Analisis Faktor Prediktor Survival Pasien Luka Bakar Berat pada Fase Emergency di RSUP Sanglah.

Laksmi, IdaAyuAgung (2016) Analisis Faktor Prediktor Survival Pasien Luka Bakar Berat pada Fase Emergency di RSUP Sanglah. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Fase emergency pada luka bakar berat merupakan masa kritis dimana pasien mengalami gangguan hemodinamik yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti syok. Fase emergency melibatkan berbagai faktor yang mempengaruhi survival pasien luka bakar berat yang meliputi faktor karakteristik luka bakar, status hemodinamik, dan faktor resusitasi cairan sebagai faktor dalam perawatan pasien. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan untuk mengetahui prognosis survival dari luka bakar yang dikaitkan dengan beberapa faktor, akan tetapi belum ada penelitian khusus yang meneliti faktor-faktor yang ada pada fase emergency pada populasi dewasa. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian mengenai analisis faktor prediktor survival pasien dengan luka bakar berat pada fase emergency di RSUP Sanglah.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang menjadi prediktor survival pasien luka bakar berat fase emergency di RSUP Sanglah. Penelitian ini merupakan penelitian studi rekam medis yang bersifat analitik observasional dengan rancangan retrospektif terhadap 78 sampel rekam medis di RSUP Sanglah dari periode Maret 2014- Maret 2016. Pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling mengeksklusikan rekam medis pasien dengan riwayat penyakit kronis seperti stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung serta pasien luka bakar berat dengan rujukan 48 jam dari kejadian cedera. Instrumen menggunakan lembar pengumpulan data. Analisis bivariat menggunakan uji Spearman dan uji Lambda, sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistic dengan variabel moderasi dan mediasi. Angka survival pasien luka bakar fase emergency di RSUP Sanglah sebesar 87.18%. Hasil bivariat diketahui faktor yang berhubungan dengan survival adalah luas luka bakar (p=0.000), cedera inhalasi (p=0.008), tekanan darah sistolik (p= 0.000), respiratory rate (p = 0.000), dan waktu pemberian resusitasi (p=0.013). Hasil uji regresi logistic dengan variabel moderasi dan mediasi menunjukkan faktor prediktor survival pada pasien luka bakar fase emergency adalah cedera inhalasi (p=0.000) yang dimediasi oleh respiratory rate. Persamaan yang didapatkan y” = -6.608 + (5.589) (CI) + (1.942) (RR). Berdasarkan persamaan tersebut melalui rumus p = 1/(1+e-y), maka probabilitas seorang pasien luka bakar berat untuk mengalami kematian dalam 48 jam pertama apabila pasien tersebut mengalami cedera inhalasi dan memiliki respiratory rate pada 8 jam pertama pasca resusitasi cairan yang lebih dari 20x/menit adalah sebesar 71.4%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model persamaan antara cedera inhalasi yang dimediasi melalui respiratory rate, didapatkan efek langsung (direct effect) terhadap survival sebesar (5.589), sedangkan cedera inhalasi secara independen tanpa melalui respiratory rate menghasilkan efek total sebesar (6.402). Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan efek pada cedera inhalasi tanpa melalui respiratory rate sebesar 12.67% yang dihitung dengan rumus = (koefisien total – koefesien direct) : koefisien total). Dengan kata lain sekitar 12.67% total effect dari cedera inhalasi terhadap survival merupakan efek tidak langsung dari jalur mediasi respiratory rate. Kesimpulan dari penelitian ini adalah cedera inhalasi menjadi faktor prediktor survival pasien luka bakar berat pada fase emergency yang dimediasi oleh nilai respiratoy rate pasien. Oleh karena itu, perawat perlu meningkatkan manajemen luka bakar pada fase emergency dengan memprioritaskan penanganan masalah airway dan breathing yang disebabkan oleh cedera inhalasi dan mempertahankan keadekuatan sirkulasi dengan pemberian resusitasi cairan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan atau bahan kajian untuk mengembangkan penelitian dalam ruang lingkup kasus luka bakar berat dengan memperhitungkan faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti derajat kedalaman luka dan lokasi luka sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/617.11/LAK/a/2016/041607148
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 617 Surgery, regional medicine, dentistry, ophthalmology, otology, audiology > 617.1 Injuries and wounds
Divisions: S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 21 Dec 2016 09:06
Last Modified: 21 Dec 2016 09:06
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158493
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item