Pengaruh Pemberian Rhodamin B Terhadap Kadar Mda Jaringan Serviks Dan Proliferasi Sel Epitel Serviks Pada Tikus Wistar

Safitri, YeniAgus (2015) Pengaruh Pemberian Rhodamin B Terhadap Kadar Mda Jaringan Serviks Dan Proliferasi Sel Epitel Serviks Pada Tikus Wistar. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Rhodamin B merupakan pewarna yang dilarang dan berbahaya bagi kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 239/MENKES/PER/V/85. Rhodamin B masih sering ditemukan pada makanan terutama makanan jajanan seperti bolu, roll cake, kue kacang hijau, krupuk, sirup dan jajanan pasar lainya. Rhodamin B mempunyai rumus molekul C28H31N2O3Cl berbentuk kristal hijau mengandung ikatan klorin yang merupakan senyawa halogen yang bersifat radikal dan sangat reaktif. Efek negative radikal bebas dapat membentuk lipoperoksida yang tidak stabil dan terurai membentuk MDA. Radikal bebas juga dapat menyebabkan stres oksidatif yang dapat mengakibatkan perubahan patologis dalam sel dan mutasi DNA. Apabila mutasi mengenai gen p53 akan mengakibatkan peningkatan proliferasi sebagai tanda awal kanker. Servik merupakan zona transisi antara epitel kelenjar dan skuamosa yang sering mengalami perubahan displasia dan menjadi keganasan. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pengaruh pemberian Rhodamin B terhadap kadar MDA (malondialdehida) jaringan serviks dan proliferasi sel epitel serviks pada tikus wistar. Rancangan dalam penelitian ini adalah true experimental dengan pendekatan post test only control group design, dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Brawijaya. Sampel yang digunakan adalah tikus Wistar sebanyak 28 ekor, oleh karena organ serviks digunakan untuk pengukuran 2 variabel maka sampel diduplo menjadi 56 ekor. Penelitian dibagi 4 kelompok, yaitu kontrol (-) tanpa diberi Rhodamin B, dan 3 kelompok perlakuan dengan pemberian Rhodamin B dosis 22,5 mg/kgBB, 45 mg/kgBB, 90 mg/kgBB. Berdasarkan hasil uji one way ANOVA didapatkan nilai p-value = 0,000 . hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna kadar MDA dari keempat kelompok perlakuan. Selanjutnya pada uji perbandingan berganda dengan uji Beda Nyata Terkecil/BNT (Least Significant Difference/LSD) diperoleh nilai rerata kadar MDA meningkat seiring dengan peningkatan dosis Rhodamin B pada kelompok perlakuan. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian Rhodamin B dosis 22,5 mg/kgBB, 45 mg/kgBB dan 90 mg/kgBB pada tikus mampu meningkatkan kadar MDA seiring dengan peningkatan dosis Rhodamin B yang diberikan pada tikus. Adapun nilai rerata kadar MDA tertinggi pada kelompok perlakuan pemberian Rhodamin B dengan dosis 90 mg/kgBB (0,445±0,075 ng/100mg). Hal ini dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini dosis Rhodamin B yang dianggap meningkatkan kadar MDA paling tinggi pada tikus adalah dosis 90 mg/kgBB. Berdasarkan hasil uji one way ANOVA bahwa proliferasi sel epitel diperoleh nilai p-value = 0,000. Hal ini dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna rerata proliferasi sel epitel keempat kelompok sampel perlakuan. Sedangkan pada uji perbandingan berganda dengan uji Beda Nyata Terkecil/BNT (Least Significant Difference/LSD) didapatkan nilai rerata proliferasi sel epitel pada tikus antara kelompok kontrol (39,58±3,86 %) dibandingkan dengan kelompok perlakuan pemberian Rhodamin B 22,5 mg/kgBB (62,16±5,09 %), 45 mg/kgBB (69,49±1,94%) dan perlakuan pemberian Rhodamin B 90 mg/kgBB (74,81±1,79%). Tampak nilai rerata proliferasi sel epitel pada kelompok perlakuan pemberian Rhodamin B 18mg/200gBB lebih tinggi nilainya bila dibandingkan dengan kelompok kontrol, berarti bahwa pemberian Rhodamin B 90 mg/kgBB meningkatkan jumlah proliferasi sel epitel paling tinggi pada tikus Wistar. Berdasarkan analisis uji korelasi Pearson antara kadar MDA dengan proliferasi sel epitel pada kelompok perlakuan didapatkan nilai p =0.000. Hal ini menunjukkan ada hubungan/korelasi yang bermakna antara kadar MDA dengan proliferasi sel epitel. Tingkat viii keeratan hubungan korelasi yang tinggi/kuat ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (0,881). Nilai positif ini menunjukkan ada hubungan yang seiring, yaitu bila terjadi peningkatan pada kadar MDA maka akan meningkatkan proliferasi sel epitel pada tikus, demikian pula sebaliknya, bila terjadi penurunan kadar MDA maka akan terjadi penurunan proliferasi sel epitel pada tikus yang diberi Rhodamin B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian Rhodamin B dosis 22,5 mg/kgBB, 45 mg/kgBB, 90 mg/kgBB dapat meningkatkan kadar MDA jaringan serviks dan proliferasi sel epitel serviks pada tikus Wistar.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/667. 254/SAF/p/2015/041600154
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 667 Cleaning, color, coating, related technologies
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 23 Mar 2016 13:46
Last Modified: 23 Mar 2016 13:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160187
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item