Potensi Padang Lamun Sebagai Penyimpan Karbon Berdasarkan Jenis, Biomassa Serta Daya Serap Karbon Di Pantai Tongkaina Sulawesi Utara

Kondoy, KhristinIvoneFisye (2015) Potensi Padang Lamun Sebagai Penyimpan Karbon Berdasarkan Jenis, Biomassa Serta Daya Serap Karbon Di Pantai Tongkaina Sulawesi Utara. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Padang lamun adalah salah satu vegetasi pantai dimana lamun adalah tumbuhan lautyang dapat menjadi solusi dalam mengatasi perubahan iklim. Tumbuhan ini memiliki kemampuan untuk menyerap CO2 dari atmosfer menjadi energi yang berguna bagi kehidupan melalui proses fotosintesis. Melalui proses ini, tumbuhan dapat menyerap gas karbon melalui proses fotosintesis dan melepas gas karbon melalui proses respirasi, dimana tumbuhan menggunakan CO2 dalam proses fotosintesis dan menghasilkan O2 dan energi, dan sebagian energi disimpan dalam bentuk biomassa. Berbagai kajian ekosistem padang lamun telah dilaksanakan, di antaranya kajian tentang ekologi kepadatan lamun, laju pertumbuhan lamun, asosiasi organisme pada ekosistem padang lamun dan keterkaitan kualitas sedimen dengan kandungan nutrien padang lamun. Namun penelitian tentang kapasitas padang lamun dalam menyimpan dan menyerap karbon masih sangat terbatas, terutama di perairan Indonesia. Pantai Tongkaina yang berada di Sulawesi Utara memiliki padang lamun yang keadaan lamunnya masih cukup baik dan keberadaannya sangat penting untuk dipertahankan karena memegang peranan penting dalam upaya mengimbangi laju pelepasan karbon di udara. Masalah yang muncul adalah: Bagaimana jenis komposisi lamun di Pantai Tongkaina Sulawesi Utara. Bagaimana kandungan karbon dari masing-masing jenis lamun dan bagian-bagiannya (akar, rhizoma, dan daun) yang memiliki kemampuan efektif dalam menyimpan karbon pada biomassanya. Bagaimana kandungan karbon pada serasah dan sedimen. Bagaimana kemampuan dari masing-masing spesies lamun dalam menyerap karbon. Bagaimana laju penyerapan karbon melalui pertumbuhan lamun. Sehubungan dengan masalah di atas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mendapatkan jenis dan komposisi lamun 2. Untuk menganalisis kandungan karbon dari masing-masing jenis dan bagian lamun (akar, rhizoma, dan daun) yang memiliki kemampuan efektif dalam menyimpan karbon melalui biomassa, serasah dan sedimen. 3. Untuk menentukan jenis lamun yang memiliki kemampuan efektif dalam menyerap karbon melalui kandungan karbohidrat daun. 4. Untuk mengamati laju penyerapan karbon melalui pertumbuhan lamun. Penelitian dilakukan sebanyak tiga tahap yaitu tahap I : Untuk mendapatkan Struktur Komunitas Lamun, Biomassa dan Analisis Karbon. Penelitian Tahap II : Daya Serap CO2 (dari kandungan karbohidrat daun) masing-masing jenis lamun. Penelitian Tahap III : Uji Laboratorium Daya Penyerapan CO2 melalui Laju Pertumbuhan Lamun. Komposisi lamun secara keseluruhan diperoleh 6 spesies yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifolium, dan Halophila ovalis. Tumbuhan lamun dapat menyimpan karbon sehingga dapat membantu menurunkan konsentrasi gas CO2 di atmosfer. Rhizoma merupakan bagian tubuh yang memiliki kandungan karbon paling besar dan spesies lamun Thalassia hemprichii yang ditemukan di lokasi II yaitu di wilayah dekat mangrove memiliki kandungan karbon yang paling besar. Sedimen yang berada di ekosistem lamun lokasi II mempunyai kandungan karbon terbesar dengan kisaran 5,85 – 6,18%. Lokasi III merupakan daerah kandungan karbon serasah terbesar, baik pada serasah yang melayang maupun tenggelam. Kandungan karbon organik pada serasah yang tenggelam lebih besar dibandingkan serasah yang melayang. Daya serap CO2 per individu adalah sebagai berikut : T. hemprcihii 0,50 g; E. acoroides 0,40 g; C. rotundata 0,38 g; C. serrulata 0,31 g; S. isoetifolium 0,21 g; H. ovalis 0,03 g . Daya serap bersih per hektar luas lahan (g/ha/jam) adalah sebagai berikut : T. hemprichii 220,3 g; E. acoroides 145,5 g; C. rotundata 143,6 g; C. serrulata 138,5 g; S. isoetifolium 18 g; H. ovalis 0,60 g. Spesies lamun yang memiliki penyerapan CO2 terbaik berdasarkan kandungan karbohidrat daun adalah T. hemprichii, E. acoroides, C. rotundata, C. serrulata, S. isoetifolium, dan H. ovalis. Perlakuan yang paling baik terhadap laju pertumbuhan lamun T. hemprichii yaitu perlakuan P3 dengan pemberian CO2 sebanyak 1 kali/hari (5x100 ml/menit selama 25 menit). Berdasarkan hasil pengamatan, analisis kandungan karbon, uji kandungan karbohidrat daun dan pengamatan laju penyerapan karbon melalui pertumbuhan lamun yang dilakukan secara in vitro menunjukkan lamun mempunyai kemampuan untuk menyerap dan menyimpan karbon. Laju pertumbuhan lamun Thalassia hemprichii di Pantai Tongkaina selama penelitian dikalikan luasan lamun maka lamun melakukan penyerapan CO2 dari atmosfer sebesar 964,91 (g/Ha/tahun).

English Abstract

Seagrass beds are coastal vegetation which can become a solution to climate change. Plant has the ability to absorb CO2 from the atmosphere and turn it into useful energy for life through the process of photosynthesis. Through this process, the plant absorbs carbon and releases carbon gases through the process of respiration. Plant uses CO2 in photosynthesis to produce glucoses and energy. The yield, therefore are stored in the form of biomass. Previous studies have been carried out on the seagrass ecosystems, including the ecology study of seagrass density, the growth rate of seagrass, organisms association within the ecosystems and the sediment quality and nutrients relationship. Research on the capacity of seagrass in the absorsbing and storing carbon, however, is still very limited, especially in Indonesian waters. Tongkaina beach, located in North Sulawesi, have seagrass beds which are still in quite good condition, and their presence is very important to be maintained as they play an important role fore controling carbon emissions into the air. Information of capacity of the seagrass in the location for controlling carbon should be approached by answering same problems, those were objectives of this research : 1. To obtain the type and composition of seagrass 2. To analyze the carbon content of each type and seagrass part (roots, rhizomes, and leaves) which has the ability to effectively store carbon through its biomass, litter, and sediment. 3. To determine the type of seagrass which has the ability to be effectively in absorbing carbon through leaf’s carbohydrate content. 4. To observe the rate of carbon sequestration during the growth of seagrass. The study was conducted in three phases : Firstly measuring community structure, Biomass and Carbon Analysis. Secondly, absorption of CO2 (from the carbohydrate content of the leaves) of each type of seagrass growth. Third: Laboratory test of the absorbing rate of CO2 throught Seagrass Growth. The seagrass composition consisted of 6 species : Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis. Seagrass plant can store carbon that can help lower the CO2 gas concentration in the atmosphere. Rhizome is part of the body that has the highest carbon content. Seagrass species ot Thalassia hemprichii found in the location II, the area near to mangroves, have the highest carbon content. Sediment that are in location II seagrass bed has the largest carbon content, ranging from 5.85% to 6.18%. location II is the region with the largest litter carbon content, either on floating or sinking litter. The content of organic carbon in the submerged litter were higher than the floating litter. CO2 absorbing capacity per individual seagrass are as follows : T. hemprchii 0,50 g; E. acoroides 0,40 g; C. rotundata 0,38 g; C. serrulata 0,31 g ; S. isoetifolium 0,21 g; H. ovalis 0,03 g . Absorbtion capacities per hectare of land (g/ha/h) are as follows : T. hemprchii 220,3 g; E. acoroides 145,5 g; C. rotundata 143,6 g; C. serrulata 138,5 g; S. isoetifolium 18 g; H. ovalis 0,60. Seagrass species that have the best CO2 absorbtion, measured by leaf carbohydrate method T. hemprichii, E. acoroides, C. rotundata, C. serrulata, S. isoetifolium, H. Ovalis, successively. The best treatment for seagrass T. hemprichii growth rate is P3 treatment by administering CO2 1 times / day (5x100 ml/min for 25 min). These result are statistically significantly different in the significance level of 0.05. Result of Honest Significance Test (HST) showed that treatment of P1 and P2 are not sinificantly different to the control of the rate of growth of T. hemprchii with the value of P1<L = 0.093%<0.65% dan P2<L = 0.068%<0.65%. Respectively, while P3 treatment was significantly different to the control of the rate of growth of seagrass. Based on this study can ben concluded that seagrass ecosystems played a major role as a climate change mitigation efforts. Together with the mangrove and coral ecosystems, this seagrass ecosiystem made up the three main coastal ecosystem. Healthy coastal ecosystems will create healthy ocean ecosystems which in turn could produce higher fishery production ang healthy to be healthy will couse the ocean to produce more fisheries product and contribute more to the welfare of the community.

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/577.7/KON/p/2015/061503795
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 577 Ecology > 577.7 Marine ecology
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 03 Aug 2015 10:25
Last Modified: 03 Aug 2015 10:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160497
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item