Parwati, NiWayanManik (2015) Pengaruh Pemberian Fraksi Kloroform Daun Benalu Teh (Scurrula Atropurpurea [Blume] Danser) Terhadap Ekspresi P21 Dan Mdm2 Pada Kultur Sel Hela. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kanker serviks merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas kanker pada wanita di seluruh dunia dan merupakan penyakit ginekologi yang memiliki keganasan yang cukup tinggi. Kanker serviks menjadi penyebab kematian utama akibat kanker pada negara-negara berkembang. Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV ) tipe onkogenik yang menyerang serviks. Kanker serviks menunjukkan adanya sel-sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel jaringan yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas pada bagian leher rahim. Dua onkoprotein dari Human Papilloma Virus (HPV) yaitu E6 dan E7 berperan sebagai faktor risiko mayor kanker serviks dimana protein E6 akan mengikat p53 yang menyebabkan p53 menjadi mutan sehingga siklus sel menjadi tidak terkontrol, proliferasi terjadi secara berlebihan, tidak terjadi perbaikan DNA, dan menghambat apoptosis. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ekspresi MDM2 pada jaringan kanker serviks. Overekspresi MDM2 akan menginaktifkan tranduksi p53 eksogen sehingga p21 dapat menjadi alternatif. Terapi kanker serviks saat ini dipusatkan pada terapi yang memiliki efek samping yang minimal. Fraksi kloroform benalu teh ( Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) mengandung flavonoid terdiri atas senyawa Flavanon, dihidroflavanol dan katekin . Senyawa flavonoid ini masuk kedalam membran plasma sel diterima oleh protein kinase ATM/ATR sehingga aktifkan CHK2. Dengan aktifnya CHK2, maka p53 terakumulasi dan jumlahnya meningkat sehingga bisa melepaskan ikatan dari MDM2 dan mampu menekan ekspresi MDM2. Selama proses pembebasan dari MDM2, p53 menjadi aktif sebagai faktor transkripsi protein p21 yaitu protein yang berperan dalam menghentikan siklus sel sehingga dapat memberikan kesempatan untuk perbaikan DNA serta apoptosis.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan ekspresi p21 dan penurunan ekspresi MDM2 pada kultur sel HeLa yang diberikan fraksi kloroform daun benalu teh ( Scurrula atropurpurea [Blume] Danser). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Experimental Posttest Only with Control Group Design. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sel HeLa yang didapatkan dari BPPT Serpong. Sampel dibagi menjadi 6 kelompok dengan 4 replikasi yaitu 1 kelompok kontrol dan 5 kelompok perlakuan fraksi kloroform benalu teh dengan dosis 25, 50, 100, 200 dan 400 µg/ml. Ekspresi p21 dan MDM2 diukur dengan metode flowcytometry . Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan dengan uji post hoc yaitu Uji Tukey 5%.Secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan berbagai dosis. Didapatkan p-value p21 sebesar 0,003 dan MDM2 sebesar 0,000, lebih kecil daripada α = 0,05. Berdasarkan nilai rata-ratanya terdapat peningkatan ekspresi p21 dan penurunan ekspresi MDM2 jika dibandingkan dengan kontrol. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh perlakuan fraksi kloroform benalu teh (Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) terhadap ekspresi p21 dan MDM2. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kelompok dengan dosis 100 µg/ml memiliki rata-rata ekspresi p21 yang paling tinggi ( 66.363 ± 4.434) , namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan lainnya, tidak ada perbedaan bermakna ekspresi p21 diantara dosis 50 , 100 dan 200 µg/ml . Jadi dengan dosis dosis 50 µg/ml fraksi kloroform benalu teh ( Scurrula atropurpurea [Blume]Danser) sudah menunjukkan efek peningkatan ekspresi p21 yang sama dengan dosis lainnya. Sedangkan ekspresi MDM2, dosis 100 µg/ml memiliki rata-rata penurunan ekspresi yang paling rendah ( 58.525 ± 3.031) dibandingkan dosis lainnya. Namun dari hasil analisa antar dosis menunjukan tidak ada perbedaaan yang bermakna antara dosis 25, 50, 100 dan 200 µg/ml . Jadi dengan dosis 25 µg/ml fraksi kloroform benalu teh ( Scurrula atropurpurea [Blume] Danser) sudah menunjukkan efek yang penurunan ekspresi MDM2 yang sama dengan dosis lainnya. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini pemberian fraksi kloroform benalu teh ( Scurrula atropurpurea [Blume]Danser) dosis 25 dan 50 µg/ml paling berpengaruh terhadap peningkatan ekspresi p21 dan penurunan ekspresi MDM2
English Abstract
Cervix cancer is main reason for cancer morbidity and mortality among women in the world. It also represents gynecology disease with quite high malignancy. Cervix cancer is a primary cause of cancer-induced deaths in developing countries. It is a cancer that 99.7 % of carcinogenic shares are induced by Human Papilloma Virus (HPV) with oncogenic type specialized in attacking cervix. In cervix cancer, abnormal cells are produced by tissue cells that infinitely and continuously grow in cervix. Two oncoproteins of Human Papilloma Virus (HPV), they are E6 and E7 : they play important role of major risk factors for cervix cancer : The E6 protein will attach p53 then converts it into mutant therefore cellular cycle is beyond control, proliferation becomes excessive, DNA is lacked of repair, and apoptosis is prevented. Some researches ha d revealed that MDM2 expression is increasing in cervix cancer tissue. MDM2 over-expression may inactivate exogenous p53 transduction such that p21 is taken as alternative. T he t raditional therap ies the cervix cancer are focused on therapy with minimal side effect. Chloroform fraction of tea epiphyte ( Scurrula atropurpurpurea [ Blume ] Danser ) has flavonoid substances that comprise of flanavon, dihydroflavanol and cathekin compounds. These flavonoid substances are entering into cellular plasma membrane and accepted by ATM/ATR kinase protein activating CHK2. By the activation of CHK2, p53 is accumulated into greater number such that it will break the binding from MDM2 and suppress the MDM2 expression. During the breakage from MDM2, p53 is activated as a factor of p21 protein transcription. It is a protein that stops cellular cycle to give specific chance for DNA reparation and apoptosis. The objective of research is to understand the increase of p21 expression and the decrease of MDM2 expression at HeLa cell cultures that are treated with chloroform fraction of tea epiphyte ( Scurrula atropurpurpurea [ Blume ] Danser ). Method of research was True Experimental Posttest Only With Control Group Design . Sample includes HeLa cells obtained from BPPT Serpong. Sample is divided into 6 groups with 4 replications. The grouping involv ed one control group and 5 groups with treatment of chloroform fraction of tea epiphyte at several doses of 25, 50, 100, 200 and 400 m g/ml. The expressions of p21 and MDM2 were measured with flowcytometry method. Data are analyzed statistically using One-Way ANOVA, and continued with post-hoc test, using 5 % Tukey Test.Statistically, there was a significant difference between control group and treatment group. The p-value of p21 is 0.003 and MDM2 is 0.000. Both were smaller than a = 0.05. Based on average rate, p21 expression was increasing and MDM2 expression was reducing compared to control. It prove d that there
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/615.321/PAR/p/2015/041503277 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.3 Organics drugs |
Divisions: | S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 18 May 2015 10:22 |
Last Modified: | 18 May 2015 10:22 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158032 |
Actions (login required)
View Item |