Wahayuni, Sari (2016) Hubungan Persentase Sel Th17 Dan Kadar Il-17 Terhadap Hasil Luaran Kebuntingan Pada Mencit Balb/C Model Lupus Bunting. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan suatu penyakit autoimun yang kompleks dengan berbagai manifestasi klinis yang luas. LES paling banyak terjadi pada perempuan dalam usia reproduktif dengan perbandingan kejadian pada pria dan wanita 1 : 9. Jumlah penderita LES di Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebanyak 12.700 kasus menjadi 13.300 jiwa per April 2013. Penyakit LES banyak terjadi pada wanita di usia reproduksi yang seringkali menimbulkan masalah kesehatan. Estrogen dapat memperburuk kondisi pasien LES dengan memperpanjang kelangsungan hidup dari sel-sel autoimun. Estrogen berperan penting dalam sekresi Th17. Sel Th17 berperan penting dalam patogenesis LES. Pada pasien LES terjadi peningkatan persentase sel Th17 dan sitokin IL-17 serta terjadi peningkatan aktivitas dari sel Th17 serta terdapat korelasi kadar IL-17 dengan aktivitas penyakit. Pada kehamilan normal trimester ketiga persentase sel Th17 menurun. Pada wanita hamil dengan LES terdapat peningkatan kadar IL-17 begitupun dengan sitokin lainnya IL-6, IL-10 dan TNF. Pristan sering digunakan untuk membuat hewan model penyakit autoimun. Pristan dapat menginduksi mencit yang normal menjadi mencit yang memiliki manifestasi klinis dan imunologis yang menyerupai LES pada manusia setelah 12 minggu injeksi tunggal pristan secara intraperitoneal sebanyak 0,5 mL dengan indikator peningkatan kadar autoantibodi anti-dsDNA dan ANA. Komplikasi kehamilan yang terjadi pada mencit yang diinduksi pristan didapatkan hasil neonatus dari kelompok mencit yang diinduksi pristan lupus ditemukan memiliki berat badan yang lebih kecil. Dalam kehamilan dengan LES dapat menimbulkan komplikasi seperti peningkatan insiden abortus, preterm, hipertensi, preeklampsia, dan flare LES. Janin yang dilahirkan kemungkinan juga akan mengalami masalah seperti berat lahir rendah, Intra Uterine Growth Restriction (IUGR), kematian janin dan lupus pada janin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan persentase sel Th 17 dan kadar IL-17 terhadap hasil luaran kebuntingan pada mencit BALB/c model lupus bunting. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental (eksperimental sesungguhnya) dengan dipilih pendekatan post test only control group design. Sampel penelitian ini adalah mencit galur BALB/c bunting yang berjumlah 20 ekor dan dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok kontrol sehat mencit BALB/c bunting sehat sebanyak 10 ekor dan kelompok mencit BALB/c model lupus bunting sebanyak 10 ekor. Pembuatan hewan coba model lupus dilakukan dengan cara memberikan pristan sebanyak 0,5 mL secara intraperitonial. Pengukuran persentase sel Th17 dilakukan dengan metode Flowcytometri sedangkan kadar IL-17 dengan metode ELISA. Hasil luaran kebuntingan diperoleh melalui pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan alat CODA (Non-Invasive Blood Pressure System Owner`s Manual), albumin urin dengan metode ELISA, dan berat badan janin dengan menggunakan timbangan analitis. Hasil statistik dalam penelitian menunjukkan hasil uji normalitas data terdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji t test tidak berpasangan pada kedua kelompok menunjukkan hasil bahwa pada rerata persentase sel Th17 didapatkan nilai p value = 0,000, kadar IL-17 didapatkan nilai p-value = 0,042, kadar albumin urin didapatkan nilai p value = 0,000, tekanan darah didapatkan nilai p-value = 0,013 dan berat badan janin didapatkan nilai p value = 0,559. Hal ini menunjukkan bahwa rerata persentase sel Th17, kadar IL-17, kadar albumin urin dan tekanan darah yang terbentuk pada kelompok mencit BALB/c model lupus bunting lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kontrol sehat. Sedangkan rerata berat badan janin tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada kelompok mencit BALB/c model lupus bunting dan kontrol sehat. Berdasarkan hasil uji korelasi pearson dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persentase sel Th17 dengan kadar albumin vii urin (p value = 0,000 dan r = 0,827), begitupun dengan tekanan darah (p value = 0,016 dan r = 0,533) sedangkan untuk berat badan janin tidak memiliki korelasi yang signifikan (p value = 0,912 dan r = 0,026). Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar IL-17 dengan kadar albumin urin (p value = 0,042 dan r = 0,459) sedangkan untuk tekanan darah tidak memiliki korelasi yang signifikan (p value = 0,172 dan r = 0,318) begitupun dengan berat badan janin (p value = 0,894 dan r = 0,032). Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini didapatkan persentase sel Th17, kadar IL-17, kadar albumin urin dan tekanan darah pada mencit BALB/c model lupus bunting secara bermakna lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol sehat sedangkan untuk berat badan janin mencit tidak terdapat perbedaan secara bermakna pada kedua kelompok. Selain itu dapat disimpulkan juga persentase sel Th17 yang terbentuk pada limfa memiliki hubungan yang signifkan dengan kadar albumin urin dan tekanan darah sedangkan berat badan janin tidak terdapat hubungan, kemudian kadar IL-17 pada serum memiliki hubungan dengan kadar albumin urin sedangkan tekanan darah dan berat badan janin tidak terdapat hubungan.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/616 . 772/WAH/h/2016/041601534 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases |
Divisions: | S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 18 Jul 2016 13:44 |
Last Modified: | 18 Jul 2016 13:44 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158207 |
Actions (login required)
View Item |