Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Sejak Usia 4 Minggu Sampai Usia 8 Minggu Terhadap Ekspresi Reseptor ESTROGEN-ß DI Vagina, Proliferasi Sel Epitel Vagina Dan Tingkat Keasaman (Ph) Vagina Pada Tikus Galu

Fauziyah, Nurin (2016) Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Sejak Usia 4 Minggu Sampai Usia 8 Minggu Terhadap Ekspresi Reseptor ESTROGEN-ß DI Vagina, Proliferasi Sel Epitel Vagina Dan Tingkat Keasaman (Ph) Vagina Pada Tikus Galu. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Susu kedelai akhir-akhir ini telah banyak dikenal sebagai susu alternatif pengganti susu sapi. Hal ini dikarenakan susu kedelai memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan sumber protein lainnya.Selain memiliki kandungan gizi yang tinggi, kacang kedelai terutama mengandung isoflavon, yang merupakan salah satu senyawa fitokimia yang mempunyai struktur kimia menyerupai estrogen. Isoflavon dapat bergabung dengan reseptor estrogen (RE) dan mempunyai efek agonis atau dapat pula bersifat antagonis. Senyawa fitoestrogen yang berikatan dengan reseptor estrogen dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi sistem endokrin dalam tubuh. Senyawa tersebut dapat dikategorikan sebagai endocrine disruptors. Fitoestrogen adalah senyawa non steroid yang dalam jaringan tubuh berikatan dan mengaktifkan reseptor estrogen α (RE-α) dan reseptor estrogen β (RE- β) dengan tempat distribusi yang berbeda. RE-α pada vagina dibutuhkan untuk proliferasi, stratifikasi dan kornifikasi sel epitel vagina yang diinduksi oleh estrogen, dan reseptor ß saja tidak cukup untuk memperantarai efek estrogen ini tanpa adanya RE-α. Isoflavon yang berikatan dengan reseptor estrogen di organ tersebut, walaupun kurang poten dibandingkan 17-β estradiol namun dengan kadar yang lebih tinggi dan sirkulasi yang berulang, dapat menimbulkan efek yang potensial. Hal ini disebabkan karena reseptor estrogen (RE) akan diblokir oleh fitoestrogen dan tidak dapat diduduki oleh estrogen. Setelah berikatan dengan reseptor estrogen, akan menyebabkan timbulnya aktifitas estrogenic yang relative lemah. Juga dapat menyebabkan perubahanan anatomis maupun fungsional pada berbagai organ dan sistem tubuh manusia. Salah satunya berpengaruh pada proliferasi sel dan pertumbuhan jaringan organ-organ kelamin atau jaringan lain yang berkaitan dengan organ reproduksi, dibawah pengaruh hormon-hormon gonadotropin hipofisis. Selain itu, juga mengubah epitel vagina yang semula tipe epitel dinding berlapis menjadi tipe kuboid bertingkat, praktis lebih tahan terhadap trauma dan infeksi dari pada epitel kuboid prapubertas. Hal ini menunjukkan, estrogen dapat meningkatkan ketahanan epitel vagina. Estrogen juga berpengaruh erat terhadap perubahan tingkat keasaman (pH) pada vagina. Estrogen pada vagina berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi dalam sel tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari Lactobacillus pada vagina, yang akan dimetabolisme untuk pertumbuhannya. Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat, yang menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan potential Hydrogen (pH) di kisaran 3,8 — 4,2. Pada tingkat keasaman ini, lactobacillus akan subur dan bakteri patogen (jahat) akan mati. Bila kerja estrogen terkoordinasi dengan baik, maka kondisi ekosistem vagina akan seimbang, bakteri pathogen tidak akan mengganggu. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya oleh karena paparan fitoestrogen dari luar, bisa menyebabkan pertahanan alamiah turun yang menyebabkan tingkat keasaman meningkat, sehingga vagina akan rentan mengalami infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan pengaruh pemberian susu kedelai terhadap ekspresi reseptor estrogen ß, proliferasi sel epitel vagina dan tigkat keasaman (pH) vagina. Dengan metode penelitian ini mengggunakan desain true experimental dengan pendekatan post test only control group design. Sampel berupa 24 tikus (Rattus norvegicus) betina, yang kemudian dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol (tanpa diberikan susu kedelai sejak usia 4 samapi 8 minggu) dan 3 kelompok perlakuan (diberikan perlakuan susu kedelai sejak usia 4 sampai 8 minggu, yaitu dengan dosis 2,5 mg/kg/BB/hr; dosis 5 mg/kg/BB/hr dan dosis 10 mg/kg/BB/hr). Ekspresi reseptor estrogen pada vagina diamati menggunakan pewarnaan IHK (Immunohistokimia), sedangkan vii proliferasi sel epitel vagina dilakukan dengan metode hematoxylin dan eosin (HE) dan tingkat keasaman (pH) vagina di periksa dengan pH indicator stip MERCK. Analisis data secara statisik menggunakan Shapiro-Wilk dan Anova One Way (uji F). Hasil dari penelitian ini, berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Anova One Way, didapatkan p value= 0,005, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan pemberian susu kedelai terhadap ekspresi reseptor estrogen , proliferasi sel epitel vagina dan tingkat keasaman (pH) vagina pada tikus galur wistar (Rattus norvegicus). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian susu kedelai sejak usia 4 minggu sampai usia 8 mingggu mampu meningkatkan ekspresi reseptor estrogen ß, menurunkan proliferasi sel epitel vagina dan meningkatkan tingkat keasaman (pH) vagina pada tikus galur wistar (Rattus norvegicus).

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/618.142/FAU/p/2016/041611618
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.1 Gynecology
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 12 Jan 2017 10:55
Last Modified: 12 Jan 2017 10:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158547
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item