Yulia, Dore (2010) Isolasi dan Karakterisasi Komponen Minyak Atsiri Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria Berg. Roscoe) serta Uji Toksisitasnya terhadap Artemia salina Leach. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pemanfaatan bahan alam sebagai obat saat ini mulai berkembang karena adanya gerakan kembali ke alam dan rendahnya efek samping yang ditimbulkan. Temu putih merupakan salah satu tanaman obat dari famili Zingiberaceae yang telah digunakan oleh masyarakat. Walaupun tanaman temu putih telah digunakan, pemanfaatan temu putih kurang begitu populer bila dibandingkan dengan lima jenis tanaman dari famili Zingiberaceae yang umum yaitu kunyit ( Curcuma longa L.), lengkuas ( Languas galangal (L.) Stuntz.), kencur ( Kaempferia galanga L.), lempuyang ( Zingiber aromaticum Val.) dan bengle ( Z. purpureum Roscoe) sehingga perlu dilakukan penelitian yang mendalam untuk mengetahui pemanfaatan dari tanaman ini secara lebih luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen penyusun minyak atsiri rimpang temu putih, pengaruh metode dan waktu penampungan distilat terhadap komposisi komponen dan uji toksisitasnya terhadap Artemia Salina Leach . Isolasi minyak atsiri rimpang temu putih dilakukan dengan dua metode yaitu distilasi air dan uap dan distilasi uap dengan waktu pengambilan distilat selama 5 jam dan fraksinasi penampungan distilat pada jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5. Karakterisasi minyak atsiri dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fase diam silika gel F 254 dengan eluen benzen-etil asetat (19:1), dan kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM). Karakterisasi dari minyak atsiri hasil distilasi uap dan distilasi air dan uap menggunakan KLT menghasilkan 7 noda berwarna. Karakterisasi menggunakan KG-SM menunjukkan bahwa komponen minyak atsiri rimpang temu putih hasil distilasi air dan uap selama 5 jam adalah kamfor (28,64 %), isobornil alcohol (9,70 %), furanodienon (4,79 %), borneol (3,65 %), furanodien (3,43 %), dan germakren D (1,74 %), sedangkan komponen minyak hasil distilasi uap selama 5 jam adalah kamfor (49,51 %), isobornil alkohol (12,66 %), borneol (4,23 %), furanodien (3,61 %), furanodienon (3,49 %). 1,8-sineol (3,42 %), kamfen (2,28 %), β-pinen (1,75 %), germakren D (1,19 %), dan 2-nonanon (0,76 %). Komponen utama dari minyak atsiri rimpang temu putih pada penelitian ini adalah kamfor, yang dihasilkan dengan kadar tertinggi pada minyak atsiri hasil distilasi uap pada waktu pengambilan distilat jam ke-3 ( 50,71 %). Minyak atsiri rimpang temu putih pada fraksi 5 hasil distilasi uap memiliki toksisitas terbesar dengan nilai LC 50 sebesar 3,25 ppm (v/v) dengan komposisi komponen terdiri atas furanodienon (10,94 %), furanodien (5,78 %), kamfor (4,37 %), isobornil alkohol (2,51 %), kamfen (0,62 %), dan β-pinen (0,47 %). Senyawa yang diduga berkontribusi dan bersinergi dalam toksisitas adalah furanodien dan furanodienon.
English Abstract
using of natural resources for medicine has been increasing recently because of back-to-nature movement and low side effect. White turmeric is one of medicinal plant from Zingiberaceae family which has been used by people. Even though it has already been used, using is not as common as o r five Zingiberace plants, y are Curcuma longa L, Languas galangal (L.) Stuntz., Kaempferia galanga L., Zingiber aromaticum Val. and Z. purpureum Roscoe so that research to know more about using of white turmeric needs to be improved. This research aims to know components of essential oils of white turmeric, effect of isolation methods and collecting time of essential oils on composite elements and its toxicity against Artemia salina. methods used to isolate essential oils were both steam distillation and water and steam distillation. essential oils were obtained and collected in 5 hours of distillation and characterized by TLC and GC-MS analysis. essential oils were fractioned every hour from 1 to 5 hours and n characterized by TLC and GC-MS analysis. Silica gel F 254 was applied as stationary phase in TLC analysis with eluent of benzene – ethyl acetate (19 : 1). characterization results of essential oils obtained from both by steam distillation and water and steam distillation using TLC showed 7 colorful spots. characterization results of GC-MS analysis showed that essential oils obtained using 5 hours of steam and water distillation consisted of camphor (28, 64 %), isobornyl alcohol (9,70 %), furanodienone (4,79 %). borneol (3,65 %), furanodiene (3,43 %), and germacrene D (1,74 %). oils obtained using 5 hours of steam distillation consisted of camphor (49,51 %), isobornyl alcohol (12,66 %), borneol (4,23 %), furanodiene (3,61 %), furanodienone (3,49 %), 1,8-cineole (3,42 %), camphene (2,28 %), β-pinene (1,75 %), 2-nonanon (0,76 %), and germacrene D (1,19 %), main component of essential oils obtained was camphor which in highest concentration in third hour collection (50,71 %) using steam distillation method. toxicity test showed that essential oils in five hours fraction of distillate collection using steam distillation had highest toxicity, which had LC 50 was 3,25 ppm (v/v), which comprising furanodienone (10,94 %). furanodiene (5,78 %), camphor (4,37 %), isobornyl alcohol (2,51 %), camphene (0,62 %), and β-pinene (0,47 %). components that could contribute to toxicity were furanodiene and furanodienone.
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | TES/661.806/YUL/i/041100313 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 661 Technology of industrial chemicals > 661.8 Organic chemicals |
| Divisions: | Program Pascasarjana > Magister Studi Ketahanan Nasional, Program Pascasarjana |
| Depositing User: | Endro Setyobudi |
| Date Deposited: | 30 Sep 2011 10:13 |
| Last Modified: | 30 Sep 2011 10:13 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160104 |
Actions (login required)
 |
View Item |