Khasanah, RulyIsfatul (2013) Studi Perubahan Makanan dan Kandungan Asam Lemak Omega-3 Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) di Perairan Selat Bali. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sardinella lemuru merupakan ikan pelagis kecil yang mengandung omega-3 tinggi yang penyebarannya di timur Samudera Hindia termasuk pantai selatan Jawa Timur, Bali dan Lombok. Ikan lemuru termasuk ikan berlemak tinggi dengan kandungan lemak yang bervariasi. Kandungan lemak yang berbeda ini tergantung pada ukuran ikan, kedewasaan, musim, makanan dan sebagainya. Hal ini dikarenakan ikan lemuru di alam banyak memakan plankton maupun mikroalga yang banyak memproduksi komponen asam lemak omega-3. Dengan demikian plankton sebagai kunci pembentuk omega-3 dalam ikan lemuru karena fitoplankton laut merupakan produsen primer omega-3 dalam rantai makanan. Sejarah panjang menyebutkan bahwa terjadi perubahan makanan lemuru yang bergantung pada ketersediaan plankton di alam. Pada era 60an peneliti dari India (Dhulked, Bensam, Noble dan Kadwade) dan era 70-80an oleh Burhanuddin dan Ritterbush meneliti serupa di Selat Bali, dilanjutkan Pradini dan Wudianto di tahun 2001. Kesemuanya memiliki pendapat yang berbeda, hal ini diduga karena pengaruh oseanografi yaitu musim angin dan peristiwa upwelling serta fenomena iklim regional. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data parameter hidro oseanografi (fisika & kimia) di daerah fishing ground Selat Bali pada musim peralihan II dan musim barat; Mendapatkan data plankton (kelimpahan dan keragaman jenis) di perairan pada kedua musim tersebut; Mendapatkan komposisi fitoplankton dan zooplankton dalam lambung ikan lemuru yang tertangkap di daerah fishing ground pada musim-musim tersebut; Menentukan kadar asam lemak-omega-3 di daging ikan lemuru; Menentukan hubungan kelimpahan dan keragaman jenis plankton di perairan sebagai sumber makanan ikan lemuru dengan kandungan asam lemak omega-3 ikan lemuru pada musim yang berbeda. Materi penelitian adalah parameter hidro oseanografi, plankton di perairan Selat Bali, ikan lemuru dan plankton dalam lambung ikan lemuru. Sampling dilaksanakan di perairan Selat Bali pada bulan Nopember (mewakili musim peralihan II) dan Pebruari (mewakili musim barat), kemudian analisis dilakukan di Laboratorium Hidrobiologi FPIK-UB dan Laboratorium Kimia Organik UGM-Jogjakarta. Penelitian ini menggunkan metode deskriptif dan analisis data menggunakan regresi dan Uji-t. Parameter hidro oseanografi di perairan Selat Bali pada musim peralihan II bersuhu dan salinitas lebih rendah, sedangkan DO (Dissolved Oxygen) dan konsentrasi klorofil-a pada musim tersebut lebih tinggi dibandingkan pada musim barat. Pengukuran zat hara (posphat, nitrat, bahan organik total) pada musim peralihan II nilainya lebih tinggi dibanding zat hara pada musim barat dan pada kedalaman 20 m nilainya lebih tinggi daripada di lapisan permukaan, untuk kedua musim. Pada musim peralihan II fitoplankton, Bacillariophyceae (diatom) melimpah hingga 95,9% dari seluruh fitoplankton. Salah satunya jenis Rhizosolenia stolterfothii melimpah sebesar 87% dari seluruh fitoplankton pada kedua kedalaman. Sedangkan pada musim barat zooplankton yang melimpah adalah kelas copepoda sebesar 88,3% dari seluruh zooplankton dan didominasi oleh jenis Pareuchaeta norvegica dan Acartia clausi. Uji-t menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton pada musim peralihan II dan musim barat berbeda nyata (p 0,05). Begitu juga dengan uji-t kelimpahan zooplankton pada kedua musim menunjukkan berbeda nyata (p 0,05). Keanekaragaman fitoplankton dan zooplankton pada kedua musim menunjukkan bahwa stabilitas komunitas biota perairan Selat Bali dalam kondisi sedang atau berada pada tingkat pencemaran sedang. Komposisi plankton dalam lambung ikan lemuru yang tertangkap pada musim peralihan II dan musim barat di daerah fishing ground berbanding lurus dengan kelimpahan fitoplankton di perairan. Pada musim peralihan II komposisi fitoplankton menonjol hingga 98 %. Sedangkan pada musim barat, komposisi zooplankton mencapai 83 %. Hasil uji-t baik kelimpahan fitoplankton maupun zooplankton pada kedua musim menunjukkan berbeda nyata (p 0,05). Kandungan asam lemak omega-3 daging ikan yang terangkap di musim peralihan II lebih tinggi yaitu 25,35 % daripada ikan yang tertangkap pada musim barat (19,4 %) dari total asam lemak yang ada dalam daging ikan tersebut. Ikan lemuru pemakan fitoplankton yang didominasi jenis Rhizosolenia stolterfothii pada musim peralihan II, dalam dagingnya mengandung asam lemak omega-3 tinggi. Fitoplankton tersebut berperan penting sebagai bahan baku pembentuk omega-3 dalam tubuh ikan lemuru, dan diduga ikan ini memiliki gen yang berkontribusi dalam pembentukan enzim pemicu penggandaan jumlah omega-3. Sehingga direkomendasikan untuk menganalisis lebih lanjut kandungan bahan pembentuk asam lemak omega-3 yang terdapat pada fitoplankton jenis Rhizosolenia stolterfothii, untuk memperkuat dugaan bahwa Omega-3 dalam tubuh ikan lemuru bersumber dari jenis tersebut serta manganalisis enzim sekaligus gen pengkode enzim tersebut dalam tubuh ikan lemuru secara molecular.
