Artawan, IKadek (2016) Studi Fenomenologi : Makna Pengalaman Perawat Dalam Melakukan Perawatan Pasien Luka Bakar Fase Emergency In Hospital Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rsup Sanglah Denpasar. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Luka bakar merupakan penyebab umum terjadinya cedera traumatik dan kondisi kegawatan utama di ruang gawat darurat yang memiliki berbagai jenis permasalahan, tingkat mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Kompleksitas masalah yang timbul pada fase emergency menyebabkan kesulitan petugas kesehatan dan perawat melakukan perawatan luka bakar pasien tersebut. Fase Emergency merupakan waktu awal (0 menit) yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah kegawatan pasien khususnya hemodinamik pasien selama 24-48 jam pertama. Permasalahan hemodinamik dan masalah pada gangguan pernafasan, perubahan status kesadaran pasien, nyeri, dan pasien gelisah akan mudah mempengaruhi sikap, tindakan, emosional perawat dalam memberikan perawatan. Paparan dengan stres kerja kronis akan menyebabkan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan rasa percaya diri perawat. Distres emosional akan berdampak terhadap proses tindakan perawatan pada pasien dengan cedera luka bakar dan perawat itu sendiri terkait kesehatan fisik dan mentalnya Perawat yang terus menerus mendapatkan paparan stres kerja tinggi akan kurang optimal dalam memberikan perawatan pada pasien. Sepuluh perawat IGD RSUP Sanglah yang diwawancarai menyatakan situasi IGD sangat ramai, jumlah pasien yang banyak dan kompleksitasnya masalah pada pasien luka bakar menjadi alasan perawatan luka bakar digolongkan belum optimal. Banyaknya masalah keperawatan yang muncul pada pasien luka bakar berdampak terhadap kesulitan dan kebingungan perawat dalam menentukan prioritas masalah yang dihadapi. Perawat akan mudah kelelahan dan emosinya mudah berubah saat memberikan perawatan luka bakar fase emergency. Oleh karena itu, perawat merasa lingkungan kerja dengan stresor tinggi dan kewalahan dalam memberikan perawatan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi makna pengalaman perawat dalam melakukan perawatan pasien luka bakar fase emergency di IGD RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Penelitian ini dilakukan di IGD RSUP Sanglah Denpasar mulai dari 28 April sampai 28 Juli 2016. Partisipan dipilih sebanyak 7 orang setelah data dianggap tersaturasi (jenuh). Pemilihan partisipan disesuaikan dengan tujuan penelitian dengan kriteria memiliki pengalaman di IGD 3 tahun, pernah merawat pasien luka bakar fase emergency, sudah tersertifikasi BLS/BTLS. Peneliti memilah partisipan berdasarkan kriteria inklusi dan mendapatkan partisipan sejumlah 15 orang yang bisa dijadikan partisipan. Jumlah ini kemudian di inform consent dan akhirnya mendapatkan jumlah 7 orang. Setelah mendapatkan persetujuan dilakukan kontrak selanjutnya berupa wawancara. Wawancara dilakukan dengan teknik wawancara mendalam menggunakan panduan wawancara. Wawancara dilakukan selama 30-60 menit. Analisis data menggunakan analisis hermeneutics melalui 3 tahapan yaitu membaca teks secara keseluruhan dan merumuskan makna yang ix terkandung dalam setiap kalimat partisipan, melakukan identifikasi terhadap makna yang berhubungan dan melakukan interpretasi makna secara keseluruhan temuan yang ada. Hasil analisa data penelitian ini menghasilkan tema besar perjuangan merawat dan melayani pasien luka bakar. Tema ini dibangun dari sembilan tema yang menjawab tujuan khusus penelitian ini. Tema memahami kondsi fisik mengancam nyawa menggambarkan pemahaman partisipan terhadap situasi pasien saat mencari perawatan ke IGD. Memiliki jiwa sebagai perawat merupakan sebuah persepsi atau keyakinan perawat dalam memberikan perawatan kepada pasien luka bakar.Memiliki kesigapan dalam merawat adalah upaya dari partisipan untuk dapat memberikan pertolongan cepat dan segera pada pasien luka bakar dengan kondisi gawat darurat. Berkolaborasi untuk menyelamatkan pasien merupakan tindakan perawat untuk dapat menyelamatkan pasien. Menghadapi beban kerja berlebih menggambarkan hambatan perawat memberikan perawatan pada pasien luka bakar. Mengalami tekanan saat bekerja merupakan bentuk ungkapan emosi dan perasaan yang dirasakan perawat ketika memberikan perawatan kepada pasien luka bakar. Mengupayakan perawatan optimal adalah bentuk totalitas perawat dalam memberikan pelayanan seoptimal mungkin demi kesembuhan pasien, perawat juga memberikan dukungan secara sosial dan emosional untuk mengoptimalkan perawatan dan mendapatkan kepuasan batin adalah ungkapan rasa senang dan bangga ketika perawat berhasil membantu pasien-pasien dengan kondisi kegawatan. Perawat dalam menyelamatkan nyawa pasien dalam kondisi gawat darurat merupakan sebuah perjuangan dalam merawat dan melayani pasien luka bakar.Perjuangan dalam memberikan perawatan dan pelayanan melewati situasi yang banyak tekanan, pelayanan yang terbatas, tetapi dapat memberikan perawatan optimal dan mampu menstabilkan kondisi pasien. Sehingga upaya ini dapat memberikan rasa senang dan bangga sebagai perawat.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/617.11/ART/s/2016/041611265 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 617 Surgery, regional medicine, dentistry, ophthalmology, otology, audiology > 617.1 Injuries and wounds |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 27 Jan 2017 15:54 |
Last Modified: | 27 Jan 2017 15:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158492 |
Actions (login required)
View Item |