Setyawati, Dyah (2016) Fraksi Daun Carica papaya Terhadap Peningkatan Respon Imun Non Spesifik Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Terinfeksi Edwardsiella tarda. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kebutuhan konsumsi ikan akan terus meningkat. Di tahun 2030 konsumsi global meningkat menjadi 22,5 kg/ tahun per kapita. Salah satu komoditas utama yang saat ini dikembangkan untuk peningkatan produksi budidaya adalah Lele dumbo (C. gariepinus) (DJBP, 2014). Edwardsiella tarda merupakan bakteri penyebab Edwardsiellosis pada media pembawa ikan air tawar, diantaranya adalah African catfish atau Lele dumbo (C. gariepinus) (Austin and Austin, 2007; Jin et al., 2012). Penggunaan imunostimulan untuk meningkatkan respon imun non spesifik dan mengaktifkan mekanisme pertahanan (imunitas) spesifik telah sangat mendapat perhatian pada budidaya ikan karena meningkatkan ketahanan terhadap penyakit dalam usaha perikanan dan dianggap sebagai alternatif yang menarik (Hang et al., 2014). Daun pepaya mengandung banyak komponen aktif yang mampu meningkatkan kekuatan antioksidan total dalam darah dan mengurangi tingkat peroksidase lemak, yaitu papain, chymopapain, cystatin, α-tocopherol, asam asorbat, flavonoid, glukosida sianogen, dan glukosinolat. Selain itu juga mengandung senyawa aktif anti bakteri seperti saponin, glikosida, alkaloid, tanin, fitosterol, senyawa fenolik, flavonoid dan terpenoid (Baskaran et al., 2012). Ekstrak daun pepaya akan menghasilkan molekul yang disebut Th1 tipe sitokin yang membantu meningkatkan sistem imun tubuh (Otsuki et al., 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan pengaruh senyawa aktif fraksi daun Carica papaya L terhadap respon imun non spesifik Lele dumbo (Clarias gariepinus) yang terinfeksi Edwardsiella tarda secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian Tahap 1 Berdasarkan uji fitokimia, ekstrak etil asetat daun C. papaya L menghasilkan banyak senyawa triterpenoid, juga menghasilkan senyawa aktif tanin, alkaloid dan flavonoid. Selain itu analisis UV- Vis dari ketiga pelarut juga menunjukkan bahwa pelarut etil asetat menghasilkan lebih banyak senyawa aktif yaitu 14 (empat belas) panjang gelombang serapan Perbandingan eluen terbaik yang menghasilkan lebih dari 7 noda pendaran warna pada kertas silika gel saat disinari sinar UV jauh (365 nm) adalah metanol:etil asetat:n-heksana (1:2:10). Uji Kromatografi Kolom (KK) menggunakan eluen metanol:etil asetat:n-heksana (1:2:10) sebagai fase gerak dapat menghasilkan 9 (sembilan) macam fraksi daun C. papaya L. Pada uji invivo respon imun non spesifik leukosit Lele dumbo untuk menentukan fraksi terbaik maka berdasarkan analisis varians, fraksi 9 lebih meningkatkan jumlah leukosit Lele dumbo sebesar 78,00±1,55(x103 sel/ ml) pada hari ke-3 dan 80,03±1,16 (x103 sel/ ml) pada hari ke-7 dibandingkan dengan fraksi 5. Karakterisasi fraksi 9 dengan analisis UV-Vis maka senyawa aktif yang dominan pada fraksi 9 adalah quercertin (flavonoid) dan terpenoid. Analisis FTIR fraksi 9 mengandung gugus fungsional yang dominan pada spektra 3463,958 cm-1 dan spektra 1384,386 cm-1 yaitu ikatan alkohol (ROH) dan asam karboksilat (RCO2H) serta pada spektra 2927,351 cm-1 yaitu terdapat ikatan alkana, aldehida dan keton (Socrates, 1994). Analisis GC-MS mendeteksi 11 molekul senyawa aktif pada fraksi 9 daun C. papaya L. pada grafik hasil analisis menunjukkan bahwa puncak kesepuluh memiliki puncak waktu retensi tertinggi yaitu 