Analisis Sumber Bibit Sapi Bali Sebagai Dasar Perbaikan Mutu Genetik Di Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali

Budiarto, Agus (2016) Analisis Sumber Bibit Sapi Bali Sebagai Dasar Perbaikan Mutu Genetik Di Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Keunggulan sapi Bali baik pada sifat produksi maupun reproduksinya perlu dipertahankan dengan mengintensifkan pola pemeliharaannya. Pola pemeliharaan betina dewasa produktif lebih diutamakan pada pengaturan perkawinan yang disesuaikan dengan faktor lingkungan sebagai pendukung. Wilayah yang mempunyai sumberdaya alam baik untuk perkembangbiakan ternak, dapat dijadikan sebagai wilayah breeding stock. Sapi Bali betina umur produktif diwilayah perlu dievaluasi produktivitas setiap tahun. Sifat-sifat produksi yang dievaluasi adalah tingkat kelahiran, kematian, komposisi ternak, dan efisiensi reproduksi. Tingkat kelahiran dan tingkat kematian sapi betina umur produktif merupakan faktor penting yang menentukan nilai pertambahan populasi secara alami setiap tahun (Natural Increase). Nilai natural increase sapi Bali berbeda tergantung pada wilayah dan waktu. Nilai natural increase merupakan kunci utama yang berperan dalam penyediaan sapi Bali calon pengganti induk, menjaga kestabilan jumlah ternak betina dalam populasi serta keamanan pasokan calon sapi bibit. Dalam penyusunan program breeding sapi Bali, ketersediaan sapi calon bibit umur 1-2 tahun menentukan jumlah ternak kelompok umur 2 tahun dan menjamin populasi dalam kelompok umur tetap konstan. Variabel yang diperlukan dalam penyusunan komposisi berdasarkan kelompok umur sapi adalah umur pertama beranak, tingkat kematian ternak dewasa, calving interval dan lama induk dipelihara dalam populasi pembiakan. Kelompok umur dalam populasi berperan dalam mengetahui kebutuhan sapi Bali sebagai sapi bibit setiap tahun dan mempertahankan populasi di sumber bibit tetap konstan. Pasokan sapi Bali dari IPD ditujukan untuk meningkatkan jumlah populasi, dan dari hasil perkembang biakannya diharapkan dapat menjaga populasi di tiap IPD tetap konstan. Evaluasi secara kontinyu dan terprogram sapi Bali muda terseleksi, diharapkan akan lebih menjamin kontinyuitas pasokan calon ternak unggul di BPTU Pulukan. Ketepatan dan kontinyuitas pengukuran performans sapi menjadi kunci utama dalam menentukan calon bibit unggul di BPTU. Selain itu jumlah keturunan yang dihasilkan dari pejantan terpilih memegang peranan penting dalam menambah calon bibit unggul. Faktor-faktor tersebut mendukung dihasilkannya individu sapi yang terseleksi berdasarkan nilai pemuliaan (Breeding Value). Namun permasalahannya adalah bagaimana potensi produksi sapi Bali calon bibit dari wilayah sumber bibit dan potensi genetik sapi Bali di BPTU sebagai calon bibit unggul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika populasi; potensi produksi dan reproduksi Sapi Bali di wilayah IPD. Untuk mengkaji potensi genetik calon bibit sapi Bali di BPTU Pulukan, berdasarkan parameter genetik dan estimasi nilai pemuliaan. Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Instalasi Populasi Dasar (IPD) Sapi Bali dan di BPTU Sapi Bali Pulukan Bali. Penelitian di wilayah IPD Sapi Bali mengambil empat wilayah IPD, yaitu Jembrana, Tabanan, Karangasem dan IPD Bangli, pada tahun 2011. