Perbandingan Efek Ranitidin, Dexametason dan Kombinasinya terhadap Kadar Asam Format Darah dan Pelepasan Sitokrom C Retina pada Model Tikus Intoksikasi Metanol Akut

Halisa, Syahira (2011) Perbandingan Efek Ranitidin, Dexametason dan Kombinasinya terhadap Kadar Asam Format Darah dan Pelepasan Sitokrom C Retina pada Model Tikus Intoksikasi Metanol Akut. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tujuan: Mengetahui pengaruh ranitidin dan perbedaannya dengan dexametason serta kombinasinya terhadap kadar asam format darah dan pelepasan sitokrom C retina tikus coba yang diinduksi metanol akut. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post only with control . Didapatkan tiga kelompok perlakuan, yaitu kelompok dengan pemberian ranitidin, dexametason dan kombinasinya. Didapatkan juga 2 kelompok kontrol yaitu kontrol positif menunjukkan kondisi intoksikasi dan kontrol negatif menggambarkan kondisi yang normal. Pada masing-masing kelompok perlakuan dilakukan 7 kali pengulangan, dengan menggunakan tikus Stratus Novergicus strain Wistar . Dilakukan pengkondisian intoksikasi dengan pemberian methanol per oral. Kemudian perlakuan obyek dengan menyuntikkan ranitidin, dexametason intraperitoneal. Setelah itu dilakukan pengukuran kadar asam format dan pelepasan sitokrom C. Analisa data menggunakan one way ANOVA dengan post hoc test untuk mengidentifikasi perbedaan secara spesifik. Hasil: Pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dilakukan penghitungan kadar asam format dengan metode kolorimetrik pada sampel serum darah. Hasil menunjukkan rerata kadar asam format ada tikus dengan intoksikasi metanol (10.441,8 ng/mL) dibandingkan pada kondisi normal (3.612,6 ng/mL). Pemberian ranitidin menghasilkan kadar asam format yang paling rendah (2.341,6 ng/mL) dibandingkan pemberian dexametason (5.919,2 ng/mL) atau kombinasi keduanya (2.913,2 ng/mL). Pada pemeriksaan pelepasan sitokrom C retina pada kelompok kontrol positif didapatkan nilai rerata sebesar 18.278,28 dan kelompok kontrol negatif sebanyak 1.680,74. Didapatkan perbedaan yang besar pada ekspresi sitokrom C antara kondisi intoksikasi (kontrol positif) dan kondisi normal (kontrol negatif). Pemberian ranitidin memberikan penurunan pelepasan sitokrom C yang paling tinggi (1.202,058) dibandingkan pemberian dexametason (2.542,796) maupun kombinasi keduanya (1.670,230). Kesimpulan: Ranitidin memberikan penurunan asam format dan pelepasan sitokrom C retina yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme kerja ranitidin pada intoksikasi metanol akut adalah melalui penurunan kadar asam format darah dan nilai penurunan pelepasan sitokrom C retina. Ranitidin memberikan penurunan asam format darah dan pelepasan sitokrom C retina yang paling signifikan bila dibandingkan dengan kelompok pemberian dexametason dan kombinasi ranitidin dexametason, bahkan lebih rendah dari kelompok normal. Kelompok kombinasi menempati urutan kedua dalam menurunkan kadar asam format darah dan pelepasan sitokrom C retina dan disusul dengan kelompok dexametason.

English Abstract

Aim: Observing effect of ranitidine, dexamethasone and ir combination on blood formic acid level and retinal cytochrome c release of rats as acute methanol intoxication model. Method: This work was an experimental study on design of post only with control. re were three treatment groups i.e. rapy of ranitidine, dexamethasone and ir combinations and two control groups i.e. normal untreated rats as negative control and untreated methanol intoxicated rats as positive control. Seven replications were applied on each group. (Rats as models) Objects were intoxicated with oral delivery of methanol and received intraperitoneal delivery of ranitidine, dexamethasone and both at designated dosage and time. Afterwards, blood formic acid level and cytochrome c release were observed. Data were analyzed by one-way Anova with post hoc test to identify specific dissimilarity. Result: Formic acid level of control and treated groups were quantified by colorimetric method using blood serum samples. result demonstrated that average of blood formic acid levels on methanol intoxicated rats, as positive control, (10441.8 ng/mL) were much higher than that on normal untreated rats, as negative control, (3612.6 ng/mL). Ranitidine rapy allowed most superior decrease on average of blood formic acid level into 2341.6 ng/mL than that on dexamethasone rapy (5919.2 ng/mL) or even on both combination rapy (2913.2 ng/mL). Moreover, investigation on retinal cytochrome c release revealed a significant difference between average value of that on positive control and negative control which were 18278.28 and 1680.74, respectively. Ranitidine rapy delivered highest reduction value of retinal cytochrome c release (1202.06) contrast to that on dexamethasone (2542.80) or on combination of both (1670.23). Conclusion: Ranitidine stimulated significant reduction on both of blood formic acid level and retinal cytochrome c value. Such evidence suggest that at case of acute methanol intoxication, ranitidine worked through decreasing those values and it was superior to dexamethasone and combination rapies even to normal level.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/617.735/HAL/p/041200261
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 617 Surgery, regional medicine, dentistry, ophthalmology, otology, audiology > 617.7 Ophthalmology
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis THT Kepala dan Leher, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 13 Jun 2012 11:28
Last Modified: 30 Mar 2022 05:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158518
[thumbnail of Syahira Halisa.pdf]
Preview
Text
Syahira Halisa.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item