Tepung Kulit Singkong Terfermentasi Sebagai Bahan Dalam Formula Pakan Untuk Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

Sudharmono (2016) Tepung Kulit Singkong Terfermentasi Sebagai Bahan Dalam Formula Pakan Untuk Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kulit singkong mengandung senyawa glikosida sianogenik bila terjadi proses oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan glukosa dan asam sianida (HCN). Tingginya kandungan asam sianida dalam kulit singkong dapat menimbulkan keracunan. Maka diperlukan pengolahan yang tepat terhadap kulit singkong, agar tidak menimbulkan masalah pada ikan yang mengkonsumsinya. Salah satu teknik menghilangkan sianida dan meningkatkan nilai nutrien kulit singkong adalah melakukan fermentasi terhadap kulit singkong tersebut Penggunaan bahan baku lokal tepung kulit singkong terfermentasi diharapkan dapat menjadi alternatif pemanfaatan bahan baku berbasis limbah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya dengan tujuan untuk mendapatkan waktu fermentasi yang optimal dalam proses fermentasi tepung kulit singkong dan memperoleh dosis tepung kulit singkong hasil fermentasi yang dapat dimanfaatkan dalam formula pakan ikan nila. Jenis bahan fermentasi yang digunakan adalah ragi tape yang diperoleh dari pasar tradisional. Proses fermentasi dilakukan selama 8, 9 dan 10 hari, dengan dosis 5% dan diinkubasi pada suhu ruang (300C) untuk memperoleh hasil fermentasi terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan berdasarkan kandungan pakan percobaan dengan iso protein 25% dan iso energi 3.600 kkal/kg. Lima perlakuan substitusi tepung kulit singkong terfermentasi terhadap bekatul yang berbeda, meliputi perlakuan A (0%), B (17,50%), C (35,00%), D (52,50%) dan E (70%). Pada uji coba biologis pakan percobaan, bobot rata-rata benih ikan nila yang digunakan yaitu 1,2±0,42 g/ekor dan dipelihara dalam akuarium (40cm x 30cm x 30cm) dengan padat penebaran 1 ekor/liter selama 30 hari. Paremeter utama yang diamati meliputi kelulushidupan (survival rate), Laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate), rasio konversi pakan (feed convertion ratio), rasio efisiensi protein (protein efficiency ratio), retensi protein, retensi energi dan daya cerna nutrien. Hasil penelitian tahap 1 diperoleh lama fermentasi kulit singkong dengan ragi tape terbaik dalam menurunkan HCN yaitu selama 10 hari dengan dosis 5 gram, dapat menurukan HCN sebesar 82.47% dari 117.18 ppm menjadi 20,53 ppm. Hasil penelitian tahap 2 menunjukkan bahwa penggunaan subsitusi kulit singkong fermentasi terhadap bekatul terbaik sebesar 52.50% dalam formulasi pakan memberikan tingkat kelangsungan hidup sebesar 77,27%, laju pertumbuhan spesifik 1,27%BB/hari, rasio konversi pakan 2,04, rasio efisiensi protein 2,16, retensi protein 21,82%, retensi energi 21.77 dan daya cerna protein sebesar 72,49%.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/639.3/SUD/t/2016/041611421
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 02 Feb 2017 13:22
Last Modified: 02 Feb 2017 13:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/159063
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item