Christina, YuyunIka (2016) Potensi Poliherbal Emsa Eritin Dalam Menekan Inflamasi Pada Mencit Balb/C Pasca Paparan Radiasi Sinar Gamma. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Radioterapi adalah salah satu metode pengobatan untuk berbagai jenis kanker dengan menggunakan radiasi pengion seperti sinar gamma (?). Namun radiasi pengion tidak hanya membunuh sel kanker, tetapi juga menyebabkan kematian pada sel normal (nekrosis). Sel yang nekrosis akan menginduksi respon inflamasi melalui aktivasi makrofag yang diikuti oleh stimulasi sekresi sitokin proinflamasi. Radiasi pengion tersebut menginduksi inflamasi yang ditandai dengan produksi reactive oxygen species (ROS) yang berlebihan sehingga menyebabkan DNA DSB (Double strand break). DSB yang terbentuk akibat paparan radiasi dapat menyebabkan aktivasi faktor transkripsi Nuclear Factor- Kappa B (NF-κB) yang akan menstimulasi produksi sitokin proinflamasi seperti TNF-α, dan IFN-?. Kerusakan pada sel normal akibat radiasi dapat dikontrol dengan menggunakan scavenging dan recovery agent yang dapat menekan adanya inflamasi. Penelitian ini menggunakan poliherbal EMSA Eritin (Erythropoiesis Modulatory and Stimulatory Agent) yang terdiri dari ekstrak kedelai, beras merah dan air kelapa. Kombinasi dari beberapa ekstrak tumbuhan herbal tersebut diduga dapat memberikan hasil yang lebih efektif dalam menekan inflamasi daripada satu komponen tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian poliherbal EMSA Eritin terhadap jumlah relatif sel T CD4+CD62L+, dan CD4+CD62L-, CD4+NF-κB+, CD8+NF-κB+, CD4+TNF-α+, dan CD4+IFN-?+ pada spleen mencit BALB/c pasca paparan TBI (Total Body Irradiation) dosis moderat 5 Gy secara in vivo dan pengaruh pemberian poliherbal EMSA Eritin terhadap jumlah relatif sel T CD4+CD62L+, CD4+CD62L-, CD4+NF-κB+, CD8+NF-κB+, CD4+TNF- α+, CD4+IFN-?+, proliferasi dan siklus sel limfosit secara in vitro. Pengujian secara in vivo dilakukan dengan memberikan paparan TBI (Total Body Irradiation) sinar gamma dengan dosis moderat 5 Gy pada mencit BALB/c sehat. Setelah itu sehari setelah paparan radiasi, mencit diberikan poliherbal EMSA Eritin secara oral (sonde) dengan dosis yaitu D1 (1,04 mg/g BB), D2 (3,125 mg/g BB), dan D3 (9,375 mg/g BB) selama 14 hari. Penelitian ini juga menggunakan kontrol positif dengan memberikan injeksi hormon EPO (Hemapo Epoetin alfa ™ ) secara intraperitoneal dengan dosis 0,21 mg/gr BB sebanyak 4 kali dalam 14 hari pada mencit yang terpapar radiasi tersebut. Pengujian secara in vitro dilakukan untuk mengetahui pengaruh poliherbal EMSA Eritin dalam kondisi terbatas dan terkontrol yang dilakukan dengan cara mengkultur sel limfosit yang diisolasi dari spleen mencit BALB/c sehat pada medium RPMI dengan dosis EMSA Eritin yaitu D1 (0,025 mg/mL), D2 (0,25 mg/mL), dan D3 (2,5 mg/mL) selama 3 dan 5 hari dalam inkubator CO2 5%, suhu 370C. Analisis flow cytometry dilakukan untuk mengetahui jumlah relatif sel T CD4+CD62L+, CD4+CD62L-, CD4+NF-κB+, CD8+NF-κB+, CD4+TNF-α+, CD4+IFN-?+, status proliferasi dan siklus sel fase G0/G1, S dan G2/M. Data hasil penelitian dianalisis statistik menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows dengan uji One Way ANOVA dengan signifikansi 0,05% dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Data hasil pengujian secara in vivo viii membuktikan bahwa poliherbal EMSA Eritin dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan setelah radiasi karena terbukti mampu mengurangi aktivasi dari sel T CD4+ yang meningkat setelah paparan radiasi sehingga jumlah sel T naïve (CD4+CD62L+) menjadi normal seperti pada mencit sehat. EMSA Eritin juga mampu menghambat NF-κB sebagai faktor transkripsi dari sitokin proinflamasi pada sel T CD4+ dan CD8+ sehingga produksi sitokin proinflamasi TNF-α dan IFN-? pada sel T CD4+ juga menurun. Pemberian hormon EPO tidak mampu menurunkan jumlah sel T CD4+ yang teraktivasi, ekspresi NF- κB dan produksi sitokin proinflamasi TNF-α dan IFN-?. Menariknya lagi, data pengujian secara in vitro juga menujukkan bahwa EMSA Eritin mampu menekan jumlah sel T CD4+ yang teraktivasi akibat stimuli anti-CD3 dalam kultur limfosit selama 3 hari. EMSA Eritin juga mampu menekan ekspresi NF-κB dan produksi sitokin proinflamasi TNF-α dan IFN- ?. Uji in vitro ini juga membuktikan bahwa poliherbal EMSA Eritin dapat meningkatkan proliferasi sel dengan cara menginduksi transisi sel dari fase G0/G1 ke fase S dan G2/M.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/615. 321/CHR/p/2015/041601680 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 615 Pharmacology and therapeutics |
Divisions: | S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 23 Mar 2016 15:48 |
Last Modified: | 23 Mar 2016 15:48 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158009 |
Actions (login required)
View Item |