Budiwijono, Tedjo (2012) Hubungan Ketersediaan Tepung Sari dengan Jumlah Pupa Normal dan Perbedaan Pupa Abnormal Lebah Apis mellifera di Daerah dengan Ketinggian Berbeda. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini dilakukan selama 60 hari yang berlangsung pada bulan Maret sampai April 2010 di Kecamatan Junrejo Kota Batu dengan ketinggian 950 m dan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang dengan ketinggian 597 m. Metode penelitian adalah deskriptif, sampel koloni Apis mellifera dipilih secara purposive sampling pada kotak lebah yang berisi 5 sisiran sarang. Analisa data menggunakan regresi, korelasi dan uji t untuk mengetahui perbedaan luas sisiran sarang tepung sari, luas sisian sarang pupa dan perbedaan jumlah pupa normal dan abnormal. Lebah digembalkan di Kecamatan Junrejo (950 m) dan Tumpang (597 m). Setelah penelitian didapatkan hasil sebagai berikut, Hubungan luas sisiran sarang tepung sari dan pupa di wilayah Junrejo membentuk garis prediksi y = 1,198X + 54,225 sedangkan di wilayah Tumpang y = 1,772X + 80,221.Tepung sari dan pupa berhubungan sangat erat dan saling berkaitan, nilai korelasi untuk Junrejo adalah 0,9175 dan Tumpang 0,4724 dengan nilai korelasi positif.Jumlah sel pupa normal dan abnormal tidak berbeda pada kedua tempat yang berbeda ketinggian tersebut. Luas sisiran sarang tepung sari pada kecamatan Junrejo (950 m) dan Tumpang (597 m) didapatkan perbedaan sangat nyata (P 0,01). Sedangkan pada luas sisiran sarang pupa tidak didapatkan perbedaan pada pengamatan di periode satu dan dua. Pada periode ke tiga dan empat didapatkan perbedaan yang sangat nyata (P 0,01). Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini didapatkan korelasi yang erat antara luas sisiran sarang tepung sari dan pupa serta didapatkan bentuk hubungan linear yang signifikan antara luas sisiran sarang tepung sari dan pupa pada tempat berketinggian 597 m dan 950 m. Luas sisiran sarang tepung sari pada ke dua tempat sangat berbeda. Luas sisiran sarang pupa pada kedua tempat tidak berbeda pada periode pertama dan kedua tetapi pada periode tiga dan empat berbeda. Tidak didapatkan perbedaan jumlah sel pupa abnormal pada kedua yang berbeda ketinggian tersebut. Hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini adalah budidaya Apis mellifera dapat dilakukan pada tempat berketinggian 597 m dan 950 m dan perlu dipertimbangkan ketersediaan tepung sari dan nektar.
English Abstract
The study was conducted for 60 days on March until April 2010 in Junrejo Subdistrict Batu City with the height of 950 m and Tumpang Sub-district Malang Regency with the height of 597 m. The methodology is descriptive the sample of Apis mellifera colony was chosen by purposive sampling in box of bees which contained of 5 set of nets. The data analysis used regression, correlatione and t-test to identify the difference between the volume of nest pollen, nest pupa and the difference the amount of normal pupa and abnormal. The bee is herded in Junrejo (950 m) ang Tumpang (597 m). The result is the correlation between the volume of nest pollen and pupa in Junrejo created prediction line Y = 1,198X + 54,225 meanwhile in Tumpang was Y = 1,772X + 80,21. The pollen and pupa have have very intimate correlation each other, the correlation point in Junrejo is 0,9175 and Tumpang is 0,4724 with positive correlation. The amount of normal and abnormal pupas cell are not different in the two place. The volume of nest pollen in Junrejo (950 m) and Tumpang (597 m) are very different with the significance (P 0,01). Whereas there is no difference that was found in the volume of nest pupa, on the first and second period. However, the difference was found in the third and fourth period with the significance (P 0,01). The result of the study is there is a significance correlation between the volume of nest pollen and pupa. Furthermore, there is significance linear correlation between the volume of nest pollen and pupa on the area with height of 597 m and 950 m. The volume of nest pollen in the two places was very different. Moreover, the volume of nest pupa was same in the first and second period, but it was different in the third and fourth period. The amount of abnormal pupa was remained the same in the two places. The suggestion is Apis mellifera cultivation can be done in the area with the height of 597 m and 950 m with the consideration of the pollen and nectar availability.
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | TES/595.799/BUD/h/041205657 |
| Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 595 Arthropoda > 595.7 Insecta (Insects) |
| Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan |
| Depositing User: | Endro Setyobudi |
| Date Deposited: | 09 Jan 2013 11:52 |
| Last Modified: | 09 Jan 2013 11:52 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157852 |
Actions (login required)
 |
View Item |