Analisa Sistem Produksi Pupuk Organik di Kabupaten Ciamis (Studi Kasus: Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) di Desa Bangunsari)

Sardjono, Nurihyatun (2012) Analisa Sistem Produksi Pupuk Organik di Kabupaten Ciamis (Studi Kasus: Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) di Desa Bangunsari). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi limbah jerami yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik. Diperlukan upaya untuk meningkatkan motivasi petani untuk mengolah jerami tersebut dan mengembalikannya ke lahan dengan tujuan untuk meningkatkan kesuburan lahan yang semakin menurun. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah dengan menyalurkan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) yang saat ini telah berjumlah 1.501 unit dan tersebar di 32 Provinsi di Indonesia. Keberadaan UPPO di lokasi sentra penanaman diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk organik petani secara mandiri dan meningkatkan pendapatan petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk m engetahui model kondisi sistem produksi pupuk organik pada UPPO, menentukan skenario kebijakan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk organik di Kabupaten Ciamis dengan pendekatan sistem dinamik, dan menentukan rekomendasi yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem produksi pupuk organik di Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan metode sistem dinamis untuk mengetahui model kondisi sistem produksi pada UPPO dan menentukan skenario kebijakan pemenuhan kebutuhan pupuk, untuk melengkapi metode ini maka digunakan metode AHP untuk mengidentifikasi faktor, aktor, sasaran dan alternatif kebijakan yang terbaik sehingga dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan sistem produksi pada UPPO secara komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sistem dapat secara tepat digambarkan dengan menggunakan pendekatan model sistem dinamis, skenario kebijakan pemenuhan kebutuhan pupuk di Desa Bangunsari terdiri dari tiga model yaitu a) Model dasar, b) Model kebijakan UPPO yang ada (1 UPPO), dan c) Model kebijakan UPPO berkembang. Pada model dasar, kebutuhan pupuk dapat terpenuhi apabila limbah jerami di desa tersebut dimanfaatkan semua sebagai kompos. Pada model kedua, diperoleh hasil bahwa pada tahun ke-10 simulasi, upaya pemenuhan kebutuhan pupuk baru mencapai ± 5,06 %, kebutuhan pupuk mencapai 2.618,45 ton, sedangkan pupuk yang diproduksi berjumlah 132,5 ton. Pada model ketiga, diketahui bahwa pada peningkatan kapasitas produksi cacahan jerami 100% / tahun, pemenuhan kebutuhan pupuk organik dapat tercapai pada tahun 2016, dan untuk mencapai target pemenuhan kebutuhan pupuk organik 10 tahun kedepan, kapasitas produksi cacahan jerami harus ditingkatkan menjadi 42%/tahun. Model UPPO berkembang juga mensimulasikan apabila UPPO dibangun di setiap dusun yang berada di Desa Bangunsari, berdasarkan hasil analisa dengan LINDO diketahui bahwa hanya Dusun Mulyasari yang dapat memenuhi kebutuhan pupuknya, sedangkan Dusun Kubangsari dan Dusun Karangsari masih mengalami kekurangan pupuk. Berdasarkan hasil identifikasi faktor, aktor, sasaran dan kebijakan diketahui bahwa faktor utama yang perlu mendapat perhatian adalah pengetahuan petani, sedangkan aktor yang berperan dalam peningkatan pengetahuan petani adalah pengelola UPPO bersama pemerintah, prioritas sasaran pengembangan sistem produksi adalah peningkatan pendapatan petani dan untuk mencapai hal tersebut kebijakan yang dipilih adalah kebijakan UPPO berkembang. Rekomendasi kebijakan yang dapat disampaikan terkait hasil analisa sistem dinamis dan identifikasi faktor, aktor, sasaran dan kebijakan meliputi aspek non teknis dan teknis. Rekomendasi aspek non teknis menitikberatkan pada upaya peningkatan pengetahuan petani terhadap manfaat penggunaan pupuk organik dan peningkatan kemampuan petani dalam mengelola UPPO. Rekomendasi teknis yang dapat diberikan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk organik di Desa Bangunsari adalah dengan penerapan kebijakan UPPO berkembang melalui peningkatan kapasitas produksi cacahan jerami 42%/tahun, dimana model kebijakan ini paling optimal dan rasional untuk diterapkan dalam jangka waktu 10 tahun ke depan dari segi biaya dan penyediaan bahan baku jerami yang dibutuhkan. Untuk mewujudkan desentralisasi produksi pupuk organik dan terwujudnya pemerataan pendapatan petani di pedesaan, peningkatan fasilitas produksi pada UPPO dapat dilakukan di dusun yang lain dengan sistem kerjasama antara pengelola UPPO dengan peternak sapi yang tersebar di Desa Bangunsari.

