Zuhri, Lahmuddin (2014) Transformasi Nilai Kearifan Lokal Krik Slamat Masyarakat Sumbawa dalam Pembentukan Peraturan Daerah tentang Penyelesaian Konflik Pengelolaan Lar. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Nilai Krik slamat dengan filosofi dengan filosofis `Adat Barenti ko Syara`, Syara` Barenti ko Kitabullah` cenderung ditinggalkan, yang semua itu ikut menggeser dan merubah cara pandang masyarakat akan tanah (Lar) dan relasi antar masyarakat, dari paham komunal menjadi individual, dari magis-religius menjadi rasional-liberalis, dari sosialis menjadi kapitalis. Pengakuan terhadap eksistensi nilai kearipan lokal dan hak-hak masyarakat lokal/masyarakat adat. UUD NRI 1945 Pasal 18B Ayat (2) menyebutkan negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang. Pasal 28 I Ayat (3): Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. Belum adanya kepastian hukum atas lar menjadi rentan timbulnya konflik, yang berakibat retakya ikatan sosial, kerusakan okologi. Penelitian disertasi ini merupakan penelitian hukum empiris yang dilakukan untuk melihat hukum dari segi penerapanya dan foktor-faktor non hukum yang mepengaruhinya, dengan menggunakan pendekatan sosial-kultural, pendekatan Perundang-undangan, pendekatan sejarah dan pendekatan antropologi hukum. Penelitian ini dalam menganalisis permasalahan menggunakan Teori Maqasid Al-Syariah, Teori Hukum Jiwa Bangsa, Teori Pluralitas Hukum, Teori Konflik, Teori Hukum Prismatik, Teori Perundangundangan. Perlunya perlindungan terhadap keberadaan Lar ini bukan hanya berhubungan dengan kebutuhan akan lahan penggembalaan ternak semata, tetapi lebih jauh Lar dalam kultur masyarakat Sumbawa mempunyai fungsi sosial, ekonomi dan budaya, serta magis-religius. Transformasi nilai kearifan lokal krik slamat masyarakat Sumbawa dalam pembentukan Peraturan Daerah, karena konflik pengelolaan Lar hanya bisa diselesaikan lewat pendekatan adat dan budaya, dengan mengedepankan nilai kekeluargaan dan saling memuliakan, saling pedi (saling mengasihi dan saling peduli), guna mengharmoniskan kembali ikatan kekeluargaan yang retak maka cara musakara (musyawarah) guna menadapat krik slamat (keberkatan dan keselamatan) dari Allah SWT. Transformasi nilai kearifan lokal krik slamat dalam bentuk Asas-asas hukum berfungsi sebagai acuan dalam pembentukan norma, berupa: Asas Keagamaan, Asas Keadilan dan Kebenaran, Asas Musyawarah, Asas Saling Memuliakan, dan Asas Kekeluargaan. Kelima asas ini merujuk pada nilai krik slamat masyarakat sumbawa, sebagai bentuk ketundukan masyarakat Sumbawa pada nilai agama (Islam).
English Abstract
The value Krik Slamat and its underlying philosophy ` Adat Barenti ko Syara`, Syara` Barenti ko Kitabullah ` have been abandoned. A reasonable consequence is that it changes the perception of communities over the land ( Lar ) and its relation to community. This change is shown by perceptional shift from communal into individual, from magical-religious into rational-liberalist, and from socialist into capitalist. The existence of local wisdom and the rights of local community/indigenous peoples have been recognized actually. National Constitution, through its Article 18B Verse (2), declares that the State admits and respects the unity of indigenous law people and their traditional rights as long as these are still alive and developed, or still in pursuant with The Principles of Unitary State of Indonesia Republic. Article 28 I Verse (3) asserts that the identity of culture and the rights of traditional community shall be respected in harmony with the development of age and civilization. The lack of legal certainty over Lar may produce conflict, social dispute and ecological damage. This dissertation is an empirical law research which observes the law, its implementation, and its non-legal factors influencing the implementation. Several approaches are used such as socio-cultural approach, legislation approach, historical approach, and law anthropological approach. Research analyzes the problems through theories such as Maqasid Al-Syariah Theory, Nationalism Law Theory, Legal Plurality Theory, Conflict Theory, Prismatic Law Theory, and Legislation Theory. The protection of Lar existence is not only related to the fulfillment for the demand of grazing land, but also concerning with the culture of Sumbawa peoples and its several functions such as social, economical and cultural, and magical-religious. Local wisdom value Krik Slamat advocated by Sumbawa peoples has been transformed into the establishment of Local Regulation because the conflict of Lar management can only be resolved through custom and cultural approaches which emphasizes on kinship, mutual respect, saling pedi (sense of love and affection), and musakara (assembly) in order to develop a harmony in family and to obtain krik slamat (bless and safety) from God. The transformation of local wisdom Krik Slamat into law principles is functioned to provide useful reference to produce normative bases. The principles include Religiosity Principle, Justice and Truth Principle, Assembly Principle, Mutual Respect Principle, and Kinship Principle. All these five principles are reflecting Krik Slamat of Sumbawa peoples as a form of submission of Sumbawa peoples to their religious value (Islam).
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | DES/340.57/ZUH/t/061408107 |
Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law > 340.5 Legal systems |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Hukum, Fakultas Hukum |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 22 Dec 2014 11:12 |
Last Modified: | 22 Dec 2014 11:12 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160826 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |