Identifikasi Dan Uji Potensi Senyawa Antimikroba Dari Bakteri Simbion Ascidian

Mogea, RinaAnita (2015) Identifikasi Dan Uji Potensi Senyawa Antimikroba Dari Bakteri Simbion Ascidian. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penyakit infeksi di Indonesia merupakan salah satu penyebab kematian. Diare dan gastroenteritis merupakan penyakit urutan pertama yang menyebabkan pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Enterobacter aerogenes, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Candida spp. Menurut data WHO 2009 Indonesia menduduki peringkat kedelapan dari 27 negara dengan beban tinggi kekebalan obat terhadap multidrug resisten. Penanganan penyakit infeksi umumnya menggunakan antibiotik dan sampai saat ini Indonesia belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan bahan baku obat untuk industri farmasi karena kurang lebih 96 % bahan baku antibiotik masih diimpor dari Cina dan India. Salah satu biota laut yang berpotensi sebagai sumber daya alam penyedia bahan baku untuk industri farmasi adalah ascidian atau tunikata. Ascidian merupakan biota laut yang kaya akan senyawa bioaktif dan dapat digunakan sebagai bahan obat seperti antimikroba, antikanker, anti-inflamasi, sitotoksik, antiviral. Ascidian merupakan hewan penyaring makanan (filter feeder). Ascidian menjadikan mikroba sebagai sumber makanan tapi ada juga sebagai simbion. Mikroba menjadikan tubuh ascidian sebagai inang (host) dan tempat berlindung serta dapat memberikan kontribusi untuk pertahanan inangnya dengan menyekresi senyawa bioaktif berupa antimikroba untuk mempertahankan diri dari hewan-hewan predator atau mikroba patogen. Penelitian ini bertujuan: (1). Mendapatkan isolat bakteri simbion ascidian yang mempunyai potensi sebagai antimikroba. (2). Mendapatkan waktu optimum dan laju pertumbuhan bakteri untuk produksi senyawa metabolit dari bakteri simbion ascidian. (3). Mengetahui efektivitas senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri simbion ascidian terhadap penghambatan pertumbuhan mikroba patogen yaitu methicillin-resisten Staphyloccocus aureus (MRSA), Staphyloccocus aureus, EPEC dan Candida albicans. (4). Mengidentifikasi senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri simbiosis ascidian. Hasil penelitian diperoleh bakteri P. aeruginosa Pj1 simbion ascidian Phallusia julinea dari Pulau Raimuti serta bakteri E. hormaechei Ao18 dan B. pumilus DL006 simbion ascidian Ascidia ornata dari Pulau Lemon Teluk Doreri Manokwari yang berpotensi penghasil antimikroba. Bakteri P. aeruginosa Pj1 dan E. hormaechei Ao18 memiliki laju pertumbuhan tertinggi dan waktu generasi yang lebih cepat dibandingkan dengan bakteri B. pumilus DL006, sedangkan bakteri B. pumilus DL006 yang merupakan bakteri Gram positif memiliki waktu generasi yang lebih lama dibandingkan dengan kedua bakteri Gram negatif tersebut. Supernatan free cell P. aeruginosa Pj1 menghambat MRSA (8±0,5) mm, S. aereus (25±2,7) mm, EPEC (30±5,2) mm dan C. albicans (22±3,5) mm. Supernatan free cell B. pumilus DL006 menghambat MRSA (8±0,5) mm. Supernatan free cell E. hormaechei Ao18 menghambat EPEC (8±0,9) mm dan C. albicans (9±0,2) mm. Konsentrasi penghambatan minimum supernatan free cell ketiga bakteri tersebut berbedabeda pada setiap mikroba patogen. Supernatan P. aeruginosa Pj1 pada konsentrasi 500 ppm sudah dapat menghambat MRSA dan S. aereus, menghambat EPEC pada konsentrasi 250 ppm dan C. albicans pada konsentrasi 31,25 ppm. Supernatan free cell B. pumilus 9 DL006 pada konsentrasi 1000 ppm dapat menghambat MRSA. Supernatan free cell E. hormaechei Ao18 pada konsentrasi 1000 ppm dapat menghambat C. albicans dan menghambat EPEC pada konsentrasi 31,25 ppm. Pada bakteri P. aeruginosa Pj1 dan E. hormaechei Ao18 memiliki protein yang mempunyai aktivitas antimikroba terhadap bakteri EPEC dan C. albicans. Senyawa metabolit sekunder dari bakteri P. aeruginosa Pj1 adalah golongan phenazine yang memiliki aktivitas antibiotik. Bakteri B. pumilus DL006 memiliki senyawa metabolit sekunder yaitu surfactin dan plantazolicin sedangkan E. hormaechei Ao18 memiliki senyawa metabolit sekunder yaitu surfactin dan fengysin.

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/596.2/MOG/i/2015/061507891
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 596 Chordata > 596.2 Urochordata (Tunicata)
Divisions: S2/S3 > Doktor Biologi, Fakultas MIPA
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 19 Nov 2015 12:51
Last Modified: 19 Nov 2015 12:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160512
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item