Pengukuran dan Perbaikan Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment Effectiviness (OEE) dan Root Couse Failure Analysis (RCFA).

Amrussalam (2015) Pengukuran dan Perbaikan Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment Effectiviness (OEE) dan Root Couse Failure Analysis (RCFA). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

UD. Aliya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang garment dan bordir komputer berdasarkan pada permintaan pelanggan dengan produk yang dihasilkan diantaranya adalah T-Shirt, kemeja dan jaket. Permasalahan yang terdapat dalam perusahaan ini adalah adanya pemborosan waktu produksi yang terjadi karena losses (kerugian-kerugian) ketika mesin tersebut beroperasi dengan total waktu losses adalah 2719,1 detik/siklus/day dan frekuensinya adalah 44 kejadian/siklus/day, sehingga losses ini harus segera dihilangkan karena sangat mempengaruhi kinerja mesin untuk menghasilkan produk. Penggunaan metode Root Cause Failure Anaysis (RCFA) adalah digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan akar permasalahan terjadinya losses pada mesin yang nantinya sebagai acuan untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap losses tersebut. Dan penggunaan metode Total Produktive Maintenance (TPM) juga mampu mengukur dan memaksimalkan efektivitas dan efisiensi mesin dari adanya losses tersebut pada mesin. Untuk mengukur efektivitas dan efisiensi mesin yang mendasar terhadap TPM dari adanya losses pada mesin adalah dengan menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang merupakan aplikasi dari TPM, sedangkan untuk memaksimalkan efektivitas dan efisiensi mesin dari adanya losses tersebut pada mesin dengan melakukan beberapa inisiatif kegiatan yang ada pada TPM. Hasil penentuan akar permasalahan terjadinya losses pada mesin dengan Root Cause Failure Anaysis (RCFA) diperoleh akar penyebabnya adalah karena belum ada penyetelan settingan tension, tidak ada pelatihan operator, belum adanya pergantian komponen jarum secara teratur, tidak ada standar operasional proses (SOP) dan standar pemeliharaan mesin, operator malas dan ingin cepat-cepat pulang pada saat melakukan pemeliharaan mesin, hanya satu jenis jarum yang digunakan, operator ceroboh dalam settingan program, spull berdebu, tidak ada pengawasan operator, alat bantu mesin kurang terutama midangan besar dan persiapan material untuk pembordiran sering tidak tersedia di proses bordir. Hasil pengukuran OEE dihitung berdasarkan pada perhitungan metrik yang terdiri dari metrik quality, metrik performance, metrik availability dan dari perhitungan tersebut hasilnya menunjukkan bahwa nilai OEE tidak tercapai atau dibawah standar yang dianjurkan kelas dunia yaitu hanya mencapai 34,41%. Karena nilai OEE tidak tercapai dan harus segera diperbaiki, maka diberikan usulan tindakan pencegahan untuk perbaikan berdasarkan pada kegiatan-kegiatan yang ada pada Total Produktive Maintenance (TPM) yaitu antara lain pemeliharaan mandiri (Autonomous Maintenance), pemeliharaan terencana (Planned Maintenance), pemeliharaan kualitas (Quality Maintenance) dan perbaikan terfokus (Focused Improvement). Kata kunci: Total Productive Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectiveness (OEE), dan Root Cause Failure Anaysis (RCFA)

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/628.202/AMR/p/2015/041507081
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 628 Sanitary engineering > 628.2 Sewers
Divisions: S2/S3 > Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 09 Oct 2015 09:22
Last Modified: 09 Oct 2015 09:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158878
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item