Putro, WibowoEko (2014) Model Pengembangan Usahatani Kedelai di Jawa Timur. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tujuan utama desertasi ini adalah merumuskan model pengembangan usahatani kedelai yang menguntungkan petani dan konsumen dalam rangka pencapaian swasembada di Jawa Timur. Untuk mencapai tujuan utama tersebut, terdapat tiga pertanyaan penelitian, yaitu: (i) siapakah yang paling diuntungkan dengan adanya peningkatan impor kedelai di Jawa Timur, (ii) faktor apa saja yang mempengaruhi minat petani untuk budidaya kedelai, dan (iii) bagaimanakah model pengembangan usahatani kedelai yang mampu mewujudkan swasembada kedelai di Jawa Timur. Dengan menggunakan data sekunder, yakni tabel input-output Jawa Timur 2006 dan 2010, metode analisis input-output digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian pertama. Selanjutnya, berdasarkan data primer, metode Three Stage Least Square (3SLS) digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi petani dalam budidaya kedelai. Akhirnya, berdasarkan dua hasil analisis tersebut, identifikasi akar permasalahan digunakan untuk merumuskan model pengembangan kedelai di Jawa Timur. Hasil simulasi input-output mengindikasikan bahwa peningkatan impor kedelai sangat menguntungkan pedagang dan importir kedelai yang tercermin dari peningkatan margin perdagangan. Di samping itu, peningkatan impor kedelai juga menguntungkan konsumen antara maupun akhir melalui penurunan harga jual kedelai. Sebaliknya, petani lokal adalah pelaku usahatani kedelai yang dirugikan dengan adanya impor kedelai di Jawa Timur. Sedangkan hasil analisis 3SLS menjelaskan bahwa tingginya minat petani dalam budidaya kedelai yang diukur dari volume produksi sangat ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: (i) semakin luasnya kepemilikan lahan, (ii) semakin tingginya biaya benih yang dikeluarkan petani, dan (ii) semakin tingginya pendapatan kotor dari hasil panen. Berdasarkan hasil analisis akar permasalahan usahatani kedelai dan juga kajian pustaka tentang kelemahan dan keunggulan BULOG dalam mewujudkan swasembada pangan, pilar penting dalam menyusun model pengembangan usata tani kedelai di Jawa Timur adalah peningkatan daya tawar petani dengan mengintervensi pasar yang strukturnya lebih cenderung oligopoli. Bahkan dapat dikatakan bahwa pasar dikuasai oleh pedagang yang melakukan perjanjian dan kesepakatan dalam menentukan harga jual dan harga beli kedelai ( cartel ). Oleh karena itu, model pengembangan usahatani pada tingkat provinsi dapat dilakukan dengan memodifikasi dari kelemahan BULOG sebelum menjadi BUMN.
English Abstract
The main objective of this dissertation is to formulate models that benefit the development of soybean farmers and consumers in order to achieve self-sufficiency in East Java. There are three research questions to achieve: (i) who takes the most benefit from the increase in soybean imports in East Java, (ii) what factors affect the interest of farmers for soybean cultivation, and (iii) how does the model of soybean farming achieving soybean self-sufficiency in East Java. Input-output analysis methods is used to answer the first research question. Based on secondary data, East Java`s input-output table in the period of 2006 and 2010. Furthermore, Three Stage Least Square (3SLS) is used to determine factors that influence the preference of farmers in soybeans cultivation. Finally, based on the two results of this analysis, the root cause alaysis method is used to develop soybean farming models in East Java. The input-output simulation results indicate that the increase in soybean imports is very beneficials for trader and importer, as seen inthe increase in margin trading. In addition, the increase in soybean imports also benefit intermediateas well as final consumers through a reduction in selling price. Instead, local farmers are disadvantaged actors with the implementation of soybean imports in East Java. While the results of 3SLS analysis explains that the high farmers interest in soybeans cultivation, as measured by the volume of production, is determined by three factors: (i) more extensive land ownership, (ii) higher seed costs incurred farmers, and (ii) higher gross income from the crop. Based on the results of root cause analysis and literature review of the weaknesses and advantages of BULOG in achieving food self-sufficiency, important pillar in formulating development model soybean farmer in East Java is the increase of farmers` bargaining powerto intervene the market thatis oligopoly structured. In fact, it can be said that the market is dominated by traders who had collusion and agreements in determining both selling and purchasing price, called cartel. Therefore, model of soybean farming development, at the provincial level, can be done by modifying BOLOG weaknesses before becoming parastatal (BUMN).
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | DES/338.173 34/PUT/m/061405964 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 09 Oct 2014 11:14 |
Last Modified: | 09 Oct 2014 11:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160787 |
Actions (login required)
View Item |