23,417 m/z yang mengandung senyawa aktif terpenoid yang berasal dari turunan golongan asam lemak dengan gugus fungsi asam karboksilat yaitu bis(2-ethylhexil) ester dan hexanedioic acid, dioctyl ester memiliki rumus molekul C22H42O4 dengan berat molekul 370,5665 merupakan jenis triterpenoid. Penelitian Tahap 2 Pada perlakuan C dengan dosis tertinggi 400 µl/ kg berat badan menghasilkan jumlah leukosit rata-rata 17,73 – 24,13 x104 sel/ml, sedangkan pada perlakuan A dan B dengan dosis berturut- turut 200 dan 300 µl/ kg berat badan menghasilkan jumlah leukosit rata-rata 14,63– 17,43 x104 sel/ml dan 12,53 – 14,73 x104 sel/ml. Nilai koefisen korelasi adalah sebesar 0,9108 dapat diartikan bahwa hubungan antara dosis fraksi daun Carica papaya L dengan jumlah leukosit sangat kuat. Nilai limfosit sebelum infeksi lebih rendah yaitu berkisar 49,67 – 57,33% bila dibandingkan dengan limfosit sesudah infeksi yang berkisar 50 – 77,67%. Nilai ini meningkat diduga akibat reaksi respon imun non spesifik, diantaranya berupa proliferasi limfosit (pertambahan jumlah sel dan perubahan bentuk menjadi sel T dan sel B) karena adanya infeksi (Kiron, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan kisaran monosit pada perlakuan sebelum infeksi 33,33- 46%, sedangkan pada perlakuan setelah infeksi berkisar antara 18–45,67%, hal ini berarti pada saat sesudah infeksi, monosit mengalami penurunan karena sel – sel yang rusak akibat infeksi telah terbuang. Neutrofil pada perlakuan sebelum infeksi berkisar 3–7.67% lebih tinggi dibandingkan kisaran nilai neutrofil sesudah infeksi yaitu 2-4,33%. Biasanya neutrofil hanya berada dalam sirkulasi darah kurang dari 48 jam karena neutrofil cenderung merusak diri sendiri ketika mereka merusak penyerang asing (Kiron, 2012). Rata – rata aktivitas fagositosis tertinggi pada perlakuan sebelum infeksi 34,33% dan setelah infeksi sebesar 40,33% terjadi pada perlakuan A (200 µl). Selain dipengaruhi oleh jumlah leukosit (neutrofil) pada jam ke- 48, aktivitas fagositosis juga dipengaruhi oleh dosis fraksi, hanya pada perlakuan B (200 µl) memiliki nilai terendah yaitu 33,33 % dan sedikit lebih tinggi pada perlakuan C (400 µl) yaitu 35%. Berdasarkan pengamatan maka jumlah frekuensi sel mikronuklei limfosit terbanyak pada perlakuan A yaitu 69,94±7,76 dibandingkan perlakuan B dan C juga kontrol. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa fraksi dari ekstrak etil asetat daun Carica papaya L. mengandung senyawa aktif terpenoid yang berasal dari turunan golongan asam lemak dengan gugus fungsi asam karboksilat yaitu hexanedioic acid bis(2-ethylhexil) ester dan hexanedioic acid, dioctyl ester (C22H42O4) yang merupakan jenis triterpenoid. Dosis optimum penyuntikan fraksi sebesar 300 µl/ kg berat badan Lele dumbo dapat meningkatkan respon imun non spesifik Lele dumbo (Clarias gariepinus) yang terinfeksi Edwardsiella tarda. Perlu adanya pengujian lanjutan pada fraksi etil asetat daun Carica papaya L. agar memperoleh hasil karakterisasi struktur molekul yang lebih spesifik.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/597.49/SET/f/2016/041611407 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 597 Cold-blooded vertebrates > 597.4 Miscellaneous superorders of Actinopterygii |
Divisions: | S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 11 Jan 2017 14:06 |
Last Modified: | 11 Jan 2017 14:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157872 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |