Hubungan antara Kadar Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-β1) Urin dengan Proteinuria pada Anak dengan Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

Permadi, PrasetyaIsmail (2012) Hubungan antara Kadar Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-β1) Urin dengan Proteinuria pada Anak dengan Sindrom Nefrotik Resisten Steroid. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sindrom Nefrotik (SN) merupakan salah satu penyakit ginjal kronik yang sering pada anak. Sindrom Nefrotik Idiopatik (SNI) merupakan bentuk sindrom nefrotik yang sering dijumpai pada anak. Sebagian besar penderita sindrom nefrotik idiopatik (SNI) dengan pengobatan standar steroid responnya baik, namun 10-20% kasus SNI tidak respon terhadap pengobatan steroid (resisten steroid), dan akan berkembang menjadi gagal ginjal terminal. Transforming growth factor-β1 (TGF-β1) merupakan salah satu sitokin yang mendasari progresifitas penyakit ginjal. Transforming Growth Factor-Beta1 (TGF-β1) memperantarai fibrosis interstisial, atrofi tubulus dan jejas glomerulus pada ginjal. Kadar TGF-β1 yang tinggi ditemukan pada jaringan, plasma dan urin penderita glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS), sedangkan pada GSFS diketahui sebagian besar merupakan SNRS. Sedangkan proteinuria menentukan prognosis dari sindrom nefrotik pada anak. Terdapat bukti adanya proteinuria yang menetap pada sindrom nefrotik resisten steroid. Salah satu penentuan proteinuria dengan nilai diagnostik cukup akurat yaitu menggunakan rasio protein-kreatinin urin. Penelitian merupakan penelitian deskriptif analitik metode potong lintang dengan consecutive sampling menggunakan sampel urin. Sampel yang dimasukkan dalam penelitian memenuhi kriteria inklusi yaitu: (1) tergolong sindrom nefrotik idiopatik terdiagnosis sebagai SNSS dan SNRS, (2) berusia antara 1 sampai 14 tahun, (3) bersedia ikut serta dalam peneltian dengan penjelasan ( informed consent ). Dieksklusi dari sampel penelitian bila: (1) menderita sindrom nefrotik sekunder, (2) menderita sindrom nefrotik kongenital/sindrom nefrotik infantil. Sedangkan kriteria inklusi kontrol sehat penelitian yaitu: (1) berusia antara 1 sampai 14 tahun, (2) menderita sakit infeksi ringan, (3) bersedia ikut serta dalam peneltian dengan penjelasan ( informed consent ). Dan dieksklusi dari kontrol sehat penelitian bila: (1) d idapatkan adanya kelainan atau penyakit ginjal lain, (2) didapatkan kelainan bawaan, (3) didapatkan penyakit/riwayat atopi, (3) didapatkan riwayat atau sedang mendapatkan pengobatan kortikosteroi d . Sebanyak empat puluh lima sampel urin yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 15 anak yang terdiagnosis sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS), 15 anak dengan sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS) dan 15 anak sehat sebagai kontrol yang dirawat di bagian Ilmu Kesehatan Anak, RS. Dr. Saiful Anwar Malang. Sampel urin diperoleh dari urin tampung 24 jam dan untuk penentuan kadar TGF-β1 urin dan urin sewaktu untuk penghitungan rasio protein-kreatinin urin. Penentuan kadar TGF-β1 urin menggunakan metode enzyme immunoassay menurut standar kit Human TGF-β1 Immunoassay (R&D System, UK). Supernatan sampel urin 24 jam pasca sentrifugasi yang tersimpan dalam suhu -20 o C dari semua sampel yang telah terkumpul, kemudian dilakukan pengukuran kadar TGF-β1. Prosedur penentuan kadar TGF- β1 yaitu (1) pengaktifan TGF-β1 menggunakan HCl 1N dan NaOH 1,2N/HEPES 0,5 M, (2) penambahan TGF-β1 konyugat (antibodi poliklonal terhadap TGF-β1), (3) penambahan substrate solution (reagen warna A dan B) dan stop solution , (3) dan dilakukan pengukuran kadar TGF-β1 dengan menggunakan ELISA reader pada panjang gelombang 450 nm. Kadar TGF-β1 urin dinyatakan dalam ng/24 jam. Sedangkan rasio protein-kreatinin urin diperoleh dengan cara membagi kadar protein urin sewaktu (mg/dl) dengan kadar kreatinin urin sewaktu (mg/dl). Sampel urin sewaktu yang diperoleh, langsung diukur kadar protein dan kreatininnya secara kuantitatif menggunakan Autoanalyzer Hitachi 902. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar TGF-β1 urin dan peningkatan rasio protein-kreatinin urin pada SNRS dibandingkan kontrol sehat, peningkatan kadar TGF-β1 dan rasio protein-kreatinin urin pada SNSS dibandingkan dengan kontrol sehat. Analisis hasil penelitian menggunakan uji komparasi one way ANOVA untuk masing-masing variabel (kadar TGF-β1 urin dan rasio protein-kreatinin urin) dan dilanjutkan dengan uji post hoc LSD untuk kelompok SNSS dan SNRS dengan interval kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kadar TGF-β1 urin antara kelompok SNSS, SNRS dan kelompok kontrol ( p = 0,051). Namun ada perbedaan yang signifikan rasio protein-kreatinin urin pada kelompok sindrom nefrotik resisten steroid ( p = 0,008). Sedangkan uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar TGF-β1 urin dengan rasio protein-kreatinin urin dengan nilai r = -0,222 dan p = 0,427. Dapat disimpulkan bahwa kadar Transforming Growth Factor-Beta1 (TGF-β1) pada anak dengan SNRS lebih rendah dibandingkan pada anak dengan SNSS. Sedangkan rasio protein-kreatinin urin lebih tinggi pada anak dengan SNSS.

English Abstract

Transforming Growth Factor-Beta1 (TGF-β1) mediates interstitial fibrosis, tubular atrophy and glomerular injury of kidney. Proteinuria determine poor prognosis in nephrotic syndrome. re is evidence of persistent proteinuria in steroid resistant nephrotic syndrome. aim of this study was to determine differences of urinary Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-β1) and proteinuria levels between steroid resistant nephrotic syndrome and steroid sensitive nephrotic syndrome and ir correlation in steroid resistant nephrotic syndrome. Forty five urine sample collection contain fifteen nephrotic syndrome children which diagnosed steroid resistant and fifteen syndrome children which diagnosed sensitive as well as fifteen healthy children as control that admitted in Department of Pediatric, Dr. Saiful Anwar hospital were included in this study. Urine samples were analyzed for urinary TGF-β1 levels and protein-creatinine ratio. se urinary TGF-β1 levels and protein-creatinine ratio are compared and correlation is calculated by Pearson Correlation. re was a significant difference of urineprotein creatinine ratio between groups of steroid resistant nephrotic syndrome ( p = 0,008). re was no significant difference of urinary TGF-β1 levels between groups ( p = 0,051). However, re was no correlation of resistant steroid nephrotic syndrome group between urinary TGF-β1 levels and protein-creatinine ratio ( r = -0,222, p = 0,427). It can be concluded that urinary Transforming Growth Factor-Beta1 (TGF-β1) levels and protein-creatinine ratio in children with steroid resistant nephrotic syndrome are lower than those of steroid sensitive nephrotic syndrome.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/618.926 1/PER/h/041201992
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.9 Pediatrics and geriatrics
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis THT Kepala dan Leher, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 08 Aug 2012 13:13
Last Modified: 08 Aug 2012 13:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158580
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item