Pengaruh Suplementasi Pakan Sumber Protein Terhadap Efisiensi Penurunan Ukuran Partikel Pakan Dan Produktivitas Domba Yang Diberi Hijauan Jagung Sebagai Pakan Basal

Mulyati (2015) Pengaruh Suplementasi Pakan Sumber Protein Terhadap Efisiensi Penurunan Ukuran Partikel Pakan Dan Produktivitas Domba Yang Diberi Hijauan Jagung Sebagai Pakan Basal. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ternak domba di Indonesia banyak dipelihara di daerah lahan kering, sehingga kebutuhan nutrisi untuk hidup pokok maupun produksi tidak terpenuhi karena ternak hanya mendapatkan hijauan dengan kualitas yang rendah. Suplementasi pakan sumber protein terhadap hijauan yang berkualitas rendah dapat meningkatkan ketersediaan nutrien sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak. Peningkatan produksi ternak ruminansia sangat ditentukan oleh manajemen pemeliharaan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dipengaruhi antara lain oleh kemampuan ternak untuk mengkonsumsi bahan kering pakan dan nilai cerna pakan. Menurut Nocek (1988) bahwa bahan kering pakan terdiri dari fraksi terlarut dan fraksi tidak terlarut, dimana fraksi terlarut sebagian besar terdegradasi di dalam rumen sedang fraksi tidak terlarut dapat didegradasi pada kecepatan yang lebih rendah. Karateristik degradasi dapat mempengaruhi laju pengosongan isi rumen, dan laju pengosongan isi rumen tergantung pada sifat fisik dan komposisi kimia dari partikel pakan tersebut. Kemampuan mikroba untuk memecah partikel digesta rumen dari ukuran partikel kasar menjadi ukuran partikel yang memungkinkan dapat lolos dari rumen merupakan faktor pembatas dari asupan hijauan oleh ternak. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan umum untuk mengevaluasi karakteristik degradasi dan nilai nutrisi darijerami jagung dan beberapa suplemen protein (daun ketela pohon, daun kelor dan konsentrat), efisiensi penurunan ukuran partikel pakan dalam rumen serta produktivitas domba yang diberi jerami jagung sebagai pakan basal. Tujuan tersebut dicapai melalui 3 tahap penelitian, yaitu: Penelitian tahap I dilakukan untuk mengevaluasi kandungan nutrien dan karakteristik degradasi serta laju degradasi pakan secara in sacco. Karateristik degradasi secara in sacco terdiri dari dua percobaan yaitu: percobaan I.1 degradasi bahan kering (BK) dan bahan organik (BO) dengan substrat jerami jagung (JJ) dengan ukuran partikel 1mm, 2mm, 3mm dan percobaan I.2 degradasi BK dan protein kasar (PK) dengan substrat daun ketela pohon, daun kelor dan konsentrat. Materi yang digunakan dalam penelitian tahap I meliputi 3 ekor domba jantan berfistula, jerami jagung, daun kelor, daun ketela pohon dan konsentrat. Metode yang digunakan dalam penelitian tahap I dilakukan sesuai dengan petunjuk Orskov (1979). Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok sub sampling (RAK Sub sampling). Variabel yang diukur dalam penelitian tahap I meliputi : kandungan nutrien: BK, BO, PK, serat kasar (SK) dan lemak kasar (LK); fraksi serat:neutral detergent fiber (NDF),acid detergent fiber (ADF), hemiselulosa, selulosa, lignin dan silika); fraksi BK, BO dan PK bahan pakan mudah larut dalam rumen, fraksi BK, BO dan PK bahan pakan tidak mudah larut tetapi potensial terdegradasi dalam rumen, laju degradasi BK, BO dan PK dari JJ dan bahan pakan suplemen. Hasil anilisis proksimat, kandungan nutrien bahan pakan bervariasi, BK JJ adalah 20,12%, BK suplemen daun ketela pohon dan daun kelor dalam bentuk kering adalah 86,71% vii dan 90,03%, Kandungan BO bervariasi yaitu antara 88,19% (konsentrat A) hingga 94,22% (pollards). Kandungan PK bervariasi antara 10,63% (JJ) hingga 23,36% (daun kelor). Kandungan lemak kasar bervariasi antara 2,82% (JJ) hingga 12,08% (bungkil kelapa). Nilai fraksi serat dari masing-masing bahan pakan bervariasi yaitu kandungan NDF berkisar 32,85% (daun ketela pohon) hingga 66,48% (JJ); ADF berkisar 15,29% (pollards) hingga 36,44% (JJ); kandungan hemiselulosa bervariasi antara 8,41% (daun ketela pohon) hingga 31,85% (pollards); kandungan selulosa bervariasi antara 12,44% (pollards) hingga 31,58% (JJ); kandungan silika bervariasi antara 0,11% (daun kelor) hingga 3,80% (JJ) dan kandungan lignin bervariasi antara 1,06% (JJ) hingga 6,09% (bungkil kelapa). Nilai fraksi a, b dan c dari substrat JJ dengan ukuran partikel 1mm, 2 mm dan 3 mm tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap