Muzayyaroh (2016) Pengaruh Lama Pemberian Ferro Sulfat Terhadap Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Plasma Dan Ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (Vegf) Hepar Pada Tikus Bunting. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kehamilan, merupakan proses yang fisiologis dengan beberapa perubahan seperti peningkatan kebutuhan energi dari berbagai fungsi tubuh dan peningkatan kebutuhan penggunaan O2, oleh karena itu selama kehamilan mudah terjadi stres oksidatif. Selama kehamilan, plasenta menjadi sumber utama prooksidan, maka akan melemahkan pertahanan antioksidan tubuh sehingga akan terjadi kerusakan oksidatif Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan, salah satunya dengan pemberian suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) sebanyak 1 (satu) tablet sehari (60 mg elemental Iron dan 0,25 mg Asam Folat) berturut-turut minimal 90 hari pada setiap masa kehamilan. Berdasarkan pedoman ini dapat disimpulkan bahwa setiap ibu hamil akan mendapatkan tablet Ferro sulfat selama kehamilannya, tanpa melihat status anemia dan tanpa melakukan pemeriksaan kadar Hb sebagai acuan untuk pemberian tablet tablet ferro sulfat. Beberapa penelitian tentang ferro sulfat menyatakan bahwa akumulasi ferro sulfat yang berlebihan dalam jaringan tubuh dapat menyebabkan kerusakan serius. Kelebihan zat besi kronis terjadi ketika transportasi besi dalam tubuh terbatas dan kapasitas penyimpanan yang terlampaui. Setelah kapasitas transferin terpenuhi, besi yang tersisa dalam plasma menjadi terdeteksi sebagai besi non-transferin (NTBI/ Nontransferrin-Bound Iron) yang disebut sebagai "besi bebas "atau" besi labil". besi bebas atau Ferri dapat memproduksi ROS(Reactive Oxygen Species) melalui katalisasi reaksi Haber-Weiss yang dibantu oleh reaksi Fenton, yang akhirnya membentuk radikal hidroksil dari superoksida atau hidrogen peroksida. Dalam keadaan normal pembentukan ROS diimbangi oleh pembentukan antioksidan endogen seperti Superoxide Dismutase (SOD). Enzim Superoksida Dismutase sebagai salah satu enzim antioksidan intrasel bekerja dengan cara membersihkan radikal bebas atau spesies oksigen reaktif (ROS) dengan reaksi enzimatis dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil. SOD mengkatalisis reaksi dismutasi radikal bebas anion superoksida (O²ˉ) menjadi hidrogen peroksida dan molekul oksigen sehingga tidak berbahaya bagi sel. Jika kadar ROS dalam tubuh terlalu tinggi maka antioksidan seperti SOD dalam tubuh mengalami penurunan, yang menyebabkan sel menjadi hipoksia. Jika sel kekurangan oksigen/hipoksia maka sel tersebut akan mengeluarkan VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) sebagai sistem pertahanan agar sel tetap hidup. VEGF sendiri merupakan sinyal kimia yang diproduksi oleh sel-sel yang merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru. Ini adalah bagian dari sistem yang mengembalikan pasokan oksigen ke jaringan-jaringan bila sirkulasi darah tidak memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pemberian ferro sulfat terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) plasma dan ekspresi Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) hepar pada tikus bunting. Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental dengan jenis post test only cotrol group, dilakukan di Laboratorium Farmakologi, Biomedi, Fisiologi Anatomi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Menggunakan Rattus norvegicus bunting sejumlah 24 ekor yang terbagi dalam 4 kelompok. Kelompok kontrol 1 (tikus bunting tanpa diberi tablet fe), kelompok I (tikus bunting yang diberi fe dosis 5,4 mg/200 BB selama 20 hari), kelompok II (tikus bunting yang diberi fe dosis 5,4 mg/200 BB selama 13 hari) kelompok III (tikus bunting yang diberi fe dosis 5,4 mg/200 BB selama 6 hari). Tikus dikorbankan pada hari ke-20 untuk diambil darah dan hatinya. Pengukuran kadar SOD plasma menggunakan colorimetri dan pengukuran ekspresi VEGF hepar menggunakan ix imunohistokimia. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji One Way Anova dan uji LSD Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh lama pemberian ferro sulfat terhadap kadar SOD dan ekpresi VEGF pada tikus bunting (p 0,05). Ferro sulfat mampu menurunkan kadar SOD (pada rerata 0.55±0.17) dan meningkatkan ekspresi VEGF (pada rerata 19.83±1.72)secara optimum pada dosis 5,4 mg/200 BB per hari bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/615.266 21/MUIZ/p/2016/04160203.8 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics > 615.2 Inorganic drugs |
Divisions: | S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 07 Apr 2016 11:32 |
Last Modified: | 07 Apr 2016 11:32 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158019 |
Actions (login required)
View Item |