Sukarni (2011) Kajian Penggunaan Ciprofloxacin terhadap Hematologi dan Histologi Ikan Botia (Botia macracanthus, Bleeker) yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Di Indonesia A.hydrophila merupakan pathogen yang sangat penting dan masuk dalam daftar Hama dan Penyakit Ikan (HPI), mengingat perkembangan penyakit yang disebabkan A.hydrophila sangat cepat menyebar maka penanganan yang tepat dan tepat harus dilakukan, oleh karena itu antibiotik dipilih untuk pengobatan ikan yang terserang A.hydrophila. Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotika tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk ikan. Penyebab timbulnya resistensi antibiotika yang terutama adalah karena penggunaan antibiotika yang tidak tepat, tidak tepat sasaran, dan tidak tepat dosis. Pada penelitian pendahuluan telah dilakukan uji sensitifitas antibiotik Streptomicine, Gentamicine, Amoxcilline, Ciprofloxacin dan Ampiciline terhadap bakteri A.hydrophila , dan hasilnya hanya Ciprofloxacin mulai dosis 8 ppm yang masih senstif, sementara antibiotik lainnya semuanya sudah resisten sampai dengan dosis 100 ppm. Sehingga ciprofloxacin dipilih sebagai antibiotik yang akan digunakan pada penelitian utama. Pada penelitian ini dibagi dalam dua tahap, Tahap I bertujuan untuk menemukan dosis ciprofloxacin yang tepat dan efektif untuk pengobatan A.hydrophila yang menginfeksi ikan botia. Sementara itu Tahap II bertujuan untuk melihat efek terapi Ciprofloxacin terhadap perbaikan struktur jaringan ginjal, hati dan insang yang mengalami kerusakan akibat infeksi A.hydrophila. Hasil penelitian Tahap I menunjukan bahwa Aeromonas hydrophila mampu menyebabkan terjadinya infeksi dan kematian ikan botia dalam waktu yang relatif singkat pada konsentrasi yang tinggi, terbukti dengan konsentrasi 10 8 sel/ml sudah mampu menyebabkan 50% ikan uji mati. Sifat ciprofloxacin dinyatakan bakteriosidal, terbukti dengan tidak adanya bakteri yang diisolasi dari air, hati, ginjal, dan insang, lendir tumbuh pada media agar TSA, sehingga disimpulkan bakteri telah mati akibat aktifitas ciprpfloxacin. Pemberian ciprofloxacin 27 ppm selama 3 hari mampu mengendalikan infeksi bakteri A.hydrophila pada ikan botia adalah dosis yang tepat. Sementara penelitian Tahap II menunjukan bahwa kondisi hematologi ikan yang terinfeksi leukositnya meningkat, sementara eritrositnya menurun, sedangkan pada ikan yang diobati dengan ciprofloxacin kondisi hematologi eritrosit dan leukosit kembali mendekati jumlah normal. Sedangkan pengamatan histopatologis juga disimpulkan ciprofloxacin efektif mengendalikan A.hydrophila yang menginfeksi ikan botia, dalam waktu yang relative singkat, hal ini ditunjukkan dengan adanya perbaikan organ hati, ginjal dan insang yang terinfeksi kearah kondisi normal.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/597.48/SUK/k/041104540 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 597 Cold-blooded vertebrates > 597.4 Miscellaneous superorders of Actinopterygii |
Divisions: | S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 25 Oct 2011 10:38 |
Last Modified: | 25 Oct 2011 10:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157859 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |