainnya adalah methyl (CH3). Minyak nabati hidrolisis diperoleh dari reaksi pseudo-homogen orde pertama reversible dengan melalui tiga tahap, tahap pertama triglyceride dihidrolisis menjadi diglyceride, ke dua diglyceride dihidrolisis menjadi monoglyceride dan yang terakhir monoglyceride dihidrolisis menjadi glycerol dan fatty acid. Sedangkan Methyl ester dibuat dari minyak nabati dengan reaksi transesterifikasi, proses ini merupakan pemutusan molekul besar dengan rantai bercabang panjang (triglyceride) menjadi molekul lebih kecil rantai lurus pendek (methyl ester). Methyl ester berisi oksigen, hydrogen dan carbon lebih banyak, dan salah satu ujung berisi kelompok COOCH3 dan ujung yang lainnya adalah methyl (CH3). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perilaku nyala api pembakaran minyak nabati murni, hidrolisis dan methyl ester. Dalam penelitian ini, perilaku nyala api pembakaran minyak telah diobservasi melalui eksperimen pembakaran dengan membakar sebuah tetesan minyak di atas plat stainless steel. Minyak nabati murni, hidrolisis, methyl ester dan minyak solar diteteskan dengan micropipete. Plat stainless steel dipanasi dengan heater, pengukuran temperatur plat stainless steel dan nyala api dengan datalogger. Diameter tetesan tetesan minyak tersebut 1,75 mm setara dengan 0,0028 cc, kemudian dibakar pada temperatur 2700C. Gambar nyala api direkam dengan high speed camera casio ZR 200 dengan kecepatan 420 frame/detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika minyak nabati masih mengandung gliserol terbakar tiga tahap.Tahap pertama, terbakar asam lemak tak jenuh, kemudian asam lemak jenuh dan terakhir gliserol. Dimana pada pembakaran asam lemak tak jenuh dan gliserol terjadi ledakan. Minyak dihidrolisis terbakar dua tahap, tahap pertama terbakar asam lemak tak jenuh, tahap kedua asam lemak jenuh. Sedangkan methyl ester terbakar dalam satu tahap, perilaku nyala api methyl ester jatropha curcas linnaeus sangat mirip dengan minyak solar, sedangkan yang paling jauh adalah cocos nucefera murni. Demikian juga, Laju pembakaran tertinggi terjadi pada methyl ester jatropha curcas linnaeus, sedangkan terendah minyak cocos nucefera murni. Laju pelepasan energi yang mendekati minyak solar adalah methyl ester jatropha curcas linnaeus, sedangkan yang menjahui minyak cocos nucefera murni. Temperatur nyala api tertinggi terjadi pada minyak nabati murni, kemudian diikuti oleh methyl ester dan terakhir minyak hidrolisis.
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | DES/662.88/MUH/p/2016/061601954 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 662 Explosives of explosives, fuels, related products > 662.8 Other fuels |
Divisions: | S2/S3 > Magister Teknik Elektro, Fakultas Teknik |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 19 Apr 2016 09:39 |
Last Modified: | 19 Apr 2016 09:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161335 |
Actions (login required)
View Item |