Handayanta, Eka (2014) Optimalisasi Sumber Daya Pakan Ternak dari Lahan Pertanian untuk Ruminansia di Daerah Pertanian Lahan Kering. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Karakteristik sistem pertanian lahan kering pada umumnya lahannya kurang subur dan sumber airnya sangat tergantung pada air hujan, sehingga petani yang berusaha di lahan tersebut rentan terhadap resiko gagal panen. Sebagai upaya mengatasi resiko gagal panen, petani memelihara ternak ruminansia di dalam sistem usaha taninya. Untuk meningkatkan peran ternak ruminansia sebagai sumber pendapatan tambahan, terkendala oleh ketersediaan pakan ternak yang berfluktuasi dari waktu ke waktu akibat musim. Tingkat produktivitas ternak juga berfluktuasi dan tidak optimal, serta sulit menentukan jumlah ternak yang dapat dipelihara ( herd size ) sesuai ketersediaan pakan . Suatu paket komputasi JAVA program merupakan model perhitungan komputer yang mengaitkan antara konsumsi pakan dengan produktivitas ternak. Model ini telah diuji pada sistem pertanian di wilayah Jawa Timur dan hasilnya menunjukkan bahwa model ini dapat menghitung tingkat optimum penggunaan pakan di wilayah tersebut. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah model ini bisa diterapkan pada sistem pertanian lahan kering, maka penelitian ini dilaksanakan di wilayah kabupaten Gunungkidul, DIY. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pola ketersediaan pakan pada musim kemarau dan penghujan, (2) tingkat produksi sapi potong yang dapat dicapai, (3) hasil simulasi paket komputasi JAVA program , dan (4) tingkat penggunaan sumberdaya pakan yang optimum di wilayah tersebut. Penelitian dilakukan selama 2 musim berturut-turut yakni April – September 2011 (kemarau) dan Oktober 2011 - Maret 2012 (penghujan), dengan lokasi penelitian di Desa Kemejing, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis laboratorium sampel bahan pakan (proksimat) dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Pertanian UNS Surakarta, sedangkan analisis kecernaan (BK dan BO in vitro ), dilaksanakan di laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura, Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta. Sebanyak 17 orang petani peternak responden ditentukan secara purposive sampling , dengan pertimbangan masing-masing petani peternak : (1) memiliki sapi minimal 2 ekor, (2) jenis sapi PO, SimPO dan atau LimPO, (3) memiliki pengalaman memelihara sapi potong minimal 15 tahun, (4) setuju dan memberi ijin untuk menjadi objek penelitian dan (5) akses lokasi, secara teknis dapat digunakan sebagai lokasi pengambilan sampel, sesuai teknik pengambilan data yang bersifat partisipatif atau Participatory Rural Appraisal (PRA). Data yang diambil meliputi profil petani peternak, pola ketersediaan sumberdaya pakan ternak, penampilan produksi sapi potong, potensi produksi pakan dan optimalisasi penggunaan sumberdaya pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari profil peternak diketahui bahwa umur petani peternak masuk ke dalam katagori usia produktif (76,47%), tingkat pendidikan rendah (70,59%), pekerjaan utama adalah sebagai petani tanaman pangan (70,59%) dan pengalaman beternak sapi potong lebih dari 25 tahun. Kepemilikan lahan berkisar antara 0,15 Ha – 1,5 Ha, kepemilikan sapi berkisar antara 2 – 4 ekor, dan jenis sapi yang paling banyak dipelihara adalah SimPO (42,50 %). Tujuan memelihara sapi potong adalah berturut-turut dari yang paling prioritas adalah sebagai tabungan, penghasil pupuk kandang dan memanfaatkan limbah pertanian. Ketersediaan sumberdaya pakan ternak, seperti tercermin dari beragamnya jenis bahan pakan yang digunakan yakni ada 35 jenis (musim kemarau) dan 15 jenis (musim penghujan). Terdapat 5 jenis bahan pakan yang dominan digunakan sebagai pakan dilihat dari seringnya pakan tersebut diberikan ke ternak (frekuensi pemberian) dan jumlah yang dikonsumsi (konsumsi BK), baik pada musim kemarau maupun musim penghujan, masing masing berturut-turut adalah jerami padi, rumput gajah, jerami jagung, rumput alam dan jerami kacang tanah. Komposisi ransum berkisar 1- 6 jenis pada musim kemarau dan 1 – 4 jenis pada musim penghujan. Penampilan produksi sapi potong yang dipelihara