Profil Hormon Tiroid, Siklus Estrus, Dan Ekspresi Reseptor Hormon Tiroid (Trα1) Pada Ovarium Tikus (Rattus Norvegicus) Hypothyroidism Hasil Induksi Capra Thyroglobulin (Ctg).

Haq, NoerMuhammadDliyaul (2015) Profil Hormon Tiroid, Siklus Estrus, Dan Ekspresi Reseptor Hormon Tiroid (Trα1) Pada Ovarium Tikus (Rattus Norvegicus) Hypothyroidism Hasil Induksi Capra Thyroglobulin (Ctg). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hypothyroidism merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh autoimmune thyroiditis (AITD) yang menyebabkan kerusakan pada kelenjar tiroid dan perubahan kadar hormon tiroid. Kondisi hipotiroidisme pada tikus dewasa menyebabkan penundaan pematangan seksual yang ditandai dengan ovarium yang berukuran kecil dan siklus estrus yang tidak teratur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan hormon tiroksin (T4) pada serum dan mengetahui profil folikulogenesis, serta mengetahui ekspresi reseptor hormon tiroid di jaringan ovarium pada tikus model tikus (Rattus norvegicus) model hypothyroidism hasil injeksi capra tiroglobulin (cTg). Tikus model hipotiroidism dibuat dengan injeksi capra tiroglobulin dengan dosis 200μg/μL yang diemulsi dengan CFA (Complete Freund`s Adjuvant) dan IFA (Incomplete Freund`s Adjuvant) dengan perbandingan 1:1 melalui subkutan pada tikus (Rattus norvegicus). Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) dan hormon tiroksin (T4) dari sampel serum tikus, serta profil siklus estrus selama tiga kali siklus estrus. Pada akhir penelitian, tikus dbedah dan dilakukan koleksi organ ovarium untuk pembuatan preparat histologi. Folikulogenesis diamati secara mikroskopis pada preparat histologi ovarium menggunakan pewarnaan Hematoxylen-Eosin (HE). Ekspresi reseptor hormon tiroid (TRα1) diamati pada preparat histologi ovarium menggunakan metode imunohistokimia. Data kadar hormon TSH dan T4 dianalisa secara statistik menggunakan uji t-independet untuk membandingkan antar kelompok dan dilanjutkan dengan uji ANOVA dengan uji lanjutan tukey untuk membandingkan kadar hormon selama tiga kali siklus estrus pada tikus model hipotiroid. Data pemanjangan periode siklus estrus dan ekspresi reseptor hormon tiroid (TRα1) dianalisa secara statistik menggunakan uji t-independet. Sedangkan profil siklus estrus dan folikulogenesis pada preparat histologi ovarium dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar hormon TSH yang signifikan (p 0.05) pada tikus hipotiroid dibandingkan dengan tikus normal selama tiga kali siklus estrus. Sedangkan kadar hormon TSH pada tikus hipotiroid selama tiga kali siklus estrus tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p0.05). Kadar hormon TSH pada tikus normal adalah 0.139±0.011 μg/dL, sedangkan kadar TSH pada serum tikus model hipotiroid pada siklus estrus pertama, kedua dan ketiga secara berurutan adalah 0.2922±0.011 μg/dL, 0.3142±0.025 μg/dL, dan 0.3121±0.022 μg/dL. Hasil pengukuran kadar hormon tiroksin (T4) vii pada serum tikus hipotiroid selama tiga kali siklus estrus yang menunjukkan adanya penurunan kadar hormon T4 yang signifikan (p 0.05) dibandingkan dengan tikus normal. Sedangkan kadar hormon T4 pada tikus hipotiroid selama tiga kali siklus estrus tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p0.05). Kadar hormon T4 pada tikus normal adalah 2.90±0.057 μg/dL, sedangkan kadar T4 pada serum tikus model hipotiroid siklus estrus pertama, kedua dan ketiga secara berurutan adalah 1.18±0.162 μg/dL, 0.77±0.158 μg/dL, dan 0.96±0.148 μg/dL. Hasil pengamatan siklus estrus pada tikus model hipotiroid hasil induksi capra tiroglobulin (cTg) menunjukkan adanya siklus estrus yang lebih panjang dengan pemanjangan pada semua fase siklus estrus. Pada tikus normal, fase terpanjang dalam satu siklus estrus adalah fase diestrus, sedangkan tikus model hipotiroid mengalami fase terpanjang adalah fase metestrus. Hasil pengamatan gambaran histologi ovarium tikus hipotiroid dan tikus normal menunjukkan bahwa siklus ovarium terjadi pada semua kelompok yang ditandai dengan adanya semua tahapan folikel dan korpus luteum, tetapi tikus hipotiroid mengalami periode siklus estrus yang lebih panjang dibandingkan dengan tikus normal. Ekspresi TRα1 pada folikel preantral ovarium tikus hipotiroid menunjukkan adanya penurunan yang signifikan (p 0.05) dibandingkan dengan tikus normal. Ekspresi TRα1 pada folikel preantral ovarium tikus hipotiroid adalah 1.833±0.44 sedangkan pada tikus normal adalah 2.944±0.34. Kesimpulan pada penelitian ini adalah induksi capra tiroglobulin (cTg) pada tikus model dapat menyebabkan kondisi hipotiroid yang ditandai dengan penurunan kadar hormon tiroksin (T4) dan peningkatan kadar hormon thyroid stimulating hormone (TSH). Kondisi hipotiroid menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi yang ditandai dengan siklus estrus yang lebih panjang pada tikus model hipotiroid, namun siklus ovarium masih terjadi yang ditandai dengan ditemukannya semua fase folikel dan korpus luteum pada ovarium tikus model hipotiroid. Hal ini menunjukkan bahwa pada tikus model hipotiroid mengalami penundaan pematangan folikel dibandingkan dengan tikus normal. Berdasarkan ekspresi reseptor hormon tiroid (TRα1) pada sel granulosa folikel pre-antral.

