Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Sejak Usia 4 Minggu Hingga 8 Minggu Terhadap Kadar 17β- Estradiol Dan Jumlah Folikel Ovarium Pada Tikus Betina

Azizah, EvaNur (2016) Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Sejak Usia 4 Minggu Hingga 8 Minggu Terhadap Kadar 17β- Estradiol Dan Jumlah Folikel Ovarium Pada Tikus Betina. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedelai (Glycine max) merupakan salah satu bahan pangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Susu kedelai merupakan minuman yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Selain mempunyai kandungan gizi yang tinggi, susu kedelai juga mengandung fitoestrogen. Fitoestrogen adalah golongan senyawa tumbuhan yang secara struktural dan fungsional menyerupai estrogen. Senyawa phytoestrogen yang berikatan dengan reseptor estrogen dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi sistem endokrin dalam tubuh. Senyawa tersebut dapat dikategorikan sebagai endocrine disruptors. Fitoestrogen akan memblokir reseptor estrogen, terutama reseptor ß. Fitoestrogen merupakan senyawa mirip estrogen yang dapat bekerja seperti estrogen. Estrogen utama yang disekresi oleh ovarium adalah 17β-estradiol. Konsumsi produk kedelai yang mengandung isoflavon kadar tinggi, dapat mengubah perkembangan seksual hewan, termasuk perubahan waktu pubertas, gangguan siklus estrus dan fungsi ovarium dan perubahan fungsi hipotalamus dan hipofisis. Fitoestrogen dapat mempengaruhi siklus ovarium melalui beberapa jalur. Fitoestrogen berinteraksi dengan estrogen reseptor di sel granulosa ovarium mungkin menghambat perkembangan folikel. Tujuan penelitian ini membuktikan bahwa pemberian susu kedelai sejak usia 4 minggu hingga 8 minggu dapat mempengaruhi kadar 17β-estradiol dan jumlah folikel ovarium pada tikus betina. Metode yang digunakan adalah desain eksperimental post test control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah 24 ekor rattus Novergicus betina. Kemudian dibagi dalam 4 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan yang diberikan susu kedelai masing-masing dosis 2,5mg/kgBB; 5mg/kgBB; 10mg/kgBB. Kadar 17β-estradiol diukur dengan ELISA sedangkan jumlah folikel ovarium diamati dengan hasil pewarnaan hematoxyllen-eosin pada jaringan ovarium. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan ANOVA, didapatkan p-value sebesar 0,000, lebih kecil daripada α=0.05 (p 0,05). Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian susu kedelai terhadap penurunan kadar 17β-estradiol atau terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar 17β-estradiol akibat pemberian susu kedelai dengan dosis yang berbeda. Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian susu kedelai terhadap jumlah folikel ovarium atau terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar 17β-estradiol akibat pemberian susu kedelai dengan dosis yang berbeda. Dengan hasil analisis Anova pada jumlah folikel primer didapatkan p value sebesar 0,000, jumlah folikel sekunder dengan p value sebesar 0,000, jumlah folikel de graaf dengan p value 0,020, jumlah folikel atresia dengan p value 0,000. Dapat disimpulkan bahwa pemberian susu kedelai sejak usia 4 minggu hingga 8 minggu mempengaruhi kadar 17β-estradiol dan jumlah folikel ovarium pada tikus betina.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/615.323 74/AZI/p/2016/041611182
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.3 Organics drugs
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 11 Jan 2017 13:20
Last Modified: 11 Jan 2017 13:20
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158071
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item