Sari, Yuni (2016) Pengaruh Ekstrak Daun Cocor Bebek (Bryophyllum Pinnatum) Berbagai Dosis Terhadap Persentase Sel Th1 Dan Th2 Pada Limpa, Albumin Urin Serta Tekanan Darah Pada Mencit Model Lupus Bunting. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit autoimun yang kompleks yang ditandai dengan produksi antibodi terhadap komponen-komponen sel yang berhubungan dengan manifestasi klinik yang luas. Selama kehamilan normal, terjadi pemeliharan kehamilan melalui keseimbangan sel Th1 dan Th2. Proses keseimbangan tersebut ditandai dengan downregulasi dari proinflamasi sitokin Th1 (TNF-α, IFN-λ, dan IL-2) dan peningkatan regulasi antiinflamasi sitokin Th2 (IL-4, IL-6 dan IL-10). Wanita hamil dengan LES akan mengalami perubahan hormonal yang memiliki pengaruh besar terhadap keseimbangan sel Th1 dan Th2. Estrogen dapat memperburuk kondisi pasien LES dengan memperpanjang kelangsungan hidup dari sel-sel autoimun, meningkatkan produksi sitokin sel Th2 yang akan menstimulasi produksi autoantibodi oleh sel B. Peningkatan kadar estrogen pada kehamilan merupakan faktor yang berperan terhadap resiko flare pada LES. Wanita hamil dengan LES akan mengalami peningkatan resiko hipertensi dan gangguan ginjal, hal ini dihubungkan dengan inflamsi kronis akibat pembentukan kompleks imun pada jaringan yang di mediasi oleh estrogen. Perjalanan penyakit LES yang dinamis membutuhkan penatalaksanaan yang intensif untuk menurunkan angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini. Berbagai tanaman memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal untuk pengobatan LES berdasarkan kandungan yang dimilikinya. Daun cocor bebek memiliki beberapa zat aktif yang berpotensi sebagai anti mikroba, anti jamur, anti ulkus, anti inflamasi dan analgesik, anti hipertensi, serta memiliki sifat imunomodulator yang menghambat respon proliferasi limfosit terhadap mitogen. Efek imunosupresif dari ekstrak daun cocor bebek dikaitkan dengan efek penekanan terhadap Th1 dan Th2 pada penelitian “invivo” yang dilakukan pada mencit. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan perbedaan pengaruh ekstrak daun cocor bebek (Bryophillum pinnatum) terhadap penurunan persentase sel Th1, Th2 pada limpa, albumin urin serta tekanan darah pada mencit BALB/ model lupus bunting. Rancangan penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan pendekatan post test only control group design. Mencit galur BALB/c bunting dikelompokkan menjadi 5 kelompok : kelompok kontrol negatif (mencit bunting sehat), kontrol positif (mencit lupus bunting), kelompok perlakuan I (mencit lupus bunting + ekstrak daun cocor bebek 10,5 mg/hari), kelompok perlakuan II (mencit lupus bunting + ekstrak daun cocor bebek 21 mg/hari), kelompok perlakuan III (mencit lupus bunting + ekstrak daun cocor bebek 42 mg/hari). Pengamatan persentase sel Th1 dan Th2 dilakukan dengan metode flowcytometri. Pemeriksaan tekanan darah dengan menilai MAP (Mean Arterial Blood Pressure) menggunakan alat CODA (Non-Invasive Blood Pressure System Owner`s Manual, sedangkan pemeriksaan kadar albumin urin dengan metode ELISA. Hasil statistik menunjukkan uji normalitas data terdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji Anova one way pada data persentase sel Th1 diperoleh ada perbedaan yang bermakna persentase sel Th1 pada kelima kelompok sampel dengan p value = 0.001. Hasil uji LSD menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pemberian ekstrak daun cocor bebek terhadap persentase sel Th1 antara kelompok kontrol negatif (1.77± 0.98b%), kelompok kontrol positif (9.57± 2.07a%) , kelompok perlakuan dosis I (3.63 ± 1.37b%), kelompok perlakuan dosis II (3.43± 2.61b%), dan kelompok perlakuan dosis III (3.54±1.60b%). Dalam penelitian ini dosis ekstrak daun cocor bebek yang dianggap paling aman dalam menurunkan persentase sel Th1 pada mencit lupus adalah dosis 10,5 mg/hari. vii Berdasarkan hasil uji Anova one way pada data persentase sel Th2 diperoleh ada perbedaan yang bermakna persentase sel Th2 pada kelima kelompok sampel dengan p value = 0.046. Hasil uji LSD menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pemberian ekstrak daun cocor bebek terhadap persentase sel Th2 antara kelompok kontrol negatif (2.38±1.09b%), kelompok kontrol positif (10.20±4.29a%), kelompok perlakuan dosis I (6.58±3.55ab%), kelompok perlakuan dosis II (4.29±2.97b%), dan kelompok perlakuan dosis III (4.74±3.12b%). Pemberian ekstrak daun cocor bebek dosis II (21mg/hari) dan dosis III (42 mg/hari) dinyatakan dapat menurunkan persentase sel Th2 secara signifikan, sedangkan pemberian ekstrak daun cocor bebek dosis I dinyatakan dapat menurunkan persentase sel Th2 namun tidak signifikan. Dalam penelitian ini dosis ekstrak daun cocor bebek yang dianggap paling aman dalam menurunkan persentase sel Th2 pada mencit lupus adalah dosis 21 mg/hari. Berdasarkan hasil uji Anova one way pada data kadar albumin urin diperoleh ada perbedaan yang bermakna kadar albumin urin pada kelima kelompok sampel dengan p value = 0.042. Hasil uji LSD menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pemberian ekstrak daun cocor bebek terhadap kadar albumin urin antara kelompok kontrol negatif (871.72±508.32bμg/mL) dengan kelompok kontrol positif (1738±257.37aμg/mL), dan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan dosis I (1348± 284abμg/mL), kelompok perlakuan dosis II (1426 ± 144.67 ab μg/mL), dan kelompok perlakuan dosis III (1667.66±437.62a μg/mL). Ekstrak daun cocor bebek dapat menurunkan kadar albumin urin pada mencit model lupus bunting namun tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji Anova one way pada data tekana darah/MAP diperoleh ada perbedaan yang bermakna tekanan darah/MAP pada kelima kelompok sampel dengan p value = 0.042. Hasil uji LSD menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pemberian ekstrak daun cocor bebek terhadap tekanan darah/MAP antara kelompok kontrol negatif (69.25±5.85bmmHg) dengan kelompok kontrol positif (97±15.56a mmHg), dan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan dosis I (83.66±12.74abmmHg), kelompok perlakuan dosis II (79±10.82abmmHg), dan kelompok perlakuan dosis III (90.66±8.02ammHg). Ekstrak daun cocor bebek dapat menurunkan MAP pada mencit model lupus bunting namun tidak signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun cocor bebek mampu menurunkan persentase sel Th1, Th2 secara signifikan pada dosisi II (21 mg/hari), namun tidak mampu menurunkan kadar albumin urin dan tekanan darah secara signifikan.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/615.323 72/SAR/p/2016/041601530 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.3 Organics drugs |
Divisions: | S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 20 Jul 2016 09:09 |
Last Modified: | 20 Jul 2016 09:09 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158070 |
Actions (login required)
View Item |