Nurmamulyosari, LulutDwi (2015) Uji Aktivitas Kombinasi Daun Elephantopus Scaber Dan Sauropus Androgynus Terhadap Kuantitas Limfosit Pada Lymph Node Mus Musculus Bunting Terinfeksi Salmonella Typhimurium. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Di provinsi Jawa Timur pasien demam tifoid di puskesmas dan beberapa Rumah Sakit angka kematiannya 0,8 % per bulan. Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella yang merupakan bakteri intraseluler, sehingga sulit dikenali oleh antibodi. Pertahanan pertama terhadap infeksi Salmonella dikendalikan oleh sistem imun bawaan, selanjutnya akan terbentuk sistem imun adaptif yang lebih efektif dalam mengeliminasi keberadaan bakteri intraseluller, yaitu dengan pengaktifan limfosit T CD4 dan CD8. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sebanyak 64,5 % ibu hamil terinfeksi Salmonella. Demam tifoid pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran, sedangkan sistem imun ibu hamil mengalami perubahan akibat pengaruh hormon kehamilan, seperti progesteron, sehingga pada ibu hamil memiliki sistem imun bawaan yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan wanita tidak hamil. Pengobatan demam tifoid biasanya menggunakan antibakteri atau antibiotik. Penggunaan antibiotik dan antibakteri terus menerus dapat bersifat teratogen. Sehingga diperlukan alternatif pengobatan yang meminimalisir resiko tersebut, salah satunya dengan obat herbal. Tanaman yang berpotensi sebagai obat herbal antara lain, yaitu Elephantopus scaber dan Sauropus androgynus. Kedua tanaman tersebut memiliki kandungan biokimia yang bersifat imunomodulator. Namun, apabila keduanya dikombinasikan belum diketahui akan bersifat sinergis atau antagonis. Oleh sebab itu perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui mengetahui pengaruh serta mekanisme kerja immunomodulator dari kombinasi dan lama pemberian ekstrak E. scaber dan S. androgynus terhadap kuantitas relatif limfosit T CD4+, CD8+, sitokin IL2+ dan IL4+ pada jaringan lymph node Mus musculus bunting terinfeksi Salmonella typhimurium. Dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor pertama adalah dosis perlakuan, yaitu E. scaber 200 mg/kg BB, E. scaber 150 mg/kg BB dan S. androgynus 37,5 mg/kg BB; E. scaber 100 mg/kg BB dan S. androgynus 75 mg/kg BB; E. scaber 50 mg/kg BB dan S. androgynus 112,5 mg/kg BB; S. androgynus 150 mg/kg BB. Faktor kedua adalah lama pemberian kombinasi ekstrak, yaitu 12 dan 18 hari. Masingmasing tanaman diekstrak menggunakan etanol 70 % dengan cara maserasi. M. musculus bunting diberi kombinasi ekstrak sesuai dosis selama lima hari dengan cara gavege, kemudian diinfeksi S. typhimurium dengan jumlah bakteri sebanyak 107 CFU/ml dalam 0,5 ml secara intraperitoneal dan tetap diberi ekstrak hingga hari pembedahan ke-12 dan ke-18. Mencit didislokasi kemudian dibedah untuk diambil organ lymph node pada tiap M. musculus kemudian diisolasi sel limfosit untuk mengetahui kuantitas relatif limfosit T CD4+, CD8+, sitokin IL-2+, dan IL-4+ menggunakan flowcytometri. Selanjutnya data hasil flowcytometri akan dianalisis menggunakan one way ANOVA dan analisis Path. ii Berdasarkan hasil analisis data menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tanaman yang diberikan berpengaruh terhadap kuantitas relatif limfosit T CD4+, CD8+, dan sitokin IL-2+. Sistem imun pada mencit bunting lebih rendah, dilihat dari kuantitas limfosit T CD4+, CD8+, dan sitokin IL-2+. Hal tersebut membuktikan bahwa mencit bunting lebih rentan terhadap infeksi, dikarenakan perubahan sistem imun tubuh yang dipengaruhi oleh progesteron. Pada sel desidua, progesteron mampu menginduksi produksi PIBF (Progesterone-induced Blocking Factor) yang akan menghambat proliferasi sel T melalui produksi sitokin. Analisis Path menunjukkan bahwa pemberian perlakuan berpengaruh terhadap kuantitas relatif limfosit T CD4+ sebanyak 19,5 % dan limfosit T CD8+ sebanyak 10,6 %, dan sitokin IL-2+ sebanyak 44,1 %, sedangkan perbedaan lama pemberian ekstrak antara 12 hari dan 18 hari tidak signifikan terhadap kuantitas relatif limfosit T CD4+, CD8+, produksi sitokin IL-2+ dan IL-4+. Kedua E. scaber dan S. androgynus diduga terdapat kandungan saponin dan flavonoid yang berfungsi sebagai immunomodulator. Pemberian ekstrak tunggal ataupun kombinasi diduga dapat berperan sebagai immunomodulator dengan mempertahankan kuantitas relatif limfosit T CD4+, CD8+, dan sitokin IL-2 M. musculus bunting terinfeksi S. typhimurium mendekati sistem imun M. musculus bunting tanpa infeksi.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/615.323 99/NUR/u/2015/041507028 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.3 Organics drugs |
Divisions: | S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 07 Jan 2016 13:59 |
Last Modified: | 07 Jan 2016 13:59 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158118 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |