Diversitas dan Karakter Spesies Tumbuhan Pakan Hijauan Ternak di Beberapa Sentra Produksi Ternak Ruminansia

Dewi, WaOdeNanangTrisna (2012) Diversitas dan Karakter Spesies Tumbuhan Pakan Hijauan Ternak di Beberapa Sentra Produksi Ternak Ruminansia. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan sektor pertanian dan menjadi salah satu komponen utama dalam program pemerintah untuk ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan. Dalam usaha peternakan ruminansia khususnya sapi dan kambing, biaya produksi untuk pakan dapat mencapai 70%. Hal ini diperparah oleh terbatasnya penyediaan pakan-pakan berkualitas. Oleh karena itu, usaha ini dapat memberikan keuntungan apabila pakan yang diberikan cukup murah, dan dapat memenuhi kebutuhan ternak dan mengembangkan sistem peternakan berbasis pakan rumput ( grass-feed livestock farming ). Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan diversitas, ketersediaan dan karakter spesies pakan hijauan ternak saat ini di beberapa sentra produksi sapi dan kambing, (2) menentukan spesies pakan hijauan yang dahulu pernah digunakan dan kearifan tradisional pengelolaan spesies pakan ternak di beberapa sentra produksi sapi dan kambing, (3) merekomendasikan strategi pengelolaan dan spesies pakan hijauan ternak untuk musim hujan dan kemarau. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan dua pendekatan yaitu secara observasi dan wawancara semiterstruktur. Penelitian dilakukan pada bulan September 2011- Maret 2012. Lokasi penelitian di Propinsi Sulawesi Tenggara (Desa Langgea Kecamatan Ranumeeto dan Kelurahan Sambuli Kecamatan Abeli) dan Jawa Timur (Desa Pamotan Kecamatan Dampit, Sumber Ngepoh Kecamatan Lawang, Ringinsari Kecamatan Kandat, halaman Pondok Lirboyo dan Kuburan Cina Gunung Klotok Kediri). Pengamatan dilakukan di lokasi penggembalaan, kandang dan tempat penjualan hewan qurban pada saat Idul Adha 1432 H. Pengamatan diversitas tumbuhan yang tersedia di alam dan terpilih oleh ternak dilakukan pada saat sapi dan kambing sedang merumput di lokasi penggembalaan. Diversitas tumbuhan yang saat ini, dahulu, yang disukai, tumbuhan yang tumbuh dimusim kemarau dan musim hujan yang dimakan sapi dan kambing dilakukan melalui wawancara. Kriteria narasumber adalah berusia minimal 60 tahun, sehat dan pernah memelihara ternak minimal lima tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Sulawesi Tenggara sapi dan kambing lebih sering digembalakan di padang rumput daripada di Jawa Timur. Komunitas tumbuhan yang dimakan ternak di lahan penggembalaan Langgea, Sambuli dan Kediri sedikit menunjukan kesamaan. Indeks kesamaan komunitas Sorensen untuk tumbuhan yang dimakan sapi dan kambing di lahan penggembalaan Langgea dan Sambuli hanya 49%. Hal ini menunjukkan bahwa diversitas tumbuhan yang dimakan sapi dan kambing berbeda walaupun lokasinya tidak berjauhan. Sapi di Langgea memakan 37 spesies, terdiri dari 14 spesies tumbuhan perennial diantaranya yaitu Mangifera indica, Mimosa pudica, Panicum repens dan 23 spesies tumbuhan annual misalnya Amaranthus viridis, Portulaca oleraceae dan Eleusine indica. Tumbuhan yang dimakan kambing di Sambuli 45 spesies, terdiri dari 27 spesies tumbuhan perennial diantaranya yaitu Artocarpus heterophyllus, Paspalum sp ., Dracaena sp ., dan 18 spesies tumbuhan annual diantaranya yaitu Phyllanthus niruri, Musa paradisiaca dan Cyperus kyllingia . Sapi atau kambing di penggembalaan Kediri memakan 22 spesies, terdiri dari 14 spesies tumbuhan perennial yang paling sering adalah Imperata cylindrica , Moghamia sp ., meda arguens dan delapan spesies tumbuhan annual diantaranya yaitu Eleusine indica, Amaranthus spinosus, C. kyllingia untuk sapi. Adapun untuk kambing, 16 spesies tumbuhan perennial yang dimakan adalah M. pudica, Eupathorium inuliifolium dan enam spesies tumbuhan annual yaitu Synedrella nodiflora, A. viridis dan Momordica monadelpha. Kesamaan kekayaan tumbuhan yang dimakan ternak di Langgea dan Sambuli tampak lebih besar, dibandingkan antara keduanya dengan di Kediri. Adapun kesamaan komunitas pakan sapi dan kambing di Kediri lebih besar yaitu 73%. Pada semua lahan penggembalaan tersebut, spesies yang paling sering dimakan adalah tumbuhan tahunan berdaun lebar, kemudian diikuti oleh rumput semusim dan Leguminosae tahunan. Hasil wawancara menunjukan bahwa spesies pakan hijauan yang dahulu digunakan peternak di Sulawesi Tenggara dan Jawa Timur, lebih sedikit dibandingkan dengan saat ini, kecuali di Desa Ringinsari Kediri Jawa Timur. Hal ini terutama terjadi akibat penambahan spesies introduksi, misalnya gamal ( Gliricidia sepium ), rumput gajah ( Pennisetum purpureum ) dan jati putih ( Gmelina arborea ) . Spesies pakan hijauan yang digunakan sejak dahulu hingga sekarang antara lain tiga spesies tumbuhan annual ( Zea mays, C. kyllingia, P. oleraceae) dan spesies tumbuhan perennial ( I. cylindrica, A. heterophyllus , M. paradisiaca) . Masyarakat merekomendasikan spesies tumbuhan pakan ternak pada musim kemarau di antaranya adalah A. heterophyllus , M. indica , Sida acuta , H. tiliaceus, Paspalum sp. M. pudica , I. cylindrica dan P. repens. Adapun untuk musim hujan yaitu M. paradisiaca, P. oleraceae M. charantia, A. hypogaea, Vigna sinensis, Zea mays, A. heterophyllus , dan Acalypha siamensis. Berdasarkan hasil analisis SWOT diketahui bahwa pengelolaan pakan hijauan sapi dan kambing menunjukan keunggulan antara lain secara tradisional tersedia lahan penggembalaan yang menyediakan beragam spesies tumbuhan pakan yang disukai ternak, sebaliknya penyempitan lahan penggembalaan menyebabkan ternak mendapat pakan hasil budidaya, ternak dipelihara di kandang dan berkurangnya akses ternak terhadap tumbuhan yang disukai. Walaupun diversitas spesies tumbuhan pakan yang diberikan di kandang mudah dikontrol, namun pakan yang disediakan menyebabkan ternak yang semula bersifat polifag menjadi oligofag. Selanjutnya kelemahan yang teridetifikasi adalah lahan penghasil pakan dan tenaga pencari pakan berkurang, petani ternak cenderung menanam tumbuhan eksotik yang menyebabkan peningkatan keragaman spesies pakan saat ini, kerusakan habitat dan erosi genetis spesies pakan lokal. Faktor eksternal yang mendukung

English Abstract

Development of livestock sector is an integral part of agricultural development and becomes one of strategic government programs for food security and poverty alleviation. In cattle and goats production, feed cost reaches 70%. This is influenced by limited supply of high quality of forage feed. refore, this livestock production will be profitable if high quality forage is cheaper and forage supply match to ruminant needs by developing a grass-feed livestock farming. Based on se background, this study aims are: (1) to determine diversity, availability and character of livestock forage species grown in some cattle and goats production centre, (2) to determine species diversity of forage feed used traditionally for a long time ago and determine local wisdom of fodder management species, (3) to propose some recommendation for better livestock forage management and species diversity in rainy and dry season. This qualitative descriptive study used two approaches: direct observation in pasture and semi-structured interviews to key persons . This field study was conducted in September 2011 to March 2012 . This research was located in Sou ast Sulawesi Province (Langgea Village- Ranumeeto District and Sambuli Sub District-Abeli District ) and East Java (Pamotan Village- Dampit District , Sumberngepoh Village - Lawang District , Ringinsari Village-Kandat District , Pondok Lirboyo and Klotok Chinese Cemetery-Kediri ). Observations were conducted in grazing field , stables and sale place of qurban livestock in Idul Adha 1432H . Plant diversity grazed by cattle and goats on pasture were recorded and identified . While species diversity of forage feed used traditionally for a long time ago , today, preferably grazed forage species, plant diversity grown in dry and rainy season were ga red from communication with key persons who were at least 60 years old , healthy and had experience at least five years of raising livestock . results showed that cattle and goats usually graze in pasture of South Sulawesi, but in East Java se ruminants grow in stables. Forage species richness grazed in pasture by cattle or goats in Sambuli, Langgea and Kediri showed slightly similarity. Sorensen community similarity index of plant grazed by cattle in Langgea and goats in Sambuli was only 49%. It was indicated that both ruminant browsed differently plant diversity, even though two locati

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/636.208 6/DEW/d/041204221
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals
Divisions: S2/S3 > Magister Matematika, Fakultas MIPA
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 27 May 2013 09:43
Last Modified: 27 May 2013 09:43
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158997
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item