Proteksi Ekstrak Centella Asiatica Pada Model Stunting Larva Zebrafish (Danio Rerio) Yang Diinduksi Rotenon Melalui Peningkatan Ekspresi Bdnf

Ridlayanti, Annisa (2016) Proteksi Ekstrak Centella Asiatica Pada Model Stunting Larva Zebrafish (Danio Rerio) Yang Diinduksi Rotenon Melalui Peningkatan Ekspresi Bdnf. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Stunting menurut WHO Child Growth Standart didasarkan pada indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan batas (zscore) kurang dari -2 SD (Standar Deviasi). Riset Kesehatan Dasar (2013) mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 persen meningkat dari tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Ini menunjukan satu dari tiga anak Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan akibat stunting growth. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak terdiri dari genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan prenatal salah satunya adalah bahan toksik atau pestisida. Rotenon merupakan salah satu model pestisida yang memiliki aksi sebagai inhibitor komplek I mitokondria sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan ATP (Adenosine Tri Phospate) dan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) dan Nitric Oxide (NO). Selain itu pestisida beraksi sebagai Endocrine Disrupting Chemicals (EDCs), yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu sintesis, sekresi, transport, metabolisme, pengikatan dan eliminasi berbagai hormon dan faktor pertumbuhan dalam tubuh. Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) merupakan suatu neurotropin yang berperan dalam perkembangan dan plastisitas sinaps serta fungsi kognitif. Pada masa perkembangan otak BDNF mempunyai aksi meregulasi cell survival. BDNF dan hormon steroid memegang peran penting pada sistem saraf pusat dalam mengatur beberapa proses spesifik seperti pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu bahan alam yang memiliki efek antioksidan adalah Centella asiatica (pegagan) yang banyak tumbuh di daerah tropis Indonesia. Bahan aktif antioksidan terbanyak dari C.asiatica adalah triterpenoid yang terdiri dari madecassoside, asiaticoside, madecassic acid, dan asiatic acid. Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan model stunting dengan menggunakan hewan coba zebrafish yang diiinduksi rotenon, mengetahui efek pemberian ekstrak Centella asiatica (pegagan) terhadap model stunting zebrafish (Danio rerio) yang diinduksi rotenon, dan mengetahui patomekanisme terjadinya stunting melalui ekspresi BDNF (Brain Derived Neurotropic Factor). Metode dan desain penelitian dengan eksperimental laboratorik in vivo dan post-test-only control group design. Penelitian ini menggunakan 300 embrio zebrafish yang dilakukan randomisasi dan dibagi menjadi lima kelompok yakni kelompok kontrol negatif (embrio normal); kelompok kontrol positif (embrio yang dipapar rotenon 10 ppb); kelompok perlakuan (embrio yang diberikan rotenon 10 ppb dan ekstrak pegagan konsentrasi 2,5; 5; dan 10 μg/mL). Seluruh perlakuan mulai dipapar sejak 2 hingga 72 hpf (half post fertilization) yang diikuti perkembangannya sampai usia larva 9 dpf (days post fertilization) dengan melakukan pengukuran panjang badan (PB) dan rasio panjang kepala dan badan di usia 3, 6 dan 9 dpf. Pengukuran menggunakan software Image Raster. Setelah terminasi larva zebrafish 9 dpf, dilanjutkan dengan pengukuran ekspresi BDNF menggunakan metode Immunohistochemistry (IHC) wholemount dengan pewarnaan DAB (diamino benzidine) lalu disemikuantifikasikan nilai densitas warna cokelat yang muncul menggunakan software Image J. Hasil penelitian menunjukan, pada hari ke-3, tidak ada perbedaan rerata panjang badan antara kelompok kontrol dan rotenon (nilai p value = 0,092). Pada usia 6 dan 9 dpf menunjukan panjang badan kelompok rotenon lebih pendek dibandingkan kelompok kontrol (nilai p-value yang sama = 0,000). Pengukuran ekspresi BDNF pada usia 9 dpf menunjukan penurunan ekspresi BDNF pada larva zebrafish yang diinduksi rotenon jika dibandingkan dengan kontrol dengan nilai p-value 0,031 yang berarti ada perbedaan bermakna ekspresi BDNF pada kelompok rotenon dengan kontrol. Pada hari ke-9, adanya perbedaan bermakna rerata panjang badan ditunjukan oleh kelompok RP2 (5 g/ml) jika dibandingkan dengan kelompok rotenon, nilai p value 0,024 (p 0,05). Ekspresi BDNF meningkat pada ketiga kelompok pegagan dengan efek maksimal dicapai pada konsentrasi 5 g/ml (p=0,003) yang menunjukan efek signifikan terhadap peningkatan ekspresi BDNF. Pada penelitian ini menunjukan bahwa rotenon 10 ppb dapat menginduksi terjadinya model stunting larva zebrafish, hal ini terbukti dengan pengukuran rata-rata panjang badan ikan pada usia 6 dan 9 dpf mendekati -2 SD dari rerata normal. Penurunan ekspresi BDNF pada model stunting larva zebrafish yang diinduksi rotenon dapat menandakan salah satu patomekanisme terjadinya stunting melalui jalur faktor pertumbuhan (BDNF). Selain itu, Centella asiatica dapat menambah pertumbuhan panjang badan dan meningkatkan ekspresi BDNF pada kelompok pegagan RP2 (konsentrasi 5 g/ml) dibandingkan dengan kelompok rotenon. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian Centella asiatica dapat mempengaruhi pertumbuhan atau penambahan panjang badan pada larva zebrafish tergantung pada konsentrasi yang diberikan. Konsentrasi yang memberikan efek signifikan adalah 5 g/ml yang seiring dengan ekspresi BDNF.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/615.323 849/RID/p/2016/041611168
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.3 Organics drugs
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 16 Jan 2017 08:45
Last Modified: 19 Dec 2023 03:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158099
[thumbnail of Annisa Ridlayanti_Fulltext Tesis.pdf] Text
Annisa Ridlayanti_Fulltext Tesis.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item