petani peternak responden pada musim kemarau, berturut-turut untuk jenis PO, SimPO dan LimPO, PBBH adalah 0,24, 0,22 dan 0,10 (rata-rata 0,19), sedangkan untuk musim penghujan PBBH adalah 0,18, 0,24 dan 0,23 (rata-rata 0,22) masing-masing dalam kg/ekor/hari. Total produksi BK pakan selama musim kemarau adalah 1.212,43 ton, sedangkan selama musim penghujan adalah 2.603,27 ton. Kandungan nutrien untuk masing-masing jenis pakan tidak berbeda jauh antar musim. Hasil simulasi JAVA program , menunjukkan bahwa PBBH tertinggi pada musim kemarau adalah sebesar 0,68kg/UT/hari pada penggunaan BK pakan 5%, dan pada musim penghujan sebesar 0,20 kg/UT/hari pada penggunaan BK pakan 1% dari total BK yang tersedia. Total produksi bobot badan (TPBB) maksimum pada musim kemarau adalah 11,94 ton dicapai pada penggunaan BK sebesar 18 % dan jumlah ternak yang dapat dipelihara sejumlah 199 UT, sedangkan pada musim penghujan adalah 37,22 ton dicapai pada penggunaan BK sebesar 46 % dan jumlah ternak yang dapat dipelihara sejumlah 1122 UT. Tanpa proses perpindahan pakan antar musim TPBB optimal selama 1 tahun adalah 19,16 ton/tahun, dicapai pada jumlah ternak yang dipelihara 350 UT. Kondisi ini dicapai apabila pada musim kemarau menggunakan BK pakan sebesar 29% dengan TPBB 7,36 ton/musim, sedangkan pada musim penghujan menggunakan BK pakan 14,5% dengan TPBB 11,81 ton/musim. Dari hasil perhitungan ini, maka masih terdapat kelebihan BK pakan yakni 860,83 ton pada musim kemarau dan 2225,80 ton pada musim penghujan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa potensi sumberdaya pakan ternak ruminansia pada musim penghujan lebih tinggi 2 (dua) kali lipat daripada musim kemarau. Jenis pakan pada kedua musim tersebut didominasi oleh limbah pertanian yang rendah kualitasnya. Tingkat produksi hasil simulasi ini sesuai dengan tingkat produksi sapi potong yang dipelihara oleh petani. Tingkat optimum penggunaan BK pakan tercapai pada penggunaan BK pakan 18% (musim kemarau) dan 46% (musim penghujan). Untuk mengoptimalkan sumberdaya pakan yang ada, perlu suplemen bahan pakan berkualitas tinggi. Jenis pakan yang mu
English Abstract
Characteristics of rainfed farming system generally less fertile land and water resources is totally dependent on rainfall, so farmers vulnerable to the risk of crop failure. In an effort to overcome the risk of crop failure, farmers maintain ruminants in their farm system. To enhance the role of ruminants as a source of additional income, constrained by the availability of feed which are fluctuates from time to time due to the season. Livestock productivity levels also fluctuate and are not optimal, as well as difficult to determine the number of animals (herd size) that can be maintained according to the availability of feed. A computation package of JAVA program is a model of computation that links between the availability of feed (feed intake) with the productivity of livestock. This model has been applied to agriculture system in East Java and the results showed that this model can calculate the optimum level of feed use in the region. Therefore, to determine whether this model could be applied to rainfed farming systems, the study was conducted in the Gunungkidul Regency, Yogyakarta Special Region (DIY). The purpose of this study was to determine : (1) the pattern of feed availability in both of the dry and rainy season, (2) the level of performance gains of cattle that can be achieved, (3) the simulation of computation by package JAVA programs, and (4) the level of optimum utilization of feed resources in the region. The study was conducted during two consecutive seasons i.e. April to September 2011 (dry season) and October 2011 to March 2012 (rainy season), take place in the village of Kemejing, District of Semin, Gunungkidul Regency, DIY. Proximate analysis of feed samples was conducted at the Laboratory of Animal Nutrition and Feed, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta, while the in vitro digestibility (DM and OM), was conducted at the laboratory of Forage and Pasture, Faculty of Animal Science, Gadjah Mada university, Yogyakarta. A total of 17 farmers respondent determined by purposive sampling , with