Pengaruh Tingkat Infeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV) Terhadap Kerentanan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Pada Salinitas Berbeda.

Amrillah, AttabikMukhammad (2015) Pengaruh Tingkat Infeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV) Terhadap Kerentanan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Pada Salinitas Berbeda. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

White spot syndrome (WSS) adalah penyakit yang secara signifikan menyebabkan tingginya mortalitas dan kerusakan parah pada budidaya udang. White spot syndrome virus (WSSV) telah menjadi salah satu masalah utama penyakit dalam budidaya udang di seluruh dunia. Infeksi WSSV dapat menyebabkan kematian kumulatif hingga 100% dalam waktu 3-4 hari. Perubahan kualitas lingkungan dapat menyebabkan terjadinya modifikasi terhadap sistem imun pada tubuh udang yang menyebabkan terjadinya peningkatan kerentanan terhadap penyakit. Salinitas merupakan salah satu variabel lingkungan penting yang dapat secara langsung mempengaruhi kondisi fisiologi dan ekologi budidaya udang vannamei. Salinitas yang menurun secara mendadak dapat mengakibatkan stres pada udang budidaya, sehingga udang mudah terserang penyakit seperti WSSV Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji hubungan salinitas terhadap kerentanan udang dan ekspresi ribonukleotida reduktase (RR), serta menganalisis hubungan kerentanan terhadap ekspresi ribonukleotida reduktase (RR) pada udang vannamei yang diinfeksi WSSV. Infeksi WSSV menggunakan metode rendam dengan konsentrasi virus 20 μg/ml. Penginfeksian dan pemeliharaan pasca infeksi udang dilakukan pada 3 rentang salinitas berbeda (0-10 ppt, 11-20 ppt, 21-30 ppt) serta diukur kualitas air (suhu, salinitas, DO, pH) selama 7 hari pemeliharaan sebanyak 3 kali sehari. Pengamatan gejala klinis yang timbul dengan pemberian skor 1-3 (Skor 1= ringan, Skor 2= sedang, Skor 3= parah) dilakukan dengan melihat adanya perubahan morfologi dan tingkah laku udang pasca infeksi. Selajutnya analisis secara molekuler dilakukan pada masing-masing udang menggunakan PCR dengan primer ICP11 (Wsv230_19F22 : 5`GACGCCGATTTCTTGCTGGTGG3` dan Wsv230_202R24 : 5`GGGTTGAATCTCCA GCGTTGAATC3`) untuk konfirmasi adanya infeksi secara marka molekuler, analisis western blotting untuk konfirmasi ekspresi enzim ribonukleotida reduktase (RR) dengan sampel dari organ insang dan otot udang menggunakan antibodi primer rabit anti-RRM2 policlonal antibody dan antibodi sekunder goat anti-rabbit IgG conjugated alkaline phosphatase, dan analisis imunohistokimia yang bertujuan untuk mengukur intensitas ekspresi RR pada organ menggunakan sampel organ insang dan otot udang dengan staining antibodi primer rabit anti-RRM2 policlonal antibody dan antibodi sekunder anti-rabbit IgG FITC. Didapatkan hasil secara morfologi dan tingkah laku terdapat perubahan pada udang pasca infeksi WSSV seperti pergerakan yang melambat, nafsu makan menurun, respon terhadap rangsangan menurun, warna tubuh menjadi pucat, adanya udang yang mati, warna merah di bagian ekor, hilangnya beberapa anggota tubuh jika dibandingkan dengan udang sehat (kontrol) dan ditandai dengan tingkat skoring pada masing-masing sampel. Jumlah kematian udang pasca infeksi semakin menurun seiring semakin tingginya salinitas. Hasil analisis PCR menunjukkan terdapat band yang teramplifikasi pada 207 bp yang mengindikasikan adanya infeksi WSSV. Hasil analisis western blotting tampak adanya ekspresi RR yang ditunjukkan dengan band tunggal yang terseparasi pada 71 kDa sampai 86 kDa. Hasil analisis imunohistokimia menunjukkan tingkat intensitas ekspresi RR pada ii organ (insang dan otot) pada udang yang terinfeksi memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan udang sehat (kontrol) serta pada udang mati mayoritas memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan udang hidup pada kondisi terinfeksi WSSV. Tingginya nilai intensitas RR pada udang yang terinfeksi dibandingkan udang sehat mengindikasikan adanya replikasi virus WSSV yang terjadi di dalam sel udang. Hasil tersebut membuktikan hubungan yang berbanding terbalik antara salinitas dengan jumlah kematian udang pasca infeksi WSSV. Hubungan salinitas terhadap intensitas ekspresi RR secara keseluruhan yang berbanding terbalik. Hubungan antara intensitas ekspresi RR dengan kerentanan secara keseluruhan yang berbanding lurus/ berkorelasi positif.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/639.68/AMR/p/2015/041507074
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.6 Crustacean culture
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 28 Jan 2016 15:33
Last Modified: 28 Jan 2016 15:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/159080
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item