Perbedaan Peningkatan Pengetahuan, Kecenderungan Dan Ketrampilan Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Dalam Pelatihan Resusitasi Jantung Paru Menggunakan Self Directed Video Dan Traditional Teaching.

Fikriana, Riza (2015) Perbedaan Peningkatan Pengetahuan, Kecenderungan Dan Ketrampilan Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Dalam Pelatihan Resusitasi Jantung Paru Menggunakan Self Directed Video Dan Traditional Teaching. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan salah satu program yang sedang dikembangkan oleh American Hearth Association (AHA) dalam rangka untuk meningkatkan jumlah dan keberadaan masyarakat sehingga mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mampu melakukan tindakan RJP. Dengan kemampuan yang dimiliki tersebut, diharapkan masyarakat akan mampu memberikan tindakan RJP ketika menemui seseorang disekitarnya yang tiba – tiba mengalami henti jantung. Salah satu bagian masyarakat yang dianjurkan yaitu pada komunitas sekolah. Metode pelatihan RJP yang selama ini sering digunakan yaitu dengan metode traditional teaching. Sejalan dengan perkembangan teknologi, saat ini telah dikembangkan metode pelatihan RJP berbasis multimedia. Salah satunya yaitu dengan menggunakan metode self directed video. Metode ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain pelatihan RJP tanpa melibatkan instruktur, waktu yang digunakan lebih fleksibel, serta metode pelatihan bersifat repeated training. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan peningkatan pengetahuan, kecenderungan dan ketrampilan melakukan resusitasi jantung paru pada siswa sekolah menengah atas dalam pelatihan resusitasi jantung paru menggunakan self directed video dan traditional teaching . Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimental yang membandingkan dua kelompok responden yang mengikuti pelatihan RJP. Kelompok pertama mengikuti pelatihan RJP dengan metode self directed video, sedangkan kelompok kedua mengikuti pelatihan RJP dengan metode traditional teaching. Sampel diambil dari sebagian siswa siswa SMA di wilayah Kabupaten Malang sejumlah 88 orang. Pada kedua kelompok sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan RJP, dilakukan pengukuran terhadap pengetahuan, kecenderungan dan ketrampilan dalam melakukan tindakan RJP. Setelah itu hasil pengetahuan, kecenderungan dan ketrampilan setelah mengikuti pelatihan RJP dari masing – masing kelompok dibandingkan antara kelompok self directed video dan kelompok traditional teaching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok pelatihan terjadi perbedaan yang signifikan pengetahuan dan ketrampilan responden antara sebelum mengikuti pelatihan RJP dengan sesudah mengikuti pelatihan RJP. Akan tetapi pada pencapaian kecenderungan melakukan tindakan RJP, pada kedua kelompok dihasilkan tidak ada perbedaan antara sebelum dengan sesudah mengikuti pelatihan RJP. Sedangkan hasil penelitian terhadap perbedaan pencapaian pengetahuan, kecenderungan dan ketrampilan pada kedua metode pelatihan RJP, di dapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, kecenderungan dan ketrampilan melakukan tindakan RJP pada kedua metode tersebut. Akan tetapi, jika dilihat dari masing – masing item yang diukur pada masing – masing variabel, didapatkan bahwa pengetahuan dan kecenderungan melakukan tindakan RJP cenderung lebih baik pada kelompok yang mengikuti pelatihan RJP dengan metode self directed video. Sedangkan pada komponen ketrampilan melakukan tindakan RJP terutama pada kemampuan respon kegawatdaruratan, metode traditional teaching cenderung mempunyai hasil yang lebih baik daripada metode self directed video. Akan tetapi pada pencapaian RJP berkualitas tinggi, tidak terdapat perbedaan antara kedua metode pelatihan RJP. Dalam pelatihan RJP yang telah dilakukan, penggunaan metode self directed video yang merupakan metode pelatihan dengan berbasis multimedia, dimana menampilkan video simulasi pada seseorang yang mengalami henti jantung serta menampilkan tindakan yang harus dilakukan pada korban tersebut yaitu tindakan RJP, secara langsung akan memudahkan bagi peserta pelatihan untuk memahami informasi yang didapat dan informasi yang mereka lihat secara langsung. Karena peserta akan melihat secara langsung kondisi seseorang yang mengalami henti jantung dalam situasi di lapangan atau sesuai dengan kenyataan. Tentunya hal ini akan lebih meningkatkan pemahaman peserta tentang kondisi korban yang mengalami henti jantung serta lebih mudah untuk meningkatkan kecenderungan seseorang dalam melakukan tindakan RJP. Akan tetapi dalam pencapaian ketrampilan yang merupakan paling penting dalam tindakan RJP dihasilkan bahwa pada komponen memastikan keamanan dalam tahapan respon kegawatdaruratan serta komponen posisi tangan mempunyai hasil terdapat perbedaan antara kedua kelompok dimana masing – masing mempunyai p value sebesar 0,001. Terlihat bahwa pada komponen memastikan keamanan tersebut, pada metode traditional teaching seluruh responden (100%) mampu melakukan tindakan tersebut dengan baik. Begitu pula pada kemampuan responden meletakkan posisi tangan yang tepat pada daerah yang telah ditentukan yaitu pada pertengahan dinding dada, terlihat bahwa pada metode traditional teaching mempunyai hasil yang lebih baik. Sedangkan pada komponen penilaian RJP berkualitas tinggi, baik pada pelatihan RJP menggunakan metode self directed video dan traditional teaching, hanya 2 (dua) komponen yaitu rata – rata kecepatan kompresi dan jumlah incomplete release yang memenuhi standart terhadap RJP berkualitas. Sedangkan pada komponen rata-rata kedalaman kompresi dan ventilasi efektif, pada kedua kelompok tidak mampu menghasilkan kedalaman dan ventilasi yang adekuat. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan RJP dengan self directed video dan traditional teaching mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan responden. Akan tetapi, setelah dilakukan pelatihan RJP dengan self directed video dan traditional teaching didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan, kecenderungan dan ketrampilan dalam melakukan tindakan RJP. Akan tetapi dari hasil analisis masing – masing variabel didapatkan bahwa pada pencapaian pengetahuan dan kecenderungan, metode self directed video cenderung lebih unggul. Sedangkan pada pencapaian ketrampilan, metode traditional teaching memiliki kecenderungan lebih unggul daripada self directed video.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/616.102 5/FIK/p/2015/041507053
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.1 Diseases of cardiovascular system
Divisions: S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 22 Oct 2015 14:11
Last Modified: 22 Oct 2015 14:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158270
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item