Faradilah, MayaDwi (2015) Stratifikasi Sel Gamet Jantan Ikan Tawes (Puntius Javanicus) Dalam Rangka Pendugaan Jantan Dan Betina Larva. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ikan tawes ( Puntius javanicus ) merupakan komoditas air tawar yang tergolong mudah ditemukan di wilayah Pulau Jawa. Penentuan jenis kelamin keturunan pada organisme eukariotik adalah diperankan oleh induk jantan melalui sel gamet haploid yaitu spermatozoa x dan y. Masing-masing sperma x dan y diduga memiliki perbedaan karakteristik baik dalam hal ukuran maupun motilitas. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar stratifikasi sperma x dan y. Stratifikasi atau pemeringkatan merupakan suatu upaya pemisahan sperma untuk memperoleh proporsi berbeda dari kondisi alaminya yaitu (50%:50%). Salah satu metode yang sering digunakan untuk memisahkan sperma ialah Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll (SGDP). Namun, beberapa referensi menyebutkan bahwa pengaruh dari sentrifugasi pada metode ini dapat menimbulkan kerusakan membran sel akibat adanya gesekan antar sperma, sperma dengan media maupun dinding tabung. Sehingga penambahan ekstender yang berperan sebagai pengganti cairan seminal dalam menjaga tekanan osmotik dan keutuhan membran serta penyedia nutrisi, dirasa perlu untuk dilakukan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan stratifikasi sel gamet jantan x dan y pada ikan tawes ( Puntius javanicus ) dengan menggunakan metode SGDP serta kemampuan sperma hasil stratifikasii tersebut dalam menghasilkan keturunan dengan rasio jenis kelamin yang telah diprediksi. Ikan tawes ( P. javanicus ) yang digunakan berasal dari petani ikan di wilayah Pare Kediri. Sperma ikan diperoleh dengan cara menekan perlahan bagian perut hingga lubang urogenital dan segera di bawa ke laboratorium. Konsentrasi media percoll yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 tingkat yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%. Sperma yang akan diberi perlakuan diencerkan terlebih dahulu menggunakan larutan NaCl dengan perbadingan (1:9). Evaluasi kualitas sperma ikan dilakukan dengan cara pengamatan volume, warna, pH, motilitas, viabilitas dengan pewarnaan eosin, dan morfologi menggunakan mikroskop cahaya. Parameter lain yang juga diamati dalam penelitian ini dalah pengukuran berat molekul antara spermatozoa x dan y hasil menggunakan metode elektroforesis. Efektivitas sperma hasil stratifikasi diamati melalui parameter derajat pembuahan telur, derajat penetasan larva, kelulushidupan ikan selama + 30 hari. Kemudian, penentuan rasio jenis kelamin keturunan yang dilakukan dengan cara pengamatan calon gonad menggunakan pewarnaan asetokarmin di bawah mikroskop cahaya. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu deskriptif dan eksperimental. Metode deskriptif digunakan pada saat pengamatan kualitas sperma makroskopis-mikroskopis. Kualitas sperma dianalisa secara deskriptif melalui perbadingan referensi dan uji T. Sedangkan metode eksprimen digunakan pada saat mengamati efektivitas sperma hasil pemeringkatan. Melalui rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan (K=kontrol; A=sperma lapisan atas yang diduga sebagai sperma y; B= sperma lapisan bawah yang diduga sebagai sperma x) dan ulangan sebanyak lima kali, data yang diperoleh diolah kedalam uji F. Apabila nilai F hitung menunjukkan perbedaan nyata atau sangat nyata dari F tabel 5% dan 1%, maka perlu dilanjutkan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk penentuan respon terbaik dari perlakuan yang diberikan pada taraf 0,05 (derajat kepercayaan 95%). Hasil pengamatan terhadap pada masing-masing kategori sperma x dan y meliputi konsentrasi (31,84 + 4,94 x 106 sel/ml) (42,35 + 7,09 x 106 sel/ml); viabilitas (75,29 + 8,8%) (67,83 + 8,92%); ukuran (36,70 + 1,74 μm) (34,19 + 1,96 μm); serta motilitas (68,32 + 5,20%) (62,43 + 6,91%). Metode sentrifugasi gradien densitas percoll memberikan pengaruh nyata berupa perbedaan nyata pada konsentrasi, viabilitas dan ukuran masing-masing kategori sperma. Namun untuk motilitas, masing-masing kategori sperma tidak menunjukkan perbedaan. Berdasarkan pengukuran berat molekul sperma kontrol memiliki delapan pita protein yaitu 16,94 kDa; 29,45 kDa; 48,75 kDa; 62,66 kDa; 89,13 kDa; 109,14 kDa; 120,78,76 kDa dan 133,35 kDa Pembeda antara sperma hasil stratifikasi (x,y) adalah terdapat pada pita protein 48,75 kDa dan 62,66 kDa. Derajat pembuahan terbaik adalah dimiliki oleh sperma kontrol (tanpa stratifikasi) (81,17 + 9,22%) dan tidak terdapat perbedaan dari sperma hasil stratifikasi baik x (66,83 + 5,20%) maupun y (53,30 + 11,41%). Derajat penetasan telur antara sperma kontrol, sperma x dan y juga tidak memiliki perbedaan nyata (78,25 + 9,44%); (61,87 + 10,61%); (67,92 + 9,24%). Demikian pula dengan kelulushidupan ikan D30 diantara ketiganya juga tidak berbeda nyata (53,14 + 12,35%); (42,57 + 12,83%); (49,43 + 11,85%). Kisaran kualitas air selama pemelihaaraan adalah suhu 22,2-27,80C, pH 6,2-8,4 dan oksigen terlarut 5,53-7,49 mg/l. Kemudian, masing masing kategori sperma dapat menghasilkan keturunan dengan jenis kelamin betina sebesar (58 + 8,37%) pada kontrol; (84 + 5,48%) pada sperma x; (26 + 8,94%) pada sperma y, dan jantan sebesar (42 + 8,37%) pada kontrol; (16 + 5,48%) pada sperma x; (74 + 8,94%) pada sperma y. Kemampuan menghasilkan keturunan terbaik dengan jenis kelamin betina adalah dimiliki oleh sperma x yaitu 1,45 kali lebih besar dibanding kontrol. Sebaliknya, untuk jenis kelamin jantan dimiliki sperma y dengan kemampuan 1,76 kali lebih besar dibanding kontrol.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/597.482/FAR/s/2015/041505569 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 597 Cold-blooded vertebrates > 597.4 Miscellaneous superorders of Actinopterygii |
Divisions: | S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 09 Sep 2015 09:28 |
Last Modified: | 09 Sep 2015 09:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157860 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |