Optimalisasi Pengelolaan Perkebunan Sawit Secara Berkelanjutan (Studi Kasus Di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah)

Prasetia, Hafiizh (2016) Optimalisasi Pengelolaan Perkebunan Sawit Secara Berkelanjutan (Studi Kasus Di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah). Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman Sawit adalah suatu komoditas perkebunan unggulan di Kabupaten Seruyan. Hal ini disebabkan adanya nilai ekonomi yang tinggi dari perkebunan tersebut. Selain itu, kondisi agroekologi di wilayah ini sebagian besar sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan sawit. Perkembangan luasan perkebunan sawit di kawasan ini terbilang sangat mengesankan. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan Tahun 2015, tercatat bahwa luasan perkebunan sawit swadaya menempati luasan sebesar 15.006 ha, dengan produksi sebesar 6.265,57 ton. Kehadiran perkebunan sawit swadaya selain memiliki sisi positif, juga dinilai mempunyai sisi negatifnya. Berbagai macam masalah yang dikedepankan dari hadirnya perkebunan sawit swadaya adalah produktivitas yang relatif rendah bila dibandingkan dengan perusahaan besar, terbatasnya modal dan keterampilan, posisi tawar petani yang masih rendah dalam hal penentuan harga buah, lahan masih banyak yang belum memiliki sertifikat legal, kurangnya peranan dari KUD dan kelompok tani dan kurangnya memperhatikan kelestarian lingkungan. Berdasarkan fakta tersebut terlihat adanya kecenderungan bahwa sawit swadaya sangat sulit memenuhi syarat perkebunan yang berkelanjutan sesuai dengan aturan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), maka diperlukan adanya kriteria penilaian yang lebih aplikatif dan sederhana, yang memuat tentang tiga aspek pokok yang harus dipenuhi. Ketiga aspek tersebut adalah aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Aspek lainya seperti insfrastruktur dan teknologi, hukum dan kelembagaan hanya dibatasi sebagai syarat minimal dalam menjalankan usaha perkebunan sawit tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian lahan perkebunan sawit swadaya dan faktor pembatas bagi tanaman sawit di Kabupaten Seruyan; menganalisis kelayakan ekonomi dari usaha perkebunan sawit swadaya di Kabupaten Seruyan; menganalisis faktor-faktor dominan yang mengganggu keberlanjutan perkebunan sawit swadaya di Kabupaten Seruyan; menganalisis nilai optimal dari pengelolaan perkebunan sawit swadaya secara berkelanjutan di Kabupaten Seruyan; dan merumuskan strategi pengelolaan perkebunan sawit swadaya yang berkelanjutan di Kabupaten Seruyan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei eksploratif (exploratory research). Analisis kelayakan ekonomi digunakan metode Net Present Value (NPV), analisis Benefit Cost Rasio (B/C Ratio), dan Internal Rate of Return (IRR). Analisis potensi konflik dengan mixed method. Analisis optimalisasi dengan menggunakan metode goal programming. Analisis strategi pengelolaan perkebunan sawit swadaya dengan menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian diketahui bahwa secara umum kondisi lahan yang ada di Kabupaten Seruyan tergolong lahan yang sangat sesuai (S1) untuk dijadikan xiv perkebunan kelapa sawit. Ada beberapa karakteristik lahan yang tidak termasuk dalam kategori sangat baik (S1), namun masih tergolong dalam kategori cukup baik (S2). Sedangkan kedalaman tanah perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Seruyan termasuk kategori dangkal dan masih tergolong kurang sesuai (S3). Adapun faktor pembatas untuk pertumbuhan tanaman sawit di daerah ini adalah nilai pH yang rendah, dan kondisi tanah yang miskin unsur hara. Apabila dilihat dari aspek manajemen budidaya tanaman sawit, maka perkebunan sawit swadaya masih sangat jauh dalam penerapan praktik pertanian yang baik. Hasil perhitungan NPV, B/C Ratio dan IRR telah mendapatkan hasil yang signifikan yaitu NPV sebesar Rp 5.611.691.456,00 dan B/C Ratio sebesar 1,225 serta IRR sebesar 22,492. Signifikan dalam hal ini dapat diartikan bahwa lahan hasil swadaya masyarakat di Kabupaten Seruyan merupakan layak dikonversi menjadi lahan perkebunan sawit. Dengan menjadikan kawasan perkebunan sawit diperoleh manfaat finansial yang dapat menopang perekonomian masyarakat Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah. Faktor yang paling dominan yang mengganggu keberlanjutan dari usaha perkebunan sawit dapat dibagi menjadi 3, yaitu dari sudut pandang ekonomi, teknologi, dan sosial. Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi maka penentuan harga tandan buah segar adalah paling dominan, apabila dilihat dari sudut pandang penggunaan teknologi maka minimnya keahlian masyarakat dalam menggunakan teknologi terbaru adalah paling dominan, sedangkan dari sudut pandang sosial maka adanya sengketa lahan antara perusahaan dan masyarakat adalah paling dominan yang dapat mengganggu keberlanjutan. Namun dengan menerapkan kearifan lokal berupa hukum adat yang diberlakukan di daerah ini. Penggunaan hukum adat dalam menyelesaikan beberapa perkara konflik sudah terbukti dan mampu memberikan solusi saling menguntungkan bagi pihak yang bertikai. Perkebunan sawit swadaya masyarakat di Kabupaten Seruyan dapat dikatakan optimal apabila total produktivitas hasil panen telah mencapai 20,81 ton hektar-1 tahun-1, total karbon tersimpan 106,73 ton hektar-1, total pendapatan petani Rp 6.084.501,00, jumlah penyerapan tenaga kerja 20 HOK hektar-1tahun-1, luas lahan perkebunan 3,33 hektar, biaya pemeliharaan perkebunan Rp 1.571.092,00, modal pengelolahan perkebunan Rp14.916.510,00, mean skor jawaban konflik ekonomi 3,52, mean skor jawaban konflik teknologi 3,66, mean skor jawaban konflik sosial 3,51. Berdasarkan Matriks kuadran SWOT, nampak bahwa posisi perkebunan sawit berada pada kuadran I, hal ini menandakan posisi yang kuat dan berpeluang untuk dikembangkan. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif (agresif), artinya perkebunan sawit dalam kondisi yang mantap (baik) sehingga sangat dimungkinkan untuk terus dilakukan usaha agar dapat meningkatkan produktivitas lahan sawit swadaya dan menjaga keberlangsungan dari perkebunan sawit itu sendiri. Dengan menerapkan strategi pengelolaan perkebunan sawit swadaya secara berkelanjutan, maka petani dapat mengarahkan perkebunan sawit yang mereka miliki dari kondisi aktual menjadi kondisi optimal yang berkelanjutan. Adapun strategi yang dipakai untuk dapat meningkatkan hasil produksi dengan optimal yaitu dengan menerapkan pengelolaaan perkebunan sawit yang baik sesuai dengan standar ISPO.

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/338.476 643 6/PRA/o/2016/061611499
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services
Divisions: Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 26 Apr 2017 08:00
Last Modified: 26 Apr 2017 08:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160402
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item