Yandono, Prayudo Eri (2013) Implementasi Etika Bisnis Dalam Perspektif Hubungan Principal-Agent Pada Kontrak Pembiayaan Mudharabah Di Baitul Maal Wat Tamwil (Pendekatan Kualitatif. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memahami dan menganalisis makna etika bisnis dan implementasi praktik etika bisnis dengan memperhatikan interaksi para pelakunya pada aktivitas bisnis pembiayaan mudharabah, (2) Memahami dan menganalisis apakah perilaku para pihak dalam kontrak (akad) pembiayaan mudharabah dapat dibenarkan dari sudut pandang teori etika tertentu, berkaitan dengan permasalahan yang timbul karena adanya hubungan Principal-Agent pada kontrak (akad) pembiayaan mudharabah. Penelitian dilakukan di Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Aziz di Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo dan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Achmad Yani di Jalan Kahuripan Kota Malang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Penentuan untuk memilih informan kunci dengan cara purposive sampling dengan jumlah informan kunci yang dipilih sebanyak 10 (sepuluh) orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Faktor etika, budaya dan agama dapat meminimalisir hubungan principal-agent pada kontrak pembiayaan mudharabah. Etika merupakan nilai-nilai yang memandu pilihan dan tindakan manusia untuk menentukan tujuan dan jalan kehidupannya. Disamping itu institusi informal seperti kebiasaan yang berlaku di masyarakat tertentu atau budaya, dalam hal ini peran kyai juga mempengaruhi preferensi individu dalam pengambilan keputusan ekonomi. Agama (dalam hal ini Islam) merupakan modal spiritual sebagai penuntun perilaku yang baik dalam mengendalikan bisnis. (2) Kontrak (akad) pembiayaan mudharabah merupakan kontrak (akad) yang tidak lengkap (incomplete contract). Dalam realitasnya masih memungkinkan dilakukan kerjasama antara BMT (principal) dan nasabah pengusaha mikro (agent). Ada 2 (dua) cara untuk mengatasi in-efisiensi yang timbul dari adanya ketidaklengkapan kontrak, yaitu hubungan timbal balik berdasarkan kerjasama sukarela dan interaksi yang berulang. Hubungan timbal balik berdasarkan kerjasama sukarela berdampak pada meningkatnya kesejahteraan berupa mutual benefit, sedangkan interaksi yang berulang berdampak pada meningkatnya produktivitas usaha bagi pengusaha mikro karena mendapatkan suntikan modal kerja dari BMT. Implikasi ekonomi dari kontrak pembiayaan mudharabah, membawa keuntungan berupa: (1) Meningkanya produktivitas, (2) Meningkatnya pendapatan usaha, (3) Akses modal dari BMT menjaga kesinambungan usaha bagi nasabah pengusaha mikro. Upaya yang dilakukan oleh BMT dalam mengatasi permasalahan hubungan principal-agent menggunakan pendekatan win win solution berupa penjadwalan hutang (rescheduling) dengan menggunakan akad al-Qard berupa pembiayaan kebajikan (benevolent loan).
English Abstract
This study aims to: (1) understand and analyze the meaning of business ethics and the implementation of business ethics practice by considering the interaction of the participants at the mudharabah funding business activities; 2) understand and analyze whether the behaviors of all the parties in the contract of mudharabah funding is acceptable seen from the viewpoints of certain ethics theories, in relation to the problems emerged due to the relationship of Principal-Agent in the mudharabah funding contract. The study was conducted in the Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Al Azis in Tongas Suburb, Probolinggo Regency and the Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Achmad Yani, Kahuripan Street Malang. This is a qualitative study by using phenomenological approach. The key informants were selected through purposive sampling, covering about 10 (ten) people. The results of the study show that: 1) The factors such as ethics, culture and religion are able to limit the relationship between principal and agent in the mudharabah funding contract. Ethics is the values which guide human beings` preferences and actions to determine their aims and way of life. Besides, in an informal institution as what commonly happens in a certain society or culture such as in Islamic society or culture, the role of kyai also influences the individual preferences in making economic decision. Religion, in this case Islam, is a spiritual capital which gives guidance to have good behaviors in controlling a business; 2) mudharabah funding contract is an incomplete contract. In reality, there is still a possibility to make a collaboration between BMT (principle) and small-scale entrepreneurs as customers (agents). There 2 (two) ways to overcome the inefficiency arising from the incomplete contract, that is, a mutual relationship based on voluntary collaboration and repeated interaction. The mutual relationship based on voluntary collaboration results in an increase in the welfare in the form of mutual benefits, while the repeated interaction will increase the business productivity of the small-scale entrepreneurs because they get additional working capital from BMT. The economic implication from the mudharabah funding contract brings benefits, such as 1) the increase in productivity; 2) the increase in business revenue; 3) the capital access from BMT maintain the business sustainability of micro business customers. The efforts done by BMT in overcoming principal-agent relationships is a win-win solution approach in the form of debt rescheduling employing Al Qard contract, i.e. goodness fund (benevolent loan)
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Identification Number: | DES/174.4/YAN/I/061310957 |
Subjects: | 100 Philosophy, parapsychology and occultism, psychology > 174 Occupational ethics > 174.4 Business ethics |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 16 Jun 2014 11:18 |
Last Modified: | 16 Oct 2024 01:16 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160675 |
Text
Prayudo Eri Yandono.pdf Download (6MB) |
Actions (login required)
View Item |