English Abstract

Indonesia has a potential of agricultural wastes to be used as raw material for organic fertilizer . improvement of farmers motivation to cultivate rice straw and return it to land is needed to increase soil fertility. Ministry of Agriculture has distributed Organic Fertilizer Processing Unit (UPPO) which has now amounted to 1501 units and scattered in 32 provinces in Indonesia. UPPO that located in central location of planting is expected to fullfill needs of farmers on ir own organic fertilizer and increase farmers income. purpose of this study was to determine condition of model organic fertilizer production systems in UPPO, to determine policy scenarios to fullfill needs of organic fertilizers in Ciamis in dynamical systems approach, and to determine which recommendations can be given to development of organic fertilizer production systems in Ciamis District. This research used a dynamic system to determine models of conditions of production system in UPPO and to determine policy scenarios of fertilizer needs, to complement this method, AHP method used to identify factors, actors, targets and policies that can be used to formulate policy recommendations of development of production systems in UPPO with comprehensively. results showed that condition of system can be precisely described using dynamic system modeling approaches, scenario of policy on fertilizer needs consisted of three models, a) basic models, b) Models of existing policy (with 1 UPPO), c) Models of policy with development of UPPO. First models is a basic models, fertilizer needed can be fulfilled if all of rice straw waste in Bangunsari village was used as compost. Second models, results of dynamic simulation showed that in 10-year simulation, effort to fulfill needs of fertilizer reaches ± 5.06%, reaching 2618,45 tons of fertilizer demand, while amount of fertilizer produced 132,5 tons. In third model, it is known that on increasing production capacity of chopped straw 100% / year can fulfill needs of fertilizer in 2016, and to achieve target of fertilizer fulfill in 10 years later, production chopped straw capacity should be increase to 42%/year. models of policy with development of UPPO also simulated if UPPO was built in every hamlet in Bangunsari village, results of transport analysis with LINDO showed that hamlet who can fulfill ir feritilizer needs only Mulyasari, while o r hamlet, Kubangsari and Karangsari, still have a shortage of fertilizer. Based on identification of factors, actors, targets and policies is known that main factor which needs attention is knowledge of farmers, while actor which plays a role in increasing farmers knowledge is shared between UPPO manager and government, priority target of development of production systems is increasing farmers income and to achieve this selected policies are developed UPPO. Policy recommendations can be made related to analysis of dynamical systems and identification of factors, actors, objectives and policies consist of technical and non technical aspects. Non-technical aspects of recommendations focus on efforts to increase farmers knowledge of benefits of using organic fertilizers and increase ability of farmers to manage UPPO. Technical recommendations can be given to fulfill needs of organic fertilizer in Bangunsari village is to develop policy implementation through increased capacity UPPO chopped straw production 42%/year, which is optimal policy models and rational to be applied within next 10 years in terms of cost and provision of raw materials needed straw. To realize decentralized production of organic fertilizer and realization of farmers in rural income distribution, improved production facilities at UPPO can be done in ano r hamlet with a system of cooperation between UPPO managers with scattered cattle farmers in Bangunsari village.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/631.86/SAR/a/041202475
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.8 Fertilizers, soil conditioners, growth regulators
Divisions: S2/S3 > Magister Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 04 Oct 2012 16:51
Last Modified: 04 Oct 2012 16:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158918
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item