Efek Dekok Kunyit (Curcuma Longa) Terhadap Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Receptor-1 (Vegfr-1) Dan Ekspresi Tie-2 Pada Embrio Ayam

Dewi, IGustiAyuPrami (2016) Efek Dekok Kunyit (Curcuma Longa) Terhadap Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor Receptor-1 (Vegfr-1) Dan Ekspresi Tie-2 Pada Embrio Ayam. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu komposisi ramuan tradisional yang secara turun temurun dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kebiasaan mengkonsumsi jamu banyak ditemukan pada masyarakat Jawa, baik pada ibu hamil, bersalin maupun nifas. Jenis jamu yang sering dikonsumsi oleh ibu hamil adalah jamu cabe puyang. Tanpa disadari oleh masyarakat suatu agen senobiotik yang apabila di gunakan secara terus menerus akan menyebabkan toksisitas didalam tubuh. Kunyit memiliki efek antiangiogenesis, sama halnya dengan kurkumin juga diketahui menghambat angiogenesis. Kurkumin menghambat angiogenesis melalui downregulasi HIF-1 melalui hambatan pada HIF-1α, HIF-1β dan protein CPB/P300. Hambatan ini dilakukan dengan kurkumin meningkatkan kerja proteosomal 26S sehingga mengakibatkan peningkatan degradasi molekul tersebut dan terjadilah downregulasi hasil transkripsi salah satunya molekul proangiogenik seperti VEGFR-1 dan Tie-2. Padahal pada ibu hamil justru diperlukan suatu proses proangiogenik selama masa embryogenesis melalui stabilisasi HIF-1. VEGFR-1 merupakan reseptor dari molekul utama proangiogenik adalah VEGF. Ikatan VEGF dan VEGFR-1 berperan pada regulasi hemangioblas, migrasi monosit dan makrofag, proliferasi, migrasi, sel endotel. VEGFR-1 merupakan regulasi negative VEGFR-2 yang memilki sifat afinitas 10 kali lebih kuat namun aktifitasnya 10 kali lebih lemah. Tie-2 merupakan reseptor dari Angiopoietin dimana apabila berikatan akan menghasilkan stabilisasi interaksi sel endotel, membatasi respon perusakan vaskuler, migrasi sel, proliferasi, survival dan reorganisasi sel endotel. Dapat dikatakan bahwa ikatan VEGF dan VEGFR-1 bekerja di hulu dan ikatan Angiopoietin dan Tie-2 bekerja dihilir. Namun keduanya penting dan dibutuhkan selama proses angiogenesis. Terbukti bahwa embrio tikus mati pada hari ke 7.5E ketika mengalami kekurangan VEGFR-1 begitu pula dengan Tie-2. Pada penelitian ini mengunakan media coba embrio ayam. Media coba ini dipilih karena embrio ayam sangat cocok sebagai media coba pada penelitian vaskulogenesis karena mudah untuk diamati. Berdasarkan uraian diatas maka timbul suatu masalah apakah pemberian dekok kunyit (Curcuma longa) dapat mempengaruhi proses angiogenesis melalui penurunan ekspresi VEGFR-1 dan Tie-2 pada embrio ayam. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan efek dekok kunyit (Curcum longa) terhadap proses angiogenesis pada embrio ayam. Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni dengan menggunakan desain randomized posttest only control group design, ada empat kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol tanpa dekok kunyit, kelompok I dengan dosis dekok kunyit 200ppm, kelompok II dengan dosis dkok kunyit 300ppm, kelompok III dengan dosis dkok kunyit 400ppm. Masing-masing kelompok berjumlah 12 sampel: 6 untuk VEGFR-1 dan 6 untuk Tie-2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada ekspresi VEGFR-1 terjadi peningkatan rata-rata ekspresi pada dosis 200ppm dibandingkan dengan kontrol namun secara statistik tidak signifikan. Selanjutnya pada dosis 300ppm dan 400ppm terjadi penurunan dibandingkan kontrol namun secara statistik tidak signifikan. Hasil penelitian pada embrio ayam yang mengekspresikan Tie-2 yang dipapar dekok kunyit (curcuma longa) dalam berbagai dosis yaitu meningkat pada kelompok dosis 200ppm dan 300ppm dibandingkan kontrol namun secara statistik tidak signifikan dan kemudian terjadi penurunan ekspresi Tie-2 pada kelompok dosis 400ppm dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun secara statistik tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dekok kunyit tidak berefek pada penurunan ekspresi VEGFR-1 dan Tie-2. Hal ini dapat disebabkan karena variasi dan interval dosis yang kurang disamping itu kunyit tidak mudah larut dalam air. Zat aktif lain yang ikut bersinergis terhadap kurkumin adalah terpenoid. vii mengatakan bahwa terpenoid memiliki efek sinergis terhadap kurkumin untuk memiliki efek antiangiogenesis. Berdasarkan hasil uji KLT diketahui bahwa terpenoid tidak terdeteksi atau sulit dideteksi karena konsentrasi dosis yang sedikit pada dekok kunyit. Selain itu, kurkumin merupakan bahan aktif base on dosis dimana meregulasi banyak molekul target yang dipengaruhi tidak hanya HIF, tetapi adanya molekul target lainya seperti faktor transkripsi, sitokin, faktor pertumbuhan, kinase dan beberapa enzim lainnya yang dapat menghasilkan respon tubuh yang berbeda. Mengingat penelitian ini adalah penelitian awal dimana menggunakan media coba in ovo dan tidak ada farmakokinetik serta sirkulasi utero plasenta, sehingga hasil penelitian ini belum dapat disimpulkan apakah dekok kunyit aman atau tidak untuk diminum oleh ibu hamil. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terkait dosis, media coba, dan penambahan variabel angiogenesis lainnya.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/615.324 39/DEW/e/2016/041611163
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.3 Organics drugs
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 11 Jan 2017 15:13
Last Modified: 11 Jan 2017 15:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158133
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item