Pengaruh Waktu Pemberian Suplemen Ferro Sulfat Terhadap Saturasi Transferrin Dan Kadar Serum Hepcidin Pada Tikus Bunting (Rattus Norvegicus)

Zakiyah, Zahrah (2016) Pengaruh Waktu Pemberian Suplemen Ferro Sulfat Terhadap Saturasi Transferrin Dan Kadar Serum Hepcidin Pada Tikus Bunting (Rattus Norvegicus). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Zat besi atau Fe merupakan komponen dari hemoglobin, mioglobin dan enzim yang diperlukan untuk proliferasi sel normal. Simpanan zat besi yang sedikit dalam tubuh menjadi penyebab dari anemia, termasuk anemia dalam kehamilan. Suplementasi Fe untuk pengobatan anemia defisiensi besi adalah pengobatan standar yang dilakukan diberbagai negara didunia. World Health Organization (WHO) tahun 2011 menyusun panduan penggunaan suplementasi zat besi dengan merekomendasikan suplementasi zat besi 30-60 mg/hari selama kehamilan. Langkah ini diikuti Indonesia dengan menerbitkan Permenkes No.88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet Tambah Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil. Pencangan program pemberian tambahan zat besi pada ibu hamil dilatarbelakangi oleh kebutuhan ibu hamil yang tinggi akan zat besi. Kebutuhan bersih zat besi selama kehamilan mencapai 580 mg. Pada trimester satu kebutuhan zat besi cenderung menurun, hanya 0.8 mg/hari, namun semakin meningkat sejalan bertambahnya usia kehamilan, yaitu 4 mg/hari trimester kedua dan 6 mg/hari trimester ketiga. Solusi dari kebutuhan yang terus meningkat adalah dengan pemberian suplemen zat besi pada setiap ibu hamil selama kehamilannya. Namun, diketahui bahwa suplementasi Fe 60 mg perhari pada ibu hamil normal sangatlah tinggi, dapat menyebabkan haemokonsentrasi, penurunan berat lahir bayi, meningkatkan resiko prematuritas, meningkatkan saturasi transferrin dan memicu munculnya NTBI (Nontransferrin Bound Iron) yang apabila bereaksi dengan radikal bebas dapat memicu terjadinya oksidatif stress dan menginisiasi kerusakan lipidperokside serta kerusakan DNA. Guna menekan peningkatan dari saturasi trasferrin tubuh memiliki mekanisme perlindungan dengan mensitesis hormone hepcidin. Kadar hepcidin meningkat disebabkan karena konsentrasi tinggi dari transferin diferric yang mencerminkan kadar serum besi dan simpanan besi di hati yang tinggi. Selama kehamilan serum hepcidin berkorelasi positif dengan ferritin dan saturasi transferrin. Hepcidin yang meningkat dalam kehamilan bukan tidak berbahaya. Kadar hepcidin yang tinggi akan mengikat, menginternalisasi dan mendegradasi ferroportin, salah satunya yang berada di plasenta, sehingga plasenta tidak lagi mampu mengantarkan Fe ke janin akibatnya janin akan kekurangan Fe. Oleh karena itu, secara fisiologi kadar hepcidin akan semakin menurun sejalan dengan berkembangnya usia kehamilan. Hal ini terjadi untuk memastikan kualitas yang lebih baik dari transfer besi ibu ke janin. Hyposaturasi dalam kehamilan terjadi untuk mencegah kadar hepcidin tidak meningkat. Namun, pemberian suplementasi besi per oral 40 mg sudah mampu meningkatkan saturasi transferrin 61.5% setelah 4 jam pemberian dan semakin meningkat menjadi 72.1% pada pemberian zat besi 60 mg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh waktu pemberian suplemen ferro sulfat terhadap saturasi transferrin dan kadar serum hepcidin pada tikus bunting (Rattus norvegicus). Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental dengan rancangan Randomized Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini menggunakan tikus bunting sebanyak 24 ekor yang terbagi dalam empat kelompok. Kelompok kontrol, yaitu tikus bunting tanpa perlakuan apapun, kelompok perlakuan 1 yaitu tikus bunting yang diberi suplemen Fe mulai awal kehamilan (hari 1 sampai dengan hari 20 kehamilan), kelompok perlakuan 2, yaitu tikus bunting yang diberi suplemen Fe mulai pertengahan kehamilan (hari 8 sampai dengan hari 20 kehamilan) dan kelompok perlakuan 3, yaitu tikus bunting yang diberi suplemen Fe mulai akhir kehamilan (hari 15 sampai dengan hari 20 kehamilan). Analisis data yang digunakan vii adalah uji Anova One way, uji korelasi Pearson Product Moment dan analisis regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada perbedaan bermakna antara rerata nilai saturasi transferrin pada kelompok kontrol (tikus sehat) (0.018±0.0034 %) dengan kelompok perlakuan pemberian suplemen ferro sulfat mulai awal kehamilan (0.3549±0.049 %), perlakuan mulai pertengahan kehamilan (0.1625±0.260 %), dan perlakuan mulai akhir kehamilan (0.0575±0.0039 %) dengan ρ-value=0.000. Rerata kadar serum hepcidin (HAMP) juga menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol (tikus sehat) (510.43±62.86 ng/ml) dengan kelompok perlakuan pemberian suplemen ferro sulfat mulai awal kehamilan (1209.37±112.6 ng/ml), perlakuan mulai pertengahan kehamilan (936.78±185.9 ng/ml), dan juga berbeda bermakna dengan perlakuan mulai akhir kehamilan (744.62±163.5 ng/ml) dengan ρ-value=0.000. Dari uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan ada hubungan/korelasi yang bermakna antara saturasi transferrin dengan kadar serum hepcidin (p-value=0.000) pada kelompok tikus bunting yang mendapat perlakuan pemberian suplemen ferro sulfat, dengan ditunjukkan tingkat keeratan hubungan korelasi yang tinggi/kuat (koefisien korelasi yaitu 0.771) dengan arah hubungan positif. Analisis regressi linear sederhana menunjukkan ada pengaruh waktu pemberian suplemen ferro sulfat terhadap saturasi transferrin sebesar 93.2% dan terhadap kadar serum hepcidin sebesar 63.2%. Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa semakin awal waktu pemberian suplemen ferro sulfat semakin meningkatkan saturasi transferrin dan kadar serum hepcidin pada tikus bunting (Rattus norvegicus) dan terdapat hubungan antara saturasi transferrin dengan kadar serum hepcidin pada tikus bunting (Rattus norvegicus) yang diberi suplemen ferro sulfat mulai awal, pertengahan dan akhir kehamilan, serta ada pengaruh antara waktu pemberian suplemen ferro sulfat terhadap saturasi trasnferrin dan kadar serum hepcidin pada tikus bunting (Rattus norvegicus). Saran bagi peneliti selanjutnya adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan beberapa parameter lain yang berhubungan dengan keseimbangan besi dalam sirkulasi selain saturasi transferrin dan kadar serum hepcidin dan untuk meneliti indikator lain yang berpengaruh terhadap peningkatan kadar serum hepcidin.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/615.266 21/ZAK/p/2016/041601661
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.2 Inorganic drugs
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 28 Apr 2016 15:12
Last Modified: 28 Apr 2016 15:12
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158022
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item