English Abstract

Hypothyroidism is one of autoimmune thyroiditis (AITD) disease, it is causing thyroid glands damage and variation level of thyroid hormones. Hyphotiroidism in adult rats (Rattus norvegicus) cause delayed sexual maturation that is indicated with smaller size of ovarian and irregular estrous cycle. purpose of this research aims to show thyroid stimulating hormone (TSH) profile, thyroxine hormone (T4) profile in serum and folliculogenesis profile, also to show expression of thyroid hormone receptor (TR) in hypothyroidism rats model induced by capra thyroglobulin (cTG) in ovary tissue. Animal models of AITD were prepared by injecting emulsion of cTg in Complete Freuds Adjuvant (CFA) and Incomplete Freud s Adjuvant (IFA) with 1:1 ratio as much as 200μg/μL subcutaneously in rats. Rats estrous cycle, TSH and T4 were observed and measured for three cycles. After last treatment, rats were sacrified and ir ovaries were collected to observe folliculogenesis profile using histology preparation with Hematoxylin- Eosin (HE) staining, and using immunohistochemistry (IHC) methods to find out thyroid receptor α1 (TRα1) expression. TSH and T4 levels data will be analyze statistically using independent t-test to compare between groups and continued with ANOVA using tukey-test to compare hormone levels every estrous cycle in hypothyroidism rats. Elongation of estrous cycle periods and and TRα1 expression data were analyzed statistically with independent ttest, whereas estrous cycle profile and folliculogenesis on ovaries histology were analyzed descriptively. result from this research showed that TSH level are increase significantly (p 0.05) in hypothyroidism rats compare with normal rats for three etrous cycle, whereas TSH levels between hypothyroidism rats for three estrous cycle did not show significant difference (p0.05). Thyroid stimulating hormone levels in normal rats are 0.139±0.011 μg/dL whereas in hypothyroidism rats are 0.139±0.011 μg/dL, 0.3142±0.025 μg/dL and 0.3121±0.022 μg/dL representing for first, second, and third estrous cycle. result of T4 level in hypothyroidism rats serum for three estrous cycle are decrease significantly (p 0.05) compare with normal rats, but T4 levels between hypothyroidism rats for three estrous cycle did not shows significant difference (p0.05). Levels of T4 in normal rats are 2.90±0.057 μg/dL whereas in hypothyroidism rats for three estrous cycle are 1.18±0.162 μg/dL, 0.77±0.158 μg/dL, and 0.96±0.148 μg/dL in a row. ix observation of estrous cycle in hypothyroidism rats induced by cTg showed elongation days of all states of estrous cycle phase. normal rat have longest diestrus phase in one cycle but in hypothyroidism rats are undergo longest metestrus phase. observation of ovary histology in hypothyroidism and normal rats showed that ovary cycle occur in all groups, were characterized by presence of all stages of follicle and corpus luteum, but hypothyroidism rats undergo estrous cycle period longer than normal rats. TRα1 expression in ovary preantral follicle shows significantly (p 0.05) decrease, 1.833±0.44 in hypothyroidism rats and compared with normal rat are 2.944±0.34 Based on this research, it can be conclude that capra thyroglobulin (cTg) induction on rats can lead to hypothyroid condition, characterized by decrease level of thyroxine hormone (T4) and increase level of thyroid stimulating hormone (TSH). hypothyroid condition can lead to reproductions system disturbance which is characterized by elongation estrous cycle, but ovarian cycle still occurs since all phases of ovarian follicles on rat models of hypothyroidism are found during observation. This indicates that in hypothyroidism rats experienced delays maturation of follicles compared with normal rats, based on decrease expression of thyroid hormone receptors (TRα1) in preantral granulose cells.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/616.444/HAQ/p/041502091
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.4 Diseases of endocrine, hematopoietic, lymphatic, glandular system; diseases of male breast
Divisions: S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA
Depositing User: Samsul Arifin
Date Deposited: 16 Apr 2015 15:37
Last Modified: 16 Apr 2015 15:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158356
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item