English Abstract
Sardinella lemuru (Bali Sardinella) is small pelagic fish and has high omega-3, distributed in the east of Indian Ocean including south coast of East Java, Bali, and Lombok. Bali Sardinella is high fat fish which has different fat level. The difference of fat content depends on the size, the maturity, the season and the food of the fish. It is because Bali Sardinella in nature eats plankton and microalgae which produces omega-3 fatty acid. Thereby, plankton is the key of omega-3 forming in Bali Sardinella because sea phytoplankton is the prime producer of omega-3 in food chain. History said that the food of Bali Sardinella has been changing depends on the availability of plankton in nature. In 60`s, there were Indian researchers named Dhulked, Bensam, Noble, and Kadwade. In 70-80`s, Burhanuddin and Ritterbush conducted similar research in Bali Strait, and was continued by Pradini and Wudianto in 2001. All of them have different opinions. It was assumed that the difference was due to the oceanographic effect; they are windy season, upwelling event and regional climate phenomena. The purpose of this research is to get hydro oseanography (physical and chemical) parameter data of fishing ground of Bali Strait in the 2nd transitional season (September-November) and in west monsoon (December-February); to get data of plankton in waters (the diversity and the profusion) in both season; to get the composition of phytoplankton and zooplankton in the flank of Bali Sardinella in those seasons; to determine omega-3 fatty acid level in flesh of Bali Sardinella caught in both seasons; to determine the relationship between the profusion of plankton in waters as the food source of Bali Sardinella with the content of omega-3 fatty acid in Bali Sardinella taken in different season. The research material is hydro oceanography parameter, plankton Bali Strait, Bali Sardinella and plankton in Bali Sardinella`s stomach. Samples were taken in Bali Strait in November (in the 2 nd transitional season) and in February (in west monsoon season). The analysis was performed in Hydrobiology Laboratory of FPIK-UB and Organic Chemistry Laboratory of UGM Jogjakarta. The research uses descriptive method, regression and t-test for data analysis. Hydro oceanography parameter in Bali Strait in the 2 nd transitional season has lower temperature and salinity, while DO (Dissolved Oxygen) and chlorophyll-a in the same season is higher than in west monsoon season. Nutritious matter (phosphate, nitrate, and total organic matter) measuring in the 2 nd transitional season is higher than nutritious matter in west monsoon season, and in the depth of 20 m the number of the matter is higher than on the surface for both seasons. In the 2 nd season of phytoplankton, Bacillariophyceae (diatom) becomes over populated to 95.9% of all phytoplankton. One of the phytoplankton is Rhizosolenia stolterfothii . It becomes over populated to 87% of all phytoplankton of both water depths. On the contrary, in west monsoon season zooplankton that becomes over populated is class copepod with 88.3% of all zooplankton and is dominated by Paraeuchaeta norvegica and Acartia clausi. T-test shows that over populated phytoplankton in the 2 nd transitional season and west monsoon season is significantly different from P-value 0,05. T-test for the large number of zooplankton in both seasons shows that it is significantly different as well (P-value 0,05). The diversity of phytoplankton and zooplankton in both season shows that the stability of biota community of Bali Strait is in fair condition or in acceptable level of pollution. The plankton composition in Bali Sardinella`s stomach caught in the 2 nd transitional and west monsoon season in fishing ground is directly proportional to the large number of phytoplankton the water. In the 2 nd transitional season, the composition of phytoplankton is up to 98%. While in west monsoon season, the composition of zooplankton is up to 83%. Both t-test of the large number of phytoplankton and zooplankton for both seasons shows that they are significantly different from the P-value 0,05. Omega-3 fatty acid content in the fish flesh caught in the 2 nd transitional season is higher (25.35 %) than the fish caught in the west monsoon season (19.4%) from the total of fatty acid in the fish flesh. Bali Sardinella which eats phytoplankton from Rhizosolenia stolterfothii in the 2 nd transitional season has high omega-3 fatty acid. The phytoplankton takes the important part as the ingredient in the forming of omega-3 in Bali Sardinella, and it is assumed that it has gen which contributes in the forming of omega-3 multiplying trigger enzyme. Therefore, the researcher recommends further analysis for content of the matters which form omega-3 fatty acid in phytoplankton type Rhizosolenia stolterfothii, to ensure the prediction that omega-3 in Bali Sardinella comes from the mentioned type, and to analyze the enzyme and its coding gen in Bali Sardinella molecularly.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/597.45/KHA/s/041308026 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 597 Cold-blooded vertebrates > 597.4 Miscellaneous superorders of Actinopterygii |
Divisions: | S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 27 Feb 2014 10:52 |
Last Modified: | 27 Feb 2014 10:52 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157856 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |