Krisnaningsih, AjuTjaturNugroho (2010) Penampilan Produksi dan Reproduksi Sapi Perah Friesian Holstein [FH] pada Berbagai Paritas di Ketinggian Tempat yang Berbeda. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi dan reproduksi sapi perah FH pada berbagai paritas di ketinggian tempat yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di Koperasi Usaha Sapi Perah Nongkojajar [daerah dataran tinggi] dan Koperasi Usaha Sapi Perah Grati [daerah dataran rendah] Kabupaten Pasuruan. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2010 hingga bulan Maret 2010. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 90 ekor sapi perah FH, terbagi pada dua daerah di ketinggian tempat yang berbeda. Sapi perah FH di wilayah KUD Nongkojajar Kabupaten Pasuruan [dataran tinggi] berjumlah 45 ekor yang terdiri dari induk yang telah beranak [paritas] ke 2, 3 dan 4, masing-masing paritas terdiri dari 15 ekor selanjutnya setiap paritas terdiri dari induk pada bulan laktasi ke 2, 3 serta 4, masing-masing bulan laktasi terdiri dari 5 ekor induk sapi. Sapi perah FH yang berada di wilayah KUD Sapi Perah Grati Kabupaten Pasuruan [dataran rendah], berjumlah 45 ekor yang terdiri dari induk paritas ke 2, 3 dan 4, masing-masing paritas terdiri dari 15 ekor selanjutnya setiap paritas terdiri dari induk pada bulan laktasi ke 2, 3 serta 4, masing-masing bulan laktasi terdiri dari 5 ekor induk sapi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan alat pengumpul informasi yaitu pengamatan langsung, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Pemilihan sampel ternak dilakukan secara purposive sampling. Variabel yang diamati yaitu penampilan produksi dan reproduksi ternak meliputi: produksi susu harian, service per conception [S/C], days open [DO], calving interval [CI] serta faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan penampilan produksi dan reproduksi ternak yaitu suhu udara dan kelembaban udara, temperatur humiditi index [THI] dan konsumsi pakan. Data hasil penelitian dianalisa dengan rancangan pola bersarang tingkat tiga [ three-stage nested design] . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi susu. Rata-rata produksi susu antar dataran berbeda nyata [P 0,05]. Rata-rata produksi susu daerah dataran rendah 10,17±2.57 liter sedang daerah dataran tinggi 13,10±3.20 liter. Bulan laktasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penampilan produksi susu. Rata-rata produksi susu antar bulan laktasi berbeda nyata [P 0,05]. Produksi bulan laktasi 2, 3 dan 4 masing-masing sebesar 12.98±3.61, 11.28±2.76 dan 10.63±2.92 liter. Paritas 2, 3 dan 4 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi susu [P0.05]. Rata-rata produksi pada paritas 2, 3 dan 4 masing-masing sebesar 11,73±2,82; 11,83±3,07, selanjutnya 11,33±3,84 liter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penampilan reproduksi ternak. Rata-rata penampilan reproduksi antar dataran berbeda nyata [P 0,05]. Rata-rata nilai DO, CI dan S/C di dataran tinggi masing-masing 110.84±46.45 hari, 382.58±45.76 hari dan 1.58±0.78 sedangkan di dataran rendah 129.91±32.05 hari, 401.47±32.84 hari dan 2.82±0.77. ternak pada bulan laktasi 2,3 dan 4 tidak memberikan penampilan reproduksi sapi perah FH yang berbeda [P0,05]. Rata-rata nilai DO, S/C dan CI pada ternak bulan laktasi 2 yaitu: 125,87±40,82 hari; 2,23±0,97 dan 398,33±40,73 hari selanjutnya pada ternak bulan laktasi 3 sebesar 123,27±42,88 hari; 2,23±1,07 dan 395,97±42,07 hari, kemudian rata-rata pada ternak bulan laktasi 4 sebesar 112,00±38,68 hari; 2,13±0,97 serta 381,77±38,68 hari. Ternak pada paritas 2,3 dan 4 tidak memberikan penampilan reproduksi sapi perah FH yang berbeda [P0,05]. Rata-rata nilai DO, S/C dan CI pada ternak paritas 2 yaitu: 134,10±47,74 hari; 2.33±1,06 dan 405,17±47,29 hari selanjutnya ternak paritas 3 sebesar 110,10±35,74 hari; 2,10±0,99 dan 381,93±36,25 hari, kemudian pada paritas 4 sebesar 116,93±35,22 hari; 2,17±0,95 dan 388,97±35,30 hari. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat mempengaruhi penampilan produksi dan reproduksi sapi perah FH pada berbagai paritas. Penampilan produksi susu di daerah dataran tinggi lebih tinggi daripada di daerah dataran rendah. Penampilan reproduksi di daerah dataran tinggi memiliki efisiensi reproduksi yang lebih baik daripada di daerah dataran rendah. Disarankan perbaikan kondisi lingkungan di daerah dataran rendah melalui pengaturan suhu dan kelembaban udara yaitu THI tidak lebih dari 72, sehingga sesuai untuk kenyamanan hidup ternak serta perbaikan manajemen produksi, reproduksi dan pakan dalam pengelolaan usaha peternakan di daerah dataran rendah, diharapkan dapat meningkatkan penampilan produksi dan reproduksi sapi perah serta menunjang pemenuhan kebutuhan produk peternakan Nasional.
English Abstract
aim of research was to know p erformance of milk yield and reproductive Holstein Friesian of dairy cows at various parity in different altitude. research was conducted on January until March 2010 at KPSP Setia Kawan Nongkojajar [highlands] and KUTT Suka Makmur Grati [lowlands] Pasuruan regency. research materials is used 90 heads of FH dairy cows re were: 45 heads in Nongkojajar and 45 heads in Grati area, that consist parity of 2 [15 heads], 3 [15 heads] and 4 [15 heads]. Each of parity consist from lactation months of 2 [5 heads], 3 [5 heads] and 4 [5 heads]. variables were daily milk yield, service per conception [S/C], days open [DO], calving interval [CI] and environmental factors related to milk yield and reproductive performance of dairy cows that is temperature and air humidity, temperature humidity index [THI] and feed consumption. method that used for research was case study. obtained data had been analyzed by Nested Design if re was significant influence it would be fur r tested with Duncan Multiple Range Test. results showed that altitude significant affected on milk yield with value [P 0.05]. Average milk yield at lowlands and highlands was 10.17±2.57 liters and 13.10±3.20 liters, but parity 2, 3 and 4 not significant affected on milk yield [P0.05], and month of lactation significant affected on milk yield with value [P 0.05]. Average milk yield in month of lactation 2, 3 and 4 was 12.98±3.61, 11.28±2.76 and 10.63±2.92 liters . altitude significant affected on S/C with value [P 0.05]. Average S/C at lowlands 2.82±0.77 and highlands 1.58±0.78. altitude also significant affected on DO with value [P 0.05]. Average DO at lowland and highlands was 129.91±32.05 days and 110.84±46.40 days. altitude significant effected on CI with value [P 0.05]. Average CI at highlands 382.58±45.76 days and lowlands 401.47±32.84 days. month of lactation and parity 2, 3 and 4 not significant affected on S/C, DO and CI. Suggested improvement of environmental conditions at lowlands through control of temperature and humidity [THI] is not more than 72 that so appropriate for convenience of life dairy cows and improving management of productivity, reproductive and feeding.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/636.214 2/KRI/p/041100215 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 23 May 2011 10:02 |
Last Modified: | 23 May 2011 10:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/159004 |
Actions (login required)
View Item |