consideration of each farmers : (1) has at least 2 heads of beef cattle, (2) the type of beef cattle which are PO, Simpo and or Limpo, (3) have experience of maintaining beef cattle at least 15 years, (4) agree and give permission to the object of study, and (5) the access of location , technically it can be used as a sampling site, appropriate data collection techniques that are participatory rural appraisal (PRA) . The data captured includes profiles of farmers, the patterns of feed resource availability, the performance gains of beef cattle, the potential for feed production and the optimization of feed resource use. The results showed that of the age profile of farmers known that farmers into the productive age category (76.47%) , low education level (70.59%), the main job is as a food crop farmers (70.59%) and experience maintaining beef cattle more than 25 years. Land ownership ranged from 0.15 Ha - 1.5 Ha, ownership of cattle ranged between 2 - 4 heads, and the type of cattle the most widely cultivated Simpo (42.50 %). The purpose of raising beef cattle is in row of the most priority is the saving , producing manure and utilizing agricultural waste. The availability of feeds resources, as reflected in the various types of feedstuff used i.e. there are 35 kinds (dry season) and 15 kinds (rainy season) . There were 5 types of feedstuff used as feed dominant which are offered to livestock (frequency of giving) and the amount consumed (DM consumption), both in the dry and rainy season, in row is rice straw, elephant grass, corn straw, natural grass and peanut straw. Ration composition range 1-6 types in the dry season and 1-4 types in the rainy season. Performance gains (ADG) of beef cattle were maintained by farmers in both of the dry and rainy season, for the type of PO, Simpo and Limpo, are 0.24, 0.22 and 0.10, and 0.18, 0.24 and 0.23, kg/head/day, respectively. Total DM feed production during the dry season is 1212.43 tons, while during the wet season is 2603.27 tons. Nutrient content for each type of feed does not so far between seasons. The simulation of JAVA program, showed that the highest ADG during the dry season was 0.68 kg/AU/day in the use of DM feed 5 %, and in the rainy season was 0.20 kg/AU/day in the use of DM feed 1% of the total DM available. Total production of body weight (TPBW) maximum in the dry season is 11.94 tonnes achieved in the use of DM feed 18 % and the number of animals that can be kept are 198 AU, while the rainy season is 37.22 tonnes achieved in the use of DM by 46% and the number of animals that can be kept are 1122 AU. Without transfer of feeds between seasons TPBW optimal for whole year is 19.16 tons/year, if the number of animals kept 350 AU. This condition is achieved when in the dry season in the use of DM feed 29% with TPBW 7.36 tons/season, while in the rainy season in the use of DM feed 14.5% with TPBW 11.81 tons/season. From the results of this calculation, then there is excess DM feed both of the season i.e 860.83 tons in dry season and 2225.80 tonnes in the rainy season. The conclusion of this study is that there are potential resource of ruminant`s feed higher in the rainy season, two times the dry season. Type of feed both of the dry and rainy season were dominated by agricultural waste which are low-quality. The production level of simulation are really close with the level of production which are maintained by farmers. The optimum level DM feed usage is reached on the use of DM feed 18% (dry season) and 46% (wet season). To optimize existing feed resources, need the highly quality of supplement feed . Type of feed is cheap and easily cultivated by farmers is a legume leaf trees. So the advice given should introducing tree legume in the region.
| Item Type: | Thesis (Doctor) |
|---|---|
| Identification Number: | DES/636.208 52/HAN/o/061407369 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals |
| Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan |
| Depositing User: | Endro Setyobudi |
| Date Deposited: | 24 Nov 2014 16:13 |
| Last Modified: | 24 Nov 2014 16:13 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161068 |
Actions (login required)
 |
View Item |