Suwita, IKomang (2010) Peran Ekstrak Kasar Polisakarida Larut Air Non-pati Umbi Gembili (Dioscorea esculenta) yang Diperoleh dari Berbagai Metode Ekstraksi dalam Penurunan Glukosa Darah Tikus Hiperglikemik. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
U mbi gembili (Dioscorea esculenta) merupakan salah satu jenis tanaman umbi yang telah banyak dikenal oleh masyarakat di Indonesia dan banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan tambahan atau pengganti. Berdasarkan peneliti terdahulu Dioscorea memiliki kandungan potensial, seperti mucilage kental yang terdiri dari larutan glikoprotein, dietery fiber, dioscorin dan diosgenin merupakan bahan dasar utama yang digunakan dalam produksi industri hormon steroid. Diosgenin juga telah digunakan selama ratusan tahun untuk mengobati rematik dan penyakit arthritis. Dioscoretine dari Dioscorea dumetorum telah terbukti menjadi agen hipoglikemik. Demikian pula dengan polisakarida terlarut, khususnya serat kental dari Dioscorea telah secara konsisten menunjukkan penurunan total serum dan low-density lipoprotein (LDL) tingkat kolesterol pada model hiperlipedemia. Namun pemanfaatan sebagai senyawa bioaktif dan bahan pangan yang dikandung dari kelompok Dioscorea belum banyak dilaporkan. Ekstraksi simultan umbi Dioscorea untuk menghasilkan senyawa bioaktif yang sekaligus menghasilkan bahan pangan saat ini masih belum banyak dilakukan. Pada umumnya ekstraksi yang dilakukan tidak banyak diarahkan untuk mempertahankan potensi sebagai bahan pangan. Demikian pula dengan kajian ataupun penelitian-penelitian di Indonesia khususnya yang mengarah sebagai sumber bioaktif atau bahan pangan masih sangat sedikit. Penelitian ini memanfaatkan Dioscorea jenis gembili sebagai sumber senyawa bioaktif (polisakarida larut air). Dengan mengembangkan metode ekstraksi yang tepat diharapkan pengolahan umbi gembili dapat meningkat sehingga pemanfaatannya bisa lebih luas bagi masyarakat. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I adalah proes ekstraksi PLA untuk mendapatkan ekstrak kasar PLA non-pati dari umbi gembili, yang meliputi; ekstraksi dengan air, dengan papain dan fermentatif menggunakan ragi tempe, yang dilanjutkan dengan karakterisasi komponen-komponen yang terkandung pada PLA. Tahap II adalah bioassay secara in vivo untuk mengetahui potensi PLA yang diperoleh pada penelitian Tahap I sebagai penurun gula darah pada tikus hiperglikemik yang meliputi; pengujian efek hipoglikemik, pengujian toleransi terhadap glukosa (GTT), pengujian absorpsi glukosa pada kantung usus terbalik (in situ), dan analisa asam lemak rantai pendek (SCFA) pada caecum tikus. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan nested design. Hasil pengujian efek hipoglikemik menunjukan, ekstrak kasar PLA yang diekstrak dengan ragi tempe memiliki potensi yang paling baik dalam menurunkan glukosa darah pada tikus hiperglikemik. Secara statistik kelompok tikus yang diberikan PLA dari berbagai metode ekstraksi, dan juga lama waktu pemberian PLA, menunjukan adanya pengaruh yang signifikan (α=0,05) terhadap penurunan glukosa darah. Untuk pengujian GTT dan analisa In Situ, PLA yang diekstrak dengan papain memiliki kemampuan menghambat penyerapan glukosa yang paling tinggi. Dan secara statistik untuk kelompok tikus yang diberi perlakuan PLA dari berbagai metode ekstraksi, tidak menunjukan adanya pengaruh terhadap penurunan penyerapan glukosa. Sedangkan lama waktu dalam perlakuan PLA dari berbagai metode ekstraksi yang diberikan pada kelompok tikus, menunjukan adanya pengaruh yang signifikan (α=0,05) terhadap penurunan penyerapan glukosa ke dalam darah pada GTT dan ke dalam kantung usus pada in situ. Jenis SCFA yang dihasilkan pada perlakuan dari berbagai ekstrak kasar PLA non pati umbi gembili, kelompok tikus yang diberi perlakuan PLA dengan papain memperlihatkan jumlah SCFA yang dihasilkan paling tinggi. Secara keseluruhan baik kelompok kontrol maupun yang diberi perlakuan PLA yang diekstrak dengan air, papain dan ragi tempe, hasil analisa terhadap caecum tikus menghasilkan jenis SCFA: asam asetat asam butirat asam propionat.
English Abstract
Dioscorea esculenta, one of tuber plants, is widely distributed in many areas of Indonesia and its tuber is consumed as an additional or a substitute for the more popular staple foods. It was stated that the tuber of Dioscorea spp contains some potential bioactive compounds like mucilage, dioscorin and diosgenin, each of which has a certain biological activity. The N-containing compound, dioscorin, is known to have an effect on the reduction of blood pressure, while diosgenin, steroidal compounds, has been claimed as to have some biological activities in relation with rheumatism and arthritis. The mucilage, mostly considered only as a kind of dietary fiber, and only recently reported that the tuber`s mucilage of this plant group to have an hypoglycaemic effect. The method of extraction of such compound, however, mostly neglected the role of the traditional use of the tuber as the source of starch. Simultaneous extraction to produce, both bioactive compounds and food components of Dioscorea`s tuber is still not found commercially. Similarly, very rare information was available regarding the study on extraction processes of bioactive compounds of Dioscorea spp, particularly of Dioscorea esculenta found in Indonesia. The study was conducted to develop an appropriate simultaneous extraction method by which non-starch water soluble polysaccharide and the food compound, starch, may be produced. The experiment was conducted in two stages. Phase I is a development of an extraction method to obtain a crude extract of non-starch water soluble polysaccharide (WSP). Three extraction methods were assessed, mainly, with water, papain and fermentation using tempe starter, forwarded with the characterization of the components contained in the WSP. Phase II is an in vivo bioassay. Its extract evaluated on hypoglycaemic effects, glucose tolerance test, glucose absorption test in inverted intestinal sacs (in situ) and analysis of Short Chain Fatty Acid in the rats caecum. This study used experimental design the nested design. The test results of hypoglycaemic effect indicated that tempe starter showed produced the best crude extract of the WSP. Statistically, groups of rats given the WSP from a variety of extraction methods, and also the duration of the WSP treatment, showed that there were a significant effect (α = 0.05) on decreasing blood glucose. Based on Glucose Tolerance Test (GTT) and in situ, papain showed produced WSP the highest effect on inhibition glucose absorbtion. Statistically for groups of rats treated with WSP from different extraction methods, did not show any effect on the decrease of glucose absorption. While the duration in the treatment of WSP from different extraction methods were given in groups of rats, showed that there was a significant effect (α = 0.05) toward decreased absorption of glucose into the blood in the GTT and into the bag at the in situ intestinal. Type of SCFA produced in the treatment from various of non-starch WSP crude extract of Dioscorea esculenta tuber, groups of rats treated with papain WSP showed the highest number of SCFA. Overall, both control groups or treated with WSP which were extracted with water, papain and tempe starter, results of caecum analysis produced SCFA type: acetic acid butyric acid propionic acid.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/584.357/SUW/p/041002512 |
Subjects: | |
Divisions: | S2/S3 > Magister Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 29 Nov 2010 09:01 |
Last Modified: | 29 Nov 2010 09:01 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157809 |
Actions (login required)
View Item |