degradasi bahan kering maupun BO JJ. Nilai fraksi a degradasi BK dan BO JJukuran partikel 1 mm (26,65% dan 27,33%); ukuran partikel 2 mm (27,33% dan 28,12%): ukuran partikel 3 mm (24,60% dan 24,89%). Nilai fraksi b degradasi BK dan BO JJ ukuran partikel 1 mm (43,95% dan 44,06%); ukuran 2 mm (46,50% dan 46,03%); ukuran partikel 3 mm (45,40% dan 45,63%). Nilai fraksi c degradasi BK dan BO ukuran partikel 1 mm adalah sama yaitu 0,07 fraksi/jam; ukuran partikel 2 mm 0,06 fraksi/jam dan ukuran partikel 3 mm (0,07 fraksi/jam dan 0,06 fraksi/jam). Nilai lag phase degradasi BK dan BO ukuran partikel 1 mm (3,49 jam dan 4,01 jam; ukuran partikel 2 mm (3,60 jam dan 4,04 jam); ukuran partikel 3 mm (4,27 jam dan 6,74 jam). Nilai fraksi a dan fraksi b menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap degradasi BK dan PK, sedang nilai fraksi c menunjukkan perbedaan yang tak nyata (P>0,05) terhadap degradasi PK tetapi menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)pada degradasi BK. Nilai fraksi a degradasi BK dan PK daun kelor adalah 21,86% dan 22,64%; daun ketela pohon 18,35% dan 20,59%; konsentrat 26,72% dan 37,06%. Nilai fraksi b degradasi BK dan PK daun kelor adalah 72,60% dan 74,93%; daun ketela pohon 61,75% dan 68,85%; konsentrat 50,18% dan 54,96%. Nilai fraksi c degradasi BK dan PK daun kelor 0,14 fraksi/jam dan 0,15 fraksi/jam; daun ketela pohon 0,11 fraksi/jam dan 0,27 fraksi/jam; konsentrat 0,22 fraksi/jam dan 0,17 fraksi/jam. Nilai lag phase degradasi BK dan PK daun kelor 0,39 jam dan 0,38 jam; daun ketela pohon 0,47 jam dan 0,43 jam; konsentrat 0,12 jam. Penelitian tahap II dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi pakan sumber protein terhadap efisiensi penurunan ukuran partikel pakan dalam rumen.Materi yang digunakan dalam penelitian tahap II meliputi 5 ekor domba jantan berfistula, kandang metabolis dan ransum dengan iso-protein 12,5%. Metode penelitian dilakukan menurut prosedur Harris (1970) yang terdiri dari 3 tahap yaitu tahap adaptasi, tahap pendahuluan dan tahap koleksi data. Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) 5 x 5. Susunan ransum yang digunakan untuk masing-masing perlakuan adalah P0 = JJ; P1 = JJ 85 % + daun ketela pohon 15%; P2 = JJ 85 % + daun kelor 15%; P3 = JJ 80% + konsentrat A 20%; P4 = JJ 80% + konsentrat B 20%. Variabel yang diukur adalah distribusi ukuran partikel digesta; efisiensi penurunan ukuran partikel, fraksi partikel yang terdegradasi dan fraksi total BK yang hilangserta produk fermentasi rumen. Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa pemberian suplemen daun ketela pohon dan daun kelor berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap distribusi ukuran partikel digesta, efisiensi penurunan ukuran partikel, persentase kehilangan BK pada domba yang diberi JJ sebagai pakan basal. Rataan BK partikel digesta yang terdistribusi pada ukuran saringan > 1 mm bervariasi antara viii 715,60 g BK (P0) hingga 983,67 g BK (P1); nilai efisiensi penurunan ukuran partikel pakan dalam rumen bervariasi antara 0,18 (P1) hingga 0,36 (P3); persentase fraksi partikel terdegradasi bervariasi antara 5,9%/jam (P1) hingga 11,83 (P3); persentase total BK yang hilang bervariasi antara 3,99%/jam (P0) hingga 6,92%/jam (P2). Suplementasi pakan sumber protein berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsentrasi asam asetat (C2) dan total konsentrasi volatile fatty acid (VFA) pada pengosongan isi rumen pertama (PIR-1) namun berpengaruh secara nyata (P<0,05) pada pengosongan isi rumenkedua (PIR-2), sedang konsentrasi asam propionat (C3) dan asam butirat (C4) menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05). Rataan konsentrasi asam asetat bervariasi antara 29,06 mM/l (P4) hingga 53,40 mM/l (P0); konsentrasi asam propionat 9,52 mM/l (P2) hingga 15,76 mM/l (P0); konsentrasi asam butirat 7,60 mM/l (P1) hingga 8,76 mM/l (P4); rasio asam asetat : asam propionat 2,91 mM/l (P4) hingga 4,18 mM/l (P3); konsentrasi VFA tot

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/636.308 5/MUL/p/2015/061600247
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.3 Sheep and goats
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 27 Jan 2016 14:00
Last Modified: 27 Jan 2016 14:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160563
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item