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Variabel yang di amati meliputi struktur populasi, DO (Days Open), CR viii (Conception Rate), S/C (Service per conception), SF(Status Fertilitas), NI (Natural increase ) dan Out put ternak. Data dihitung rataan dan simpangan baku serta koefisien variasi kemudian dianalisis secara deskriptif. Penelitian di BPTU Sapi Bali Pulukan, data primer performans sapi Bali kelahiran tahun 2006-2011 terdiri atas bobot lahir, bobot sapih, bobot badan umur 1 tahun dan ukuran statistik vital tinggi Gumba (TG), panjang badan (PB), lingkar dada (LD) Analisa data untuk menduga nilai heritabilitas menggunakan Restricted Maximum Likelihood (REML) dengan pola Linear Mixed Model menggunakan program GenStat 14 (Knight, 2008). Ripitabilitas dianalisa dengan variansi pola searah, korelasi genetik dengan analisis kovariansi. Breeding Value (Nilai Pemuliaan) diperlukan dalam menilai keunggulan seekor pejantan yang akan digunakan sebagai sumber semen beku. Respon seleksi sifat yang berkorelasi diestimasi berdasarkan nilai heritabilitas masing masing sifat. Hasil penelitian ini, nilai natural increase dan out put sapi Bali di masing-masing IPD merupakan dua kunci utama dalam penentuan potensi wilayah pembibitan. IPD Jembrana dan Tabanan yang mempunyai nilai natural increase (28,29-36,85%) dan out put (18,29-25,22)serta nilai NRR (54-62%) yang relatif tinggi. Ukuran tubuh sapi umur kurang dari 2 tahun di wilayah yang potensial pemasok calon bibit cenderung relative seimbang dan memenuhi syarat teknis BPTU. Rata-rata bobot lahir sapi Bali di BPTU mulai tahun 2006 menunjukkan relatif konstan sampai tahun 2007. Pada tahun 2009 bobot sapih menunjukkan gejala menurun 4 kg sampai tahun 2010 dan tahun 2011 meningkat menjadi normal kembali seperti tahun 2008. Bobot satu tahun tahun 2009-2011 kondisinya fluktuatif dan belum kembali normal seperti tahun 2006-2007. Sapi Bali yang dipersiapkan untuk calon bibit unggul seharusnya mempunyai kondisi dan performans yang baik, karena diharapkan nilai pemuliaan (breeding value) untuk sifat bobot lahir, bobot sapih dan bobot badan umur 1 tahun akan lebih baik. Pada dasarnya sapi Bali mempunyai potensi genetik tinggi namun apabila tidak didukung dengan pola pemeliharaan yang baik, maka potensi genetik yang dimiliki tidak akan muncul. Heritabilitas sifat bobot lahir, bobot sapih (205 hari) dan bobot badan umur 1 tahun sapi Bali di BPTU secara berurutan sebesar 0,22±0,02 ; 0,25±0,03 dan 0,34±0,04. Ketiga parameter sifat tersebut mempunyai nilai positip dan masuk dalam kategori sedang. Ripitabilitas sifat bobot lahir, bobot sapih (205 hari) dan bobot badan umur 1 tahun sapi Bali di BPTU secara berurutan sebesar 0,33 ± 0,07 ; 0,28±0,06 dan 0,36±0,08. Berpedoman pada sifat yang sama dan dilakukan pada waktu dan lingkungan yang sama, nilai ripitabilitas hasil penelitian ini lebih tinggi dari nilai heritabilitasnya. Dari penelitian ini disimpulkan wilayah IPD Jembrana dan Tabanan dengan nilai NI berturut-turut 36,85 ; 28,29 persen, mampu mengeluarkan sapi Bali maksimal 25,22 dan 18,29 persen serta mempunyai Net Replacement Rate (NRR) lebih dari 100 % dari stock populasi calon bibit sapi. Heritabilitas pejantan sapi Bali di BPTU pada sifat bobot satu tahun masuk kategori sedang sampai tinggi. Nilai Pemuliaan (NP=16,70) bobot 1 tahun tertinggi diperoleh pada pejantan nomor 3038.03. Delapan ekor pejantan yang mempunyai NP tertinggi mampu menghasilkan 54 ekor calon bibit unggul yang terdiri atas 20 ekor calon bibit jantan dan 34 ekor calon bibit betina

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/636.208 2/BUD/a/2016/061607516
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 09 Jan 2017 13:57
Last Modified: 09 Jan 2017 